Top Social

Happy Birthday Hana! I want you to remember..

|

Dear hana,

Happy b’day to you! Happy b’day to you! happy b’day yang ke-19! \(^o^)/

Can u believe that you’re already 19 years? :D I can’t believe it my self. Waktu serasa berlalu dengan cepat ya? Kau ingat saat TKA, kau selalu rangking 2? Kemudian di akhir tahun kau mendapat peringkat satu tapi kau tidak mendapat boneka barbie yang umi janjikan jika kau mendapat peringkat satu. Saat itu, kau mulai belajar menerima bahwa ada hal-hal yang tidak bisa kita dapatkan walaupun kita menginginkanya.


Bagaimana dengan sailormoon? Tokoh kartun Jepang yang selalu kau tonton waktu TKA itu? Masihkah kau mengingatnya? Ingat tidak ketika umi hendak mematikan TV dan melarang kau menonton Sailormoon. Lalu kau merengek dan memohon agar beliau tetap memperbolehkanmu menonton tv. Beliau bertanya apa yang dapat kau pelajari dari kartun tsb, Kalau tidak salah ingat kau berhasil menjawabnya, walau aku sudah lupa persisnya apa yang kau jawab.  Semenjak itu, kau belajar untuk mengambil pelajaran atau hikmah dari acara TV dan film yang kau tonton.


O ia, bagaimana ketika waktu kau mau masuk SD? Umi bilang kau harus selalu rengking satu. Lalu kau bertanya kenapa kau harus selalu rengking satu? Umi bilang supaya kau dapat PMDK masuk UI. Lalu dirimu teringat saat kau menonton tayangan di TV saat terjadi reformasi, Kau melihat para mahasiswa UI dan kau merasa mereka keren karena mereka membantu melakukan perubahan. Saat itu, kau tetapkan tekadmu untuk belajar rajin dan selalu pringkat satu supaya masuk UI. Kau ingin menjadi bagian dari perubahan seperti mereka. Dan lihat sekarang, kau mahasiwa UI. Alhamdulillah salah satu mimpimu tercapai :)

Kuberitahu kau satu hal, saat Kelas 1 dan 2 SD kau paling cengeng, kau selalu menangis saat mendapat nilai di bawah nilai 9. Kau takut umi akan marah, tapi ternyata umi tidak memarahimu karena nilaimu tetapi karena kau menangis dan malah memarahimu karena merepotkan guru-gurumu. :) Apakah kau mengingatnya Hana?

Dulu kau sering melihat kalender berharap akan tiba hari abi pulang ke karawang, sehingga kau bisa meminta beliau menggedongmu atau memijatmu. Tapi ternyata beliau lebih sering pulang sebulan sekali. Saat itu, kau pun mulai tersebiasa dan berhenti berharap. Karena kau tahu abimu akan pulang saat beliau menginginkannya.
Lalu ingat tidak ketika kelas empat, kau selalu iri sama murid pindahan yangs elalu mendapat nilai ulangan lebih baik di atasmu. Kau menganggap dia saingannmu dan kau sangat membenci dirinya. Sekera apapun usahamu, kau tidak pernah mendapat nilai lebih baik dari dirinya. Anehnya, kau yang mendapat peringkat satu. Lalu di akhir kelas empat, teman yang selama ini kau benci bilang bahwa dia mengagumimu. Kau malu pada dirimu sendiri dan semenjak itu kau belajar bahwa iri pada seseorang hanya membuat dirimu sedih dan tidak bermanfaat bagi dirimu.


Apakah kau masih mengingatnya dengan jelas Hana? :) kalau tidak, mungkin kau harus mengakui bahwa kau sudah bertambah tua. Hahahah :D


Aku tahu saat ni kau merasa sedang jenuh dan merasa stress. Tapi, aku ingin mengingatkan mu untuk bermimpi, bekerja keras, dan memiliki motivasi internal yang kuat. Remember when u 1st got accepted in SMP 1 Karawang? You want to be OSIS leader. Everybody said that it was impossible, but you kept dreaming and believing. Cita2 mu menjadi tercapai. Lalu saat kau ingin menjadi murid berprestasi tingkat kab. Karawang, kau berhasil. Padahal saat itu, masa-masa yang cukup berat bagimu. Kau bermusuhan dengan sepupu-sepupumu dan kau dibenci teman2 yang tidak menyukai kinerjamu sebagai ketua OSIS. Kau begitu tertekan sampai pernah terbesit untuk bunuh diri. Dan saat itu pertama kalinya asmamu kambuh parah, kau merasa seperti ada seseorang yang mencekik lehermu. Bukan pilek yang tiap pagi kau alami. Kau tahu apa yang membuatmu bertahan menghadapi masa-masa sulit tersebut? Karena kau memiliki harapan akan mimpi-mimpimu. Kau tahu mantra patronus untuk para dementor. Kau tetap bertahan karena kau ingin menjadi orang sukses yang bisa membuat umi tersenyum. Kau juga tahu kalau bunuh diri itu tindakan pengecut karena itu hanya menandakan kau lari dari masalah. Kau selalu berkata pada dirimu sendiri bahwa jangan pernah lari dari masalah, kau percaya masalah ini akan berakhir. Kau percaya Allah tidak akan memberi beban melebihi kemampuan hambaNya dan kau percaya bahwa Allah akan memberi kemudahan. :D


Lalu saat SMA, cita2mu untuk memiliki kakak laki-laki, jadi penyiar radio, dan PMDK UI berhasil tercapai. Ingat kata-kata Waltz Disney. “if you can dream it, you can do it”. Kenapa? Karena kita biasanya menetapkan cita2 karena kita tahu bahwa kita bisa mencapainya.
Aku  berharap di usia berapapun kamu membaca surat ini, aku ingin kamu tidak patah semangat ataupun putus asa. ingat mimpi2mu kan?
  • Kau ingin jadi psikolog dan memiliki gelar Prof. Hana Bilqisthi, Ph.d
  • Kau ingin dapet beasiswa S2 psikologi di Oxford/Harvard University
  • Kau ingin mendirikan lembaga konsultasi psikologi di Karawang
  • Kau ingin mendirikan majalah yang isinya tentang psikologi atau psychology today versi Indonesia
  • Kau ingin menjadi menteri pendidikan
  • Kau ingin menikah dengan pria yang mencintaimu dan keluargamu, dia memiliki visi dan misi yang sama denganmu
  • Kau ingin memiliki empat orang anak dan nama mereka diawali huruf H
  • Kau ingin menjadi uwa atau bibi favorit bagi keponakan2mu
  • Kau ingin memiliki apartemen dan juga rumah dengan halaman yang luas
  • Kau ingin.... (lanjutin sendiri ya.... capek juga ngetiknya. Hehehhe ) :D

Kalau kau merasa stres, jenuh, tertekan sampai kehilangan kepercayaan diri, ingatlah dan percayalah pada janji Allah yang tidak akan memberikan beban di luar kemampuan HambaNya. Ingatlah mimpi-mimpimu, Hana. Jika masih belum berhasil, katakan pada dirimu sendiri bahwa kau bisa melewatinya. Kau harus tahu bahwa bukan hanya kau saja yang mengalami kesulitan, ada banyak orang di dunia ini yang sama2 berjuang sepertimu, Hana. Bahkan banyak yang lebih parah. Kau masih beruntung punya keluarga, teman, bisa makan dan minum tanpa perlu bekerja keras, kau tinggal di Indonesia yang tidak mengalami perang,  Kau masih bisa bersekolah, Kau masih bisa bernapas dan sehat sampai hari ini. Kalau kau membaca ini, ketika sakit,bersyukurlah sakitmu tidak begitu parah. Intinya aku ingin kau tidak berhenti bermimpi, bekerja keras, dan memiliki motivasi internal yang kuat. Bukankah kau menganggap dirimu gadis paling beruntung sedunia? Semangat Hana!!! ^_^

Love,

Hana Bilqisthi yang berusia 18 tahun.

ANALISIS FILM MY SISTER’S KEEPER

|

1.         Sinopsis
            Film My Sister’s Keeper merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Jody Picolt. Film ini menceritakan tentang Anna Fitzgerald  yang dilahirkan ke dunia dengan teknik rekayasa genetika in vitro demi menyelamatkan kakak perempuannya, Kate Fitzgerald  yang menderita acute promyelocytic leukemia. Awal dari film ini menggambarkan kondisi keluarga Fitzgerald . Keluarga Fitzgerald terdiri dari Brian Fitzgerald (ayah), Sara Fitzgerald (ibu), Bibi Kelly (adik Sara Fitzgerald),  Kate Fitzgerald (anak sulung), Jesse Fitzgerald (anak kedua), dan Anna Fitzgerald (anak bungsu). Keluarga Fitzgerald adalah keluarga yang saling mencintai satu sama lain dan mereka berusaha keras dan sebaik mungkin untuk mempertahankan Kate agar tetap hidup.
Usaha Brian dan Sara mempertahankan Kate dengan cara menjadikan Anna sebagai donor adalah atas saran dokter yang menangani Kate. Sebelum Anna dilahirkan, dokter menyarankan agar Brian dan Sara agar memiliki anak lagi, dengan pertimbangan bahwa anak yang akan dilahirkan memiliki kemungkinan lebih besar menjadi donor yang cocok untuk Kate dibandingkan harus menanti donor yang tepat tanpa kepastian waktu untuk mendapatkannya. Untuk beberapa lama, sepertinya rencana Brian dan Sara untuk menyelamatkan Kate dapat berjalan lancar. Sayangnya, ketika penyakit Kate semakin parah, maka timbul masalah di keluarga Fitzgerald. Kate merasa bahwa dia merupakan penyebab masalah di keluarganya dan merasa bersalah. Hal ini disebabkan Kate menyadari bahwa Brian dan Sara terlalu fokus merawat dirinya sehingga tidak memperhatikan Jesse dan Anna. Jesse sewaktu kecil harus tinggal terpisah dari Brian dan Sara yang harus fokus merawat Kate. Bahkan, mereka telat menyadari bahwa Jesse disleksia.  Anna pun sejak kecil terpaksa berulangkali menjalani serangkaian test untuk memastikan bahwa dirinya adalah donor yang cocok bagi Kate dan mendonorkan limposit dan granulositnya.
Sayangnya, ketika Anna berusia sebelas tahun, rencana Brian dan Sara tidak berjalan lancar. Anna menuntut orang tuanya karena mengetahui bahwa dia harus mendonorkan ginjalnya.  Hal ini disebabkan mendonorkan ginjalnya berarti dia tidak dapat melakukan dua hal yang diinginkannya, menjadi pemandu sorak dan bermain bola.  Dia meminta emansipasi medis dan hak atas tubuhnya sendiri. Pengacara Attorney Campbell Alexander bersedia membantu Anna menuntut orang tuanya karena beliau merasa senasib dengan Anna dalam hal tidak memiliki kuasa akan tubuhnya sendiri. Hal ini disebabkan beliau mengidap epilepsi.
Sara Fitzgerald  marah besar ketika mengetahui Anna  menuntut dirinya dan suaminya.  Dia tidak bisa menerima hal tersebut. Kemarahan Sara disebabkan sikapnya yang overprotektif terhadap Kate dan sangat terobsesi mempertahankan Kate agar tetap hidup. Sikap overprotektif Sara terlihat di adegan ketika Sara bertengkar dengan Brian karena Brian berusaha memenuhi permintaan Kate, yang sedang dirawat ,untuk membawanya ke pantai. Alasan Brian memenuhi permintaan putrinya karena Brian tidak tega membiarkan Kate terkurung di rumah sakit. Sementara, Sara khawatir berpergian akan membuat penyakit Kate bertambah parah.  Sara meneriaki Brian agar mengembalikan Kate ke rumah sakit.
            Ketika di pengadilan, Jesse Fitzgerald berusaha mengungkap alasan sebenarnya Anna menuntut kedua orang tuanya. Jesse mengungkapkan bahwa sebenarnya tindakan Anna adalah permintaan Kate. Kate merasa dirinya sudah tidak memiliki harapan hidup. Selain itu, dia ingin menyusul kekasihnya, Taylor,  yang telah meninggal karena kanker. Sara tidak percaya mendengarnya dan menyangkalnya. Namun, Jesse berusaha meyakinkan ibunya dengan berkata “Kate is dying and everybody knows it but you love her so much and you do not want to let her go.”. Brian juga berusaha meyakinkan istrinya bahwa Kate sebenarnya ingin mati,  “She  told you milion times but you did not want to hear it.”
            Saat di rumah sakit, Kate berbicara empat mata dengan ibunya  dan berusaha meyakinkan ibunya untuk merelakan dia pergi. Namun, Sara tetap belum bisa merelakan Kate dan bersikeras agar Kate tetap dioperasi. Akan tetapi takdir berkata lain, sebelum operasi sempat dilakukan, Kate meninggal.  Dia meninggal malam itu dengan ibunya tidur di sampingnya. Setelah Kate meninggal, pengacara Alexander membawa hasil keputusan dari pengadilan bahwa Anna memenangkan kasusnya. Keluarga Fitzgerald berusaha melanjutkan hidup mereka tanpa Kate. Sara kembali bekerja, Brian mengambil pensiun dini dan membantu program remaja bermasalah. Jesse dan Anna kembali ke sekolah. Jesse bahkan mendapatkan beasiswa seni. Meski sibuk dengan aktivitas masing-masing, tetapi setiap tahunnya, tepatnya setiap ulang tahun Kate, mereka sekeluarga pergi ke Montana, tempat favorit Kate.
           
2.         Analisis Film
            Film My Sister’s Keeper berkaitan erat dengan etika karena memiliki nilai etis. Film ini berusaha menjelaskan hal yang dianggap benar dalam menolong Kate Fitzgerald.  Ada dua sudut pandang tokoh, Sara Fitzgerald  dan Anna Fitzgerald,  yang tingkah lakunya akan dianalisa menggunakan prinsip-prinsip etika: hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, hak dan kewajiban, dan teori-teori etika.
2.1.      Hati Nurani
            Hati nurani dimaksudkan sebagai penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan dengan tingkah laku konkret kita Hati nurani memerintahkan atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu. Terdapat dua bentuk hati nurani, yaitu hati nurani retrospektif yang memberikan penilaian tentang perbuatan-perbuatan yang telah berlangsung di masa lampau dan hati nurani prospektif yang melihat ke masa depan dan menilai perbuatan kita di waktu mendatang. 
            Ketika Sara memaksa Anna untuk mendonorkan ginjalnya untuk Kate sebenarnya Sara telah melanggar hati nuraninya. Sebenarnya dia mengetahui bahwa tindakannya itu tidak tepat. Di pengadilan, Sara mengakui bahwa tindakan memaksa Anna untuk mendonorkan bagian dari tubuhnya  jika dilihat dari sudut pandang Anna merupakan tindakan brutal. Sara bahkan terdiam dan tidak bisa menjawab pertanyaan pengacara Alexander “Who stands up for Anna?”. Hati nurani restropektifnya menilai bahwa tindakannya itu salah. Namun, Sara memilih tidak mengikuti hati nuraninya untuk tidak memaksa Anna sehingga integritas pribadinya hancur dan martabatnya terkhianati.
            Berbeda dengan Anna, dia mengikuti hati nuraninya. Hati nuraninya menyuruhnya untuk merelakan kakaknya, Kate pergi dan mengatakan kepada orang tuanya apa yang ia inginkan, yaitu mereka tidak boleh memaksanya mendonorkan ginjalnya untuk Kate. Walaupun awalnya Anna terlalu takut dengan orang tuanya. Namun, berkat bujukan dari Kate, Anna berani mengikuti hati nuraninya untuk merelakan kakaknya, Kate pergi dan mengatakan apa yang ia inginkan.
2.2.      Hak dan Kewajiban
            Terdapat berbagai jenis hak, yaitu hak legal dan moral, hak khusus dan umum, hak positif dan negatif, hak individual dan sosial. Tetapi yang akan digunakan pada bahasan ini adalah hak legal dan moral, hak umum, dan hak negatif. Hak legal adalah hak yang didasarkan atas hukum (undang-undang), sementara hak moral adalah didasarkan atas prinsip atau peraturan etis saja. Hak umum adalah hak yang dimiliki oleh setiap manusia, bukan karena hubungan atau fungsi tertentu, melainkan semata-mata karena ia manusia. Hak umum biasa disebut sebagai hak asasi. Hak negatif dapat dibedakan menjadi hak negatif aktif yaitu hak untuk berbuat atau tidak berbuat seperti yang orang kehendaki, sementara hak negatif pasif adalah hak untuk tidak diperlakukan orang lain dengan cara tertentu.
            Dalam film my sister’s keeper, orang tua Anna telah melanggar hak asasi dan negatif pasif Anna karena memaksa dirinya untuk menjadi donor bagi kakaknya. Anna berhak untuk tidak dipaksa mendonorkan ginjalnya atau bagian tubuhnya yang lain. Sementara Sara dan Brian memiliki hak negatif aktif, hak untuk berbuat atau tidak berbuat seperti yang dikehendaki. Sara memiliki hak untuk memaksa atau tidak memaksa Anna mendonorkan ginjal untuk Kate. Namun, Sara memilih untuk memaksa Anna mendonorkan ginjalnya.
Hak berkaitan erat dengan kewajiban. Ketika seseorang ingin mendapatkan haknya maka ia harus menjalankan kewajibannya, sebaliknya jika seseorang telah mendapatkan haknya maka terdapat kewajiban yang mengikutinya. Sara belum dapat melaksanakan kewajiban sebagai orang tua untuk memberikan rasa aman kepada Anna. Anna merasa ketakutan untuk mengatakan bahwa ia berhak untuk tidak dipaksa mendonorkan ginjalnya. Namun di sisi lain, sebagai anak, Anna memiliki kewajiban untuk patuh kepada kedua orang tuanya. Hal inilah yang menyebabkan di keluarga Fitzgerald terjadi konflik. Di satu sisi, Anna memiliki kewajiban untuk patuh pada orang tuanya tetapi di sisi lain, Anna memiliki hak untuk tidak dipaksa mendonorkan ginjalnya.
2.3.      Kebebasan
Terdapat beberapa bentuk kebebasan, yaitu kebebasan dari kesewenang-wenangan, kebebasan fisik, kebebasan yuridis, kebebasan psikologis, kebebasan moral, dan kebebasan eksistensial. Kebebasan dan kesadaran merupakan syarat utama dari tanggung jawab.
            Dalam film my sister’s keeper, Anna tidak memiliki kebebasan fisik, yuridis dan psikologis. Sejak kecil, orang tuanya telah memaksanya untuk menjadi donor bagi Kate. Anna tidak memiliki kebebasan akan tubuhnya sendiri. Anna juga tidak memiliki kebebasan yuridis. Dalam film diceritakan bahwa Anna masih dibawah hak asuh orang tuanya sehingga ia harus patuh pada kedua orang tuanya. Selain itu, Anna juga tidak bebas secara psikologis karena Anna takut kepada kedua orang tuanya. Kalaupun Anna bersedia menjadi donor untuk Kate, hal itu karena Anna merasa takut dan tertekan bukan karena keinginannya sendiri. Oleh karena itu demi memperoleh kebebasan fisik, yuridis, dan psikologis, Anna menuntut kedua orang tuanya. Di sisi lain, Sara sebagai orang tua Anna secara hukum atau menurut kebebasan yuridis, bebas untuk memaksa Anna untuk menjadi donor bagi Kate.
2.4.      Teori-Teori Etika
Sara Fitzgerald, ibu dari Anna dan Kate Fitzgerald menggunakan teori deontologi W.D. Rose dalam menentukan nilai kebenaran dalam tindakannya. Kewajiban itu selalu merupakan kewajiban prima facie. Untuk mengetahui apa yang terbaik, jika terjadi konflik antar kewajiban, seseorang menggunakan akal budi. Dalam film my sister’s keeper, Sara menyadari dia memiliki kewajiban-kewajiban yang harus ditanggung dalam perannya sebagai manusia dan seorang ibu. Namun, ketika terjadi konflik antara kewajiban menyelamatkan Kate dan melindungi Anna, Sara menggunakan akal pikirannya menempatkan kewajiban untuk menyelamatkan anak pertamanya, Kate Fitzgerald di atas kewajibannya yang lain. Menurut teori deontologi W.D. Rose, tindakan yang dilakukan Sara dengan memaksa Anna memenuhi kewajibannya menyelamatkan Kate merupakan tindakan yang benar.
            Tindakan Sara dianggap sebagai tindakan benar jika dilihat dari teori hedonisme. Hal ini dikarenakan menurut teori hedonisme, seseorang dikatakan baik jika memuaskan keinginan seseorang. Tindakan Sara memaksa Anna untuk mendonorkan ginjalnya merupakan tindakan yang benar karena Sara merasa senang jika Anna mau mendonorkan ginjalnya untuk Kate.
            Menurut teori utilitarisme klasik Jeremy Bentham, sesuatu dikatakan baik jika memberikan kebahagiaan terbesar bagi orang banyak. Tindakan Anna menolak menjadi donor bagi Kate dengan menuntut kedua orang tuanya adalah benar. Hasil dari tindakan Anna membuat keluarga Fitzgerald lebih bahagia dibandingkan ketika Kate masih hidup. Kedua orang tuanya dapat melakukan apa yang mereka inginkan. Selain itu, Jesse dan Anna bisa mendapatkan perhatian yang lebih banyak dari kedua orang tuanya dibanding ketika Kate masih hidup. Kate sendiri merasa bahagia karena keinginannya terpenuhi dan dia dapat terbebas dari rasa sakit yang ia rasakan selama ini. Oleh karena itu menurut teori utilitarisme klasik Jeremy Bentham maka tindakan Anna adalah hal yang benar.

3.         Kesimpulan
            Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:
a.         Sara Fitzgerald
Sara Fitzgerald tidak mengikuti hati nuraninya. Sara memiliki hak negatif aktif untuk memaksa Anna mendonorkan ginjalnya. Namun, Sara tidak memenuhi kewajibannya sebagai orang tua untuk memberikan rasa aman kepada Anna. Menurut kebebasan yuridis, Sara bebas untuk memaksa Anna. Jika dilihat dari teori deontologi W.D. Rose dan hedonisme, dapat dikatakan bahwa tindakan Sara itu benar.
b.         Anna Fitzgerald
Anna telah mengikuti hati  nuraninya dengan menuntut kedua orang tuanya. Orang tua Anna, terutama Sara telah melanggar hak asai dan hak negatif pasif Anna. Hal itu menyebabkan Anna tidak bebas secara fisik, yuridis, dan psikologis. Menurut teori utilitarisme klasik Jeremy Bentham, tindakan Anna adalah benar karena membawa kebahagiaan kepada orang banyak.





Daftar Pustaka

Bertens, K. (2002). Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pokorny, D., Furst,S.,  Tropper, M., Emmerich,T., Finn, M., & Kaufman, M. (Executive
 Producer), & Cassavetes, N. (Director). (2009). My sister’s keeper  [Film]. United States:  Mark Johnson/Curmudgeon/Scott L. Goldman Production.


Lisensi Creative Commons
Analisis film My Sister's Keeper by Hana Bilqisthi is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License.

Psychologeek

|
Semester 2 ini gue sering sekali mengeluh.. gue merasa 22 sks terlalu berat buat gue.. Gue stres dan tertekan. Gue seolah lupa kalau Allah ngga pernah ngasih beban melebihi kapasitas hambaNya.

Beberapa waktu lalu, gue ikut sesi fogus group mengenai masalah-masalah yang dihadapi waktu jadi maba. Dari situ, gue dapet insight kalau gue ngga sendirian, bahkan ada yang mengalami masalah yang lebih parah daripada gue.

Saat iktu sesi focus group tersebut gue jadi inget hal yang membuat gue bertahan menghadapi masa-masa sulit menjadi maba adalah ketika gue tersadar bahwa alasan gue masuk psiko adalah karena gue suka psikologi dan itu pilihan gue. Kalau gue suka harusnya gue ngga ngeluh. Selain itu, gue seharusnya komit sama pilihan gue dan menjalani semuanya, baik gue suka atau ngga. I mean gue udah milih psiko berarti gue harus nanggung resikonya juga kan?


Ngomong soal psikologi, gue baru menyadari cita2 besar dari kaos angkatan gue. Kaos angkatan gue tuh tulisannya psychologeek.  Seinget gue yang gue baca dari Go-girl kalau geek tuh artinya seseorang yang sangat antusias dengan hal yang disukainya sehingga dia rela melakukan apapun demi memperoleh pengetahuan lebih mendalam tentang hal yang disukainya..  geek itu terlihat begitu terobsesi dengan hal yang disukainya sehingga rela berjam2 untuk melakukan hal yang disukainya tersebut.

Gue jadi tersadar ada makna filosofis besar dari kaos angkatan gue. Melihat Kaos tsb, gue ngerasa yang ngedesain kaos tu pengen angkatan gue jadi psychologeek,orang2 yang sangat menyukai /berminat psikologi dan rela melakukan apapun demi mendapatkan pengetahuan lebih mengenai psikologi.

Gue jadi ngerasa kalau kaos itu telah menyindir gue yang selama ini kerjaan ngeluh. Gue jadi malu sama diri gue sendiri. Tapi, gue juga bersyukur karena kaos angkatan gue, gue jadi inget alasan gue masuk psikologi dan menyadarkan gue untuk menjadi seorang psychologeek.
Wish me luck guys! :D

Gue butuh meja SMA!!!!

|


Gue rasa dari baca judulnya aja kalian tahu masalah apa yang tengah gue hadapi. Jadi, begini ceritanya :
Dulu waktu SMA, gue selalu berkhayal duduk di bangku2 kuliah yang kecil itu. Kesannya keren dan praktis gitu. :)

Dan sekarang ketika gue kuliah, gue menyadari kalau meja kuliah tu kecilnya minta ampun. Well, setidaknya buat gue meja kuliah tuh sempit. Catet, bukan karena gue gemuk meja kuliah itu sempit, tinggi badan gue cuma 150cm  dengan berat badan 39kg. Sempitnya meja disebabkan gue tipe yang selalu bawa barang selengkap dan sebanyak mungkin. Tempat pensil gue aja isinya cukup lengkap dari spidol, staples, stabilo, pulpen warna, tip-ex, post-it, dll. Intinya tempat pensil gue tuh cukup lengkap. Gue juga tipe yang bawa semua buku teks yang dibutuhkan. Kalau di silabus suatu mata kuliah disuruh bawa dua buku, ya gue bawa dua buku. Isi tas gue juga selalu penuh karena gue bawa binder beserta cadangan isinya, mukena, payung, tempat minum, laptop, agenda, dan benda-benda yang menurut gue perlu dibawa.  Dengan barang bawaan sebanyak itu, meja gue tidak cukup...

Masalah lainnya adalah banyak banget barang gue yang berjatuhan ketika gue simpen semua barang tersebut di meja. Temen2 kuliah gue sering banget bilang “Barang apa sih yang ngga pernah loe jatuhin?”,“Si Hana selalu aja ngejatuhin barang.”, “Kapan sih loe ngga ngejatuhin barang?”, “Sekali-kali loe jangan keluarin banyak barang/bawa barang banyak deh”

Err... gue juga sebenernya ngga mau ngejatuhin barang tapi barang tersebut berjatuhan kalau gue gerak dikit aja. Gue kadang bercanda kalau gaya gravitasi suka sama barang2 gue. Well, sebenarnya gue selalu bawa banyak barang adalah karena gue adalah seorang melankolis yang lebih suka mencegah atau prepare. Gue bawa barang sebanyak mungkin jadinya ketika gue butuh something, gue tinggal buka tas gue. Gue ngga ngerepotin orang dengan pinjem barang ataupun ngeluarin duit lebih karena harus beli sesuatu yang gue punya tapi ngga bisa dipake karena gue ngga bawa.

Gue inget banget waktu jalan bareng2 temen gue, dan kami berencana iseng tukeran tas demi mencoba meringankan beban kami. Temen2 gue ngga da yang mau bawa tas gue. Gue ketawa kalau inget hal itu. :D
Yang paling parah adalah ketika tas gue masih penuh padahal gue kuliah cuma satu mata kuliah. Gue sendiri juga sering bertanya2 apa yang sebenarnya gue bawa samapi tas gue bisa seberat itu. Lho kok jadi curcol tas berat bukannya meja ya? 


Yah.. pokoknya  gue kangen meja SMA, tempat dimana gue bisa nyimpen barang2 gue di kolong meja dan bisa nyimpen buku serta barang sebanyak apapun. J

 gambar kursi kuliah diunduh dari www.gudangfurniture.com/images/k1008.jpg
gambar meja sma diunduh dari http://wb6.itrademarket.com/pdimage/29/s_1102029_s2020010.jpg

Jika Ciri anak UI adalah insomnia, lalu gue???

|
"Semua orang diberi waktu 24 jam, tergantung kalian memanfaatkannya"
-Gue lupa baca ini dari buku apa

Image Courtesy of McLac2000 at pixabay.com


Gue adalah mahasiswa yang jam tidurnya masih dari jam 9 malem dan bangun pas adzan subuh. You might be surprise? Well, temen2 gue juga gitu. Entah kenapa tiap jam 9 seolah ada alarm di kepala gue yang menyuruh gue tidur. Jam tidur gue yang jam 9 malem itu menyebabkan gue selalu diledek sama temen2 gue, bahkan dari SMP. Cuma gue ngga pernah menggubris ucapan mereka. Jam tidur gue ngga pernah jadi masalah bagi gue, sampai gue jadi seorang mahasiswa. Ya, sampai gue jadi mahasiswa.

Masalah pertama adalah gue diledek sama temen2 gue selorong di asrama. Gue pun curhat ke nyokap gue mengenai ledekan mereka. Gue berharap nyokap gue bilang bahwa jam tidur gue jam 9 malem itu bener dan gue dipuji anak baik.

Sialnya, nyokap gue ngerespon dengan pertanyaan “Jeje serius tidur jam 9 malem? Umi aja waktu jadi mahasiswa ngga pernah tidur jam segitu. Selalu begadang”. Oh Great! (-_-“).
Lalu ketika gue cerita respon nyokap gue ke temen2 gue di lorong asrama, they laugh at me. Bahkan nova bilang anak ui ngga ada yang tidur jam 9 kayak gue. Anak ui terkenal insomnia.
Great! Gue secara tidak langsung bukan anak ui.

Mungkin anak-anak UI itu kayak burung hantu?
Image Courtesy of Alexas_Fotos at pixabay.com


Masalah kedua datang dari sifat perfeksionis gue dan need for achievement gue yang tinggi. Gue pengen bisa kayak temen2 gue yang belajar sampai begadang. Ada banyak bab yang mesti gue baca dan tugas yang mesti gue kerjakan. Dengan jam tidur gue yang jam 9 dan menghabiskan waktu 8 jam buat tidur sungguh membuat gue sehat secara fisik tapi gue merasa stress karena gue punya target IP yang tinggi, gimana bisa tercapai kalau begini ceritanya?

Awalnya gue mengatasi masalah tersebut dengan membuat hari minggu adalah hari belajar. Dari pagi sampai malem, gue gunakan hari minggu full buat belajar tapi sumpah itu tuh masih belum cukup. Sifat perfeksionis gue sering membuat tugas gue lama kelar karena gue percaya gue harus baca banyak buku sebelum bisa nulis esai (note: di psiko banyak banget tugas esai) dan gue paling benci liat kata yang salah ketik atau salah tanda baca. Dengan sifat perfeksionis gue dan target gue yang tinggi, seharusnya gue tidak tidur jam 9 malem.

Kalian tahu? Tidur jam 10,11, atau 12 malem, itu udah gue anggap begadang. Temen2 gue ketawa ngedengernya karena buat temen2 gue di ui itu sih belum mereka anggap begadang. Jam 11 atau 12 tuh jam tidur normal mereka. Bahkan ada temen gue yang tidur Cuma tiga jam sehari. 3 jam? Loe banyangin dan dia selalu nyelesain tugas lebih dulu. Sumpah gue ngiri banget. Kebayang ngga sih kalau mereka punya lebih banyak waktu buat belajar dan sumpah itu bikin gue ngiri abis.. gue pengen bisa insomnia kayak mereka. Kalau jam tidur gue ngga jam 9, mungkin  banyak buku yang udah gue selesai baca dan gue bisa ikut banyak kegiatan.

Akan tetapi tidur jam 11 atau 12 udah berarti gue bakal masuk angin atau pilek2 keesokan harinya. Gue jadi ngerasa tubuh yang gue punya tuh manja banget.
Gue inget waktu gue ikut pemilihan ketua BWB (Best Wanna be, pelatihan bem UI), gue dikritik karena kelihatan ngantuk dan loyo. Ketika gue ngejelasin kalau jam tidur gue tuh jam 9, temen2 gue di BWB bahkan panitia BWB ngga percaya. See???
Yang paling bikin gue kagum dengan temen2 gue di asrama yang bisa begadang adalah dengan tugas dan kegiatan seabrek, mereka mencuci dan menyetrika baju sendiri. Gue sih pake jasa laundry. Melihat hal tersebut membuat gue kagum sekaligus stress karena gue merasa ngga ada apa2nya dibanding mereka.

Setelah gue tanya temen2 gue yang bisa begadang ternyata mereka tidur siang sebelumnya. Buat gue tidur siang tuh hal aneh karena pagi, siang dan sore tuh waktu produktif buat gue. Waktu kecil aja gue jarang tidur siang. Akan tetapi gue pun mencoba cara tidur siang but it did not work with me. Gue paling tidur jam 10 atau 11 kalau tidur siang dan itu sama aja dengan efek kalau gue minum kopi. Mending gue minum kopi deh.

Pas liburan semester kemarin, karena stres jam tidur menyebabkan asma gue kambuh dan sempet dibawa ke UGD. Nyokap gue bilang IP yang gue capai di semester 1 udah bagus cuma masalahnya gue pengen IP gue di  tuh 3.9.

Tapi pengalaman asma gue kambuh yang membuat gue sempet dibawa ke UGD membuat gue kapok. Gue pun mulai berusaha menerima kondisi gue yang punya asma dan jam 9 malem udah tidur. Selama gue bisa memanfaat waktu gue yang sempit dengan sebaik-baiknya mungkin gue masih bisa mencapai yang ingin gue capai.

Ngomong2 soal jam tidur, gue jadi inget kalau golongan darah B (note: golongan darah gue tuh B) tuh tipe yang paling gampang tidur di antara golongan darah yang lain. Well, mungkin aja daripada gue ngeluh jam tidur gue, lebih baik gue memikirkan cara supaya bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Siapa tahu aja, nanti gue bikin buku “tips2 memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin untuk orang2 yang tidur jam 9 malem.”. Gue bahkan berkhayal kalau gue bisa jadi orang sukses suatu hari nanti, gue bakal bilang gue emang tidur jam 9, tapi bukan berarti gue ngga bisa sukses kan? :)
Hehehhehhe...


Makasih yang udah mau baca curhatan Hana.
Wish me luck, guys! \(^-^)/

Post Signature

Post Signature