Pagi ini, aku melihat Kak Ibud di dekat tiang bendera. Aku tersenyum melihatnya tapi aku tidak tahu He realized me or not. Tapi, sepertinya dia sadar karena kemudian Kak Ibud datang ke kelasku. Aneh... kupikir dia hendak ke toilet.
Dia bilang He wants to tell his deepest feeling to his angel. (aku belum cerita ya? Saat ini Kak Ibud sedang suka sama seseorang. Dia menamai gebetannya Angel semntara aku menamainya Angie). Aku tertawa mendenganya karena kupikir dia cuma bercanda dan karena sesudahnya kami mengobrol banyak hal yang tak ada hubungannya dengan Angie, eh ralat dia cerita banyak hal dan aku mendengarkannya sambil tersenyum. Aku suka melihat dia tertawa membuatku tertular perasasan bahagia yang sama.
Lalu aku sadar dia serius saat mengatakan mau menyatakan perasaannya. Dia bertanya “De, haruskah Kakak lakukan hal itu sekarang?”
“Apa?” tanyaku kebingungan.
“Tadi. Kakak bilang kan mau tell my deepest feeling.”
“Cie2... Ceritanya mau nembak nih?”
“Ngga, Kaka Cuma mau ngasih tahu perasaan Kakak ke dianya. Kakak ngga minta jawaban.”
“Sama aja. Intinya bilang kalau Kakak suka ama dia kan?
Ya udah sih.. Sekarang aja..”
“Tapi.. di kelasnya ada banyak orang.”
“Mumpung sekarang masih segitu. Kalau siang, makin banyak lagi lho.”
“Ya sih”
“Bukannya tadi Kakak datengnya pagi-pagi sekali sekitar jam 6an? Kenapa ngga bilang saat itu aja?”
“Masalahnya kemarin Kakak teh janjian ketemuan ama dianya pulang sekolah.”
“Ya udah pulang sekolah ja.”
“Kalau pulang sekolah teh Kakak mau ke ITB. Kakak lupa,De”
“Hah?! Kakak mau ke ITB? Minta oleh-oleh pin ya.. Ok?”
“Jadi sekarang gimana nih?”
“Ya udah,sekarang aja.”
“Tapi, Kakak ngga berani.”
“Kalau cara Hana sih Hana bilang ama diri sendiri: Sekarang atau tidak sama sekali.”
“Bener juga. Sekarang atau tidak sama sekali”
Kak Ibud berjalan dengan cepat kemudian berjalan mundur dengan cepat juga.
“Ngga jagi deh. Kakak pilih tidak sama sekali aja.”
Aku pura-pura tidak mendengar dan terus berkata “Sekarang atau tidak sama sekali”
“Sekarang atau tidak sama sekali ya?” Kak Ibud bersiap mengambil langkah pergi.
“Ya udah, good luck ya!!” kataku sambil kembali berjalan masuk ke kelas
“Dih.. mau kemana?”
“Lah.. Kakak kan mau nembak masa Hana di sini?”
“Kamu jangan pergi. Kalau bisa mah pang rekamin.”
“Ngga mau ah. Angie kan tahunya Hana ngga tahu kalau Kakak suka ama dia. Kalau Hana ngerekam mah sama aja bohong atuh.”
“Ya udah, tunggu di sini atuh.”
“iya.. iya..” aku tambah dengan gerakan mengangguk.
Setelah itu,kak ibud bilang kalau dia benar-benar berterimakasih padaku. . Hana senang mendengarnya karena akhirnya hana bisa melakukan sesuatu yg bisa membalas kebaikan kak ibud selama ini.
Dia bilang He wants to tell his deepest feeling to his angel. (aku belum cerita ya? Saat ini Kak Ibud sedang suka sama seseorang. Dia menamai gebetannya Angel semntara aku menamainya Angie). Aku tertawa mendenganya karena kupikir dia cuma bercanda dan karena sesudahnya kami mengobrol banyak hal yang tak ada hubungannya dengan Angie, eh ralat dia cerita banyak hal dan aku mendengarkannya sambil tersenyum. Aku suka melihat dia tertawa membuatku tertular perasasan bahagia yang sama.
Lalu aku sadar dia serius saat mengatakan mau menyatakan perasaannya. Dia bertanya “De, haruskah Kakak lakukan hal itu sekarang?”
“Apa?” tanyaku kebingungan.
“Tadi. Kakak bilang kan mau tell my deepest feeling.”
“Cie2... Ceritanya mau nembak nih?”
“Ngga, Kaka Cuma mau ngasih tahu perasaan Kakak ke dianya. Kakak ngga minta jawaban.”
“Sama aja. Intinya bilang kalau Kakak suka ama dia kan?
Ya udah sih.. Sekarang aja..”
“Tapi.. di kelasnya ada banyak orang.”
“Mumpung sekarang masih segitu. Kalau siang, makin banyak lagi lho.”
“Ya sih”
“Bukannya tadi Kakak datengnya pagi-pagi sekali sekitar jam 6an? Kenapa ngga bilang saat itu aja?”
“Masalahnya kemarin Kakak teh janjian ketemuan ama dianya pulang sekolah.”
“Ya udah pulang sekolah ja.”
“Kalau pulang sekolah teh Kakak mau ke ITB. Kakak lupa,De”
“Hah?! Kakak mau ke ITB? Minta oleh-oleh pin ya.. Ok?”
“Jadi sekarang gimana nih?”
“Ya udah,sekarang aja.”
“Tapi, Kakak ngga berani.”
“Kalau cara Hana sih Hana bilang ama diri sendiri: Sekarang atau tidak sama sekali.”
“Bener juga. Sekarang atau tidak sama sekali”
Kak Ibud berjalan dengan cepat kemudian berjalan mundur dengan cepat juga.
“Ngga jagi deh. Kakak pilih tidak sama sekali aja.”
Aku pura-pura tidak mendengar dan terus berkata “Sekarang atau tidak sama sekali”
“Sekarang atau tidak sama sekali ya?” Kak Ibud bersiap mengambil langkah pergi.
“Ya udah, good luck ya!!” kataku sambil kembali berjalan masuk ke kelas
“Dih.. mau kemana?”
“Lah.. Kakak kan mau nembak masa Hana di sini?”
“Kamu jangan pergi. Kalau bisa mah pang rekamin.”
“Ngga mau ah. Angie kan tahunya Hana ngga tahu kalau Kakak suka ama dia. Kalau Hana ngerekam mah sama aja bohong atuh.”
“Ya udah, tunggu di sini atuh.”
“iya.. iya..” aku tambah dengan gerakan mengangguk.
Setelah itu,kak ibud bilang kalau dia benar-benar berterimakasih padaku. . Hana senang mendengarnya karena akhirnya hana bisa melakukan sesuatu yg bisa membalas kebaikan kak ibud selama ini.