Top Social

Cantik

|
Kalau diminta menjelaskan diriku.
Salah satu kalimat yang akan kugunakan adalah:
Aku ini cantik.
Bukannya aku narsis atau apa.
Tapi setelah menghabiskan masa sekolah dasarku dengan merasa tidak cantik.
Aku belajar untuk bersyukur atas apa yang kumiliki, alih-alih menghabiskan waktu merasa tidak cantik dan melakukan usaha menjadi cantik yang irasional seperti dengan tidak mau makan dan melapar-laparkan diri.
Aku belajar bahwa setiap ciptaan Tuhan memiliki kecantikan, hanya karena seseorang tidak bisa melihat kecantikan tersebut karena tidak sesuai dengan standar kecantikan di masyarakat yang ada, bukan berarti kecantikan itu tidak ada.



You can't tell

|

Aku sedang melihat foto teman-teman dan kemudian menyadari satu hal: teman-temanku yang berasal dari keluarga broken home terlihat normal. Dari luar, mereka tampak baik-baik saja. Jujur, aku tidak akan menganggap atau mengetahui mereka anak broken home, kecuali mereka mengakuinya.

Mengingatkanku pada diriku sendiri. Dulu aku takut menjadi anak dari keluarga broken home. Aku takut mengalami berbagai dampak buruk jika memiliki keluarga broken home seperti yang tertulis dalam buku teks ataupun artikel psikologi. Aku juga takut persepsi orang terhadapku.

Tapi kalian tahu apa? Tidak ada yang mengira aku memiliki latar belakang keluarga broken home. Jika aku bercerita orang tua kandungku telah bercerai, mereka sering membelalakan mata. Menatapku dengan terkejut.

Tidak kelihatan kan?


Apa kalian juga teman yang berasal dari keluarga broken home? Apakah kalian bisa mengetahui bahwa mereka berasal dari keluarga broken home hanya dengan sekali lihat?

Alasan-alasan Malas Menulis

|
Assalamualaikum, Good People!
Apa kabarnya?

Akhir-akhir ini, aku merasa males nulis. Jika kalian pembaca setia The Luckiest, maka mungkin kalian menyadari bahwa jumlah postingan di bulan April ini menurun drastis (sudah dekat akhir bulan dan di april ini baru menulis 5 postingan) jika dibanding bulan Januari (total11 Post). 
Meski sebenarnya masih memenuhi target ( targetku adalah menulis 1 post perminggu atau 4 post sebulan)..

Jadi daripada males ini dibiarkan berlama-lama, aku pun kepikiran untuk menulis alasan mengapa males nulis. Daripada dibiarkan, lebih baik males ini dijadikan tulisan. Hahahhaah
See? Bahkan males pun bisa jadi inspirasi tulisan. 

Image coutersy of StartupStockPhotos at pixabay.com,
edited by me

Anyway, berikut alasan mengapa aku malas menulis:

1.       Sudah lama tidak membaca sehingga tidak memiliki ide atau merasa defisit kata.
2.       Lagi pengen baca buku. Ada masa dimana aku ngidam atau laper baca.
Nah aku bisa menghabiskan waktu luang hanya untuk membaca sehingga kemudian males melakukan kegiatan lain
3.       Merasa ngga ada ide
4.       Merasa ada ide tapi harus riset dan lagi males riset. Malas riset berdampak malas nulis.
5.       Merasa takut tulisannya dapet komentar jelek
6.       Merasa takut tulisannya jelek dan mengecewakan pembaca setia
7.       Tiba-tiba kehilangan kepercayaan diri dalam menulis
8.       Merasa draft tulisan.yang di pikiran jelek dan malah menghabiskan waktu khawatir, instead of nulis
9.       Habis selesai baca tulisan bagus juga kadang-kadang bisa membuat males nulis (like.. kenapa tulisanku tidak sebagus itu??!! Kemudian jiper)
10.   Sibuk sama kerjaan kantor dan sudah berusaha curi-curi waktu buat nulis tapi ngga berhasil. Akhirnya, memilih fokus membereskan pekerjaan di kantor dengan harapan ketika pekerjaan itu selesai, bisa fokus nulis
11.   Demotivasi. Lagi lupa alasan yang membuat termotivasi menulis..
12.   Merasa topik yang ingin ditulis udah out of date/basi/usang
13.   Sifat perfeksionis lagi kambuh
14.   Lagi banyak masalah
15.   Lagi banyak pikiran
16.   Lagi kecapaian dan butuh istirahat
17.   Merasa it’s okay to procast (nunda) nulis setelah baca Surprising Habits of Original Thinkers
18.   Berharap datang momen inspirasi yang tiba-tiba dan kemudian langsung semangat menulis

Lesson learned: males ternyata ada banyak macam dan bentuk.
Hahahahahah


Kalau kalian bagaimana? Pernah merasa malas menulis juga? Kenapa? Apakah ada alasan yang sama dengan list di atas? Bagaimana kalian mengatasinya? :D

Wonderful Nightmare (2015): Too Sweet to Wake up

|
Image Courtesy of http://asianwiki.com/

Judul: Wonderful Nightmare

Sutradara: Kang Hyo-Jin

Penulis naskah: Kim Je-Young, Kang Hyo-Jin

Produser: Cha Sang-Min

Pemain:
Uhm Jung-Hwa sebagai Yeon-Woo,
Song Seung-Heon sebagai Sung-Hwan
Seo Shin-Ae sebagai Ha-Neul,
Jung Ji-Hoon sebagai Ha-Roo
Kim Sang-Ho sebagai Director Kim

Durasi: 125 menit

Sinopsis:
Sejak kecil, Yeon-Woo belajar hidup mengandalkan dirinya sendiri karena ditinggal kedua orang tuanya (menjadi yatim piatu). Dia pun tumbuh tidak percaya cinta dan menganggap urusan cinta hanyalah buang-buang waktu.  Dia fokus pada studi dan karirnya sehingga sekarang berhasil menjadi pengacara sukses.

Suatu hari, dia mengalami kecelakaan mobil dan terbangun menemukan dirinya berada di transit surga. Yeon-Woo tidak percaya usia hidup dia ternyata begitu singkat.

Untungnya, ternyata kematiannya merupakan kesalahan administrasi. Namun untuk dapat kembali ke tubuhnya, memerlukan proses sehingga Yeon Woo diminta menjalani kehidupan sebagai orang lain, lebih tepatnya sebagai seorang istri dan ibu dari dua orang anak selama satu bulan.



Mampukah Yeon Woo menjalani hidup barunya? Apakah dia bisa kembali ke kehidupannya yang lama?


Review:
*Spoiler alert*

Menurutku cerita Wonderful Nightmare seru dan menyentuh.
Meski sebenarnya alurnya dapat ditebak tapi berhasil membuatku menitikan air mata.

Alurnya:
Yeon-Woo awalnya berpikir bahwa kekayaan adalah parameter kesuksesan hidup seseorang. Menjalani hidup yang berbeda di kesempatan kedua, membuat dia menyadari ada yang lebih berharga daripada uang.
 

Mudah ditebak kan?

Mungkin aku menangis karena aku dengan mudah mengidentifikasi diri dengan karakter Yeon-Woo. Pernahkah kau disakiti/terluka dan kemudian kau menutup diri agar tidak disakiti lagi? Nah, karakter Yeon-Woo kira-kira seperti itu. Dia tipe perempuan yang berusaha tegar, dan berusaha tidak bergantung kepada orang lain.

Hal lain yang membuatku menangis adalah saat  Yeon-Woo berhasil ingat wajah ayahnya. Yeon-woo lupa wajah ayahnya karena meninggal saat kecil dan berusaha melupakannya agar tidak sedih. Di akhir cerita, Yeon-Woo memberanikan diri melihat foto ayahnya.

Hal yang menghibur dalam film ini dan membuat betah nonton berlama-lama adalah karakter Sung-Hwan, yang diperankan oleh aktor Song Seung-Heon.
Image Courtesy of http://www.kmovietalk.com


Selain cakep, karakternya adorable. Dia memerankan suami yang sabar, pengertian dan bertanggung jawab.  Awww~ So sweet banget. <3

Image Courtesy of http://www.kmovietalk.com


Jadi inget obrolan waktu rapat redaksi majalah SWA, salah satu redaktur bilang kalau suami idaman cuma ada di drama korea. Hahahahha

Adegan yang membuat tertawa adalah adegan saat Yeon woo berada di transit surga. Menonton adegan tersebut membuatku bersyukur karena aku percaya Tuhan tidak mungkin membuat kesalahan seperti itu. '

Bagian lain yang membuatku tertawa adalah saat Ha-Roo mengira perubahan ibunya disebabkan oleh menopause dan berusaha memberi Yeon-woo obat menopuase.

Hahaha

O ia, adegan favoritku adalah saat Yeon-Woo membela anaknya, Ha-Neul yang selamat dari pelecehan seksual yang dilakukan oleh teman sekolahnya. Menurutku cara yang digunakan Yeon Woo mungkin bisa jadi bahan pembelajaran.

Image Courtesy : koreatimes.co.kr
Overall, wonderfull nightmare lumayan menghibur. :D  It is cute rom-com film :D


Spotlight

|



Sutradara
Tom McCarthy

Penulis Naskah  
Josh Singer dan Tom McCarthy

Aktor:
Mark Ruffalo sebagai Mike Rezendes
Michael Keaton sebagai Walter 'Robby' Robinson
Liev Schreiber sebagai Marty Baron
John Slattery sebagai Ben Bradlee, Jr.
Rachel McAdams sebagai Sacha Pfeiffer
Brian d'Arcy James sebagai Matt Carroll
Stanley Tucci sebagai Mitchell Garabedian

Durasi: 
2 jam 8 menit

Sinopsis:
Spotlight adalah Film yang diambil dari kisah nyata tentang bagaimana tim jurnalis Spotlight di surat kabar Boston Globe menguak skandal pelecehan seksual yang dilakukan oleh pastur kepada anak-anak



Review:

Waktu aku SD, aku pernah membaca artikel di sebuah majalah tentang pastur yang melakukan pelecehan seksual kepada anak-anak. Saat membacanya, aku terkejut dan antara percaya tidak percaya. Karena masih kecil dan saat itu aku belum tahu langkah berpikir kritis, aku tidak mencari tahu lebih lanjut ataupun memverifikasi kebenaran artikel tersebut.

Sampai kemudian seorang teman bercerita tentang film Spotlight ini. Eh??? Jadi pelecehan seksual yang dilakukan oleh pastur itu beneran ada. :O

Karena penasaran, aku pun memutuskan untuk menonton film ini.

Film dibuka dengan adegan mediasi tertutup antara pengacara, pastur dan korban pelecehan seksual di kantor polisi.

Kemudian adegan berpindah ke Kantor Boston Globe dengan setting waktu 2001. Saat itu sedang diadakan pesta perpisahan kepada Stewart editor Boston Globe yang hendak pensiun. 

Marty Baron, editor Boston Globe yang baru, adalah seorang yahudi dan baru pindah dari Miami ke Boston. Dia meminta tim Spotlight menyelidiki lebih lanjut apakah Kardinal (pejabat senior dalam gereja Katolik Roma) mengetahui pelecehan seksual kepada anak-anak yang dilakukan oleh Pastur Geoghan. Awalnya redaksi tidak setuju dengan ide tersebut karena merasa sudah meliput kasus Geoghan.

Pengacara salah satu korban, Garabedian, mengklaim bahwa Kardinal mengetahui yang dilakukan Pastur Geoghan tapi tidak melakukan apa-apa dan memiliki dokumen untuk membuktikan pernyataannya.

"Jika perlu satu desa untuk membesarkan seorang anak, diperlukan satu desa juga untuk melecehkannya"- Pengacara Mitchell Garabedian

Bagi Baron, pernyataan tersebut masuk akal mengingat Pastur Geoghan melakukan pelecehan seksual kepada 80 anak di 6 paroki berbeda. Sayangnya dokumen tersebut rahasia/tidak dibuka untuk umum. Oleh karena itu, Baron menyarankan agar Boston Globe mengajukan tuntutan agar dokumen kasus Pastur Geoghan dibuka untuk umum.

Saran Baron mendapat reaksi tidak bersahabat dari tim redaksi Boston Globe (yang kebanyakan katolik): "Kamu mau menuntut gereja?"
Menurut Baron secara teknis tindakannya tidak sama dengan menuntut gereja. Dia hanya meminta dokumen tsb dibuka untuk umum.
Sementara menurut salah satu editor, Ben Bradlee, Jr. , Gereja akan menganggap tindakan tsb sebagai tuntutan kepada mereka.

Tindakan Baron juga mendapat peringatan dari Orang dari percetakan. Dia mengingatkan Baron bahwa gereja akan melakukan perlawanan keras dan khawatir akan diketahui oleh pembaca Boston Globe mengingat mayoritas pembaca Boston Globe (53%) adalah penganut agama Katolik.

Bagaimana kelanjutannya? Apakah klaim Garabedian benar? Bagaimana tim spotlight melakukan penyelidikan? Fakta apa yang mereka temukan?




*Spoiler alert*

Bagi yang tertarik dengan investigasi jurnalistik dapat belajar dari film ini. Kalian akan mendapat gambaran bagaimana tim Spotlight yang terdiri dari Walter 'Robby' Robinson, Mike Rezendes, Sacha Pfeiffer, dan Matt Carroll melakukan penyelidikan, mewawancarai pihak-pihak yang terlibat seperti pelaku, korban, pengacara, dan menyambungkan kepingan informasi hingga menemukan kesimpulan.

Menonton Film ini membuatku memikirkan dampak buruk terlalu mementingkan citra baik. Berulang kali tim Spotlight dan Baron berusaha dihambat penyelidikannya. Mereka diminta bungkam dan tidak mencari tahu lebih lanjut. Mereka diminta melupakan kasus ini karena merasa orang-orang butuh gereja dan gereja sudah melakukan banyak hal baik. Jadi, jangan sampai image baik gereja rusak karena beberapa apel busuk. Mereka mengira cara peduli adalah dengan menutup mulut dan tetap membiarkan image gereja tetap baik. 


Akan tetapi cara tersebut malah memakan lebih banyak korban. Pastor yang melakukan pelecehan seksual justru merasa dilindungi dan jadi tidak jera. Menonton film ini membuatku teringat bahwa kejahatan merajalela bukan karena banyak orang jahat akan tetapi orang yang baik diam saja.

"Everybody knew something happened in this town and no one did a thing"


Salah seorang yang berusaha mengungkap skandal ini adalah Phil Saviano, pendiri SNAP (Survivors Network of Those Abused by Priests). Hatiku terenyuh ketika mendengar penjelasannya,

 "Para pastur tidak melakukan diskriminasi dalam hal pencabulan dan ini tidak ada kaitannya dengan menjadi gay. Ini soal pastur memanfaatkan seragam mereka untuk memperkosa anak-anak, lelaki maupun perempuan. 
Penting untuk dipahami bahwa ini bukan hanya pelecehan secara fisik, tapi juga pelecehan secara spiritual. Lalu saat seorang pastur melakukan ini padamu, dia merampok imanmu.  Lalu pelariannya ke minuman keras atau jarum suntik. Jika itu tak berhasil, kau terjun dari jembatan. Itu sebabnya kami sebut diri kami korban yang selamat."

Shock dan sedih banget pas dengernya. 

Tapi membuatku berpikir...
Atau bisa juga masalah ini menjadi besar karena orang-orang baik yang melawan tidak teroganisir sementara pelaku kejahatan justru teroganisir? 80 korban pelecehan seksual Pastur Geoghan melakukan tuntutan secara sendiri-sendiri, tidak bergerak bersama. Selain itu, ada pihak-pihak (rekan sesama pastur, pengacara, psikiater) yang berusaha mengungkapkan masalah ini ke publik. Sayangnya karena mereka bergerak sendirian/tidak teroganisir, suara mereka tidak didengar. Mereka dianggap hendak mencemarkan nama baik gereja.

Salah satu kutipan favoritku dalam film ini adalah ucapan Baron ketika berusaha menghibur tim Spotlight yang merasa bersalah karena tidak mengungkap skandal ini lebih cepat "Terkadang mudah untuk melupakan bahwa kita habiskan sebagian besar waktu kita tersandung dalam gelap. Tiba-tiba lampu menyala dan ada rasa bersalah yang menyebar. Aku tak bisa komentar atas apa yang terjadi sebelum aku datang tapi kalian semua telah lakukan peliputan yang sangat bagus. Liputan yang aku yakini akan berdampak langsung dan luas."

O ia, buat yang tertarik membaca artikel hasil liputan tim Spotlight bisa baca ini: Church allowed abuse by priest for years

Selamat membaca dan selamat menonton!

Cozora

|
https://www.cozora.com/

Alfi: Cozora foundernya siapa?
Basith: Tsubasa fi
Hana: *mencatat dalam hati*
Fathan: "Alfi: Cozora foundernya siapa? Basith: Tsubasa" Ngakak

Hilda: Riza Herzego Fasilkom 2011 dan Tim
Hana: Eh jadi tsubasa itu bercanda

Kirain beneran
Adik: Han..  Tsubasa Cozora
Alfi: 
Hana:
Ya baru ngeh plesetan nama tsubasa ya *harusnya Tsubasa Ozora*


Note buat yang belum tahu:
Cozora adalah sebuah startup teknologi yang bergerak di bidang pendidikan. Mereka memperkenalkan cara seru mendapatkan ilmu pengetahuan yaitu dengan Live cast dengan tokoh-tokoh terkenal/para pakar di bidangnya.

Menjadwal Postingan di Social Media Menggunakan Buffer

|
Idealnya kita share postingan blog via sosial media pada waktu sebagian besar followes kita sedang online sehingga bisa lebih optimal menjangkau pembaca.
Sayangnya kadang-kadang kita tidak selalu bisa online/share di waktu-waktu optimal tersebut.
(>_<)
Sedih kan?
Apakah kalian pernah mengalami masalah serupa?

Nah, alhamdulillah baru-baru ini aku menemukan solusi untuk masalah tersebut (^0^)/
Sekarang aku menggunakan buffer untuk menjadwal share postingan di sosial media !

Sumber: Facebook Fanpage Buffer

Buffer adalah program yang membantu kita untuk menjadwal postingan di sosial media. (Tersedia pilihan fitur gratis ) :D




Cara membuat akunnya pun tidak ribet, kita bisa sign up menggunakan akun social media yang sudah kita miliki, seperti facebook, twitter dan linkedin



Selain itu, buffer memiliki program optimal timing tool sehingga kita bisa tahu waktu yang ideal/optimal untuk menshare postingan social media kita.



Cukup klik tab schedule
dan kemudian klik try our optimal timing tool
Nanti akan muncul tampilan kira-kira seperti ini:

kotak bagian atas menampilkan opsi akun sosial media
dan kotak bagian bawah menampilkan jumlah post yang biasanya kita share sehingga kita bisa optimal menshare sejumlah post tersebut

klik calculate time dan akan muncul optimal schedule kita



Untuk menshare dan menjawal postingan juga sangat mudah. kita hanya perlu ke bagian content trus klik queque. Nanti akan muncul tampilan seperti update status, tapi alih-alih tombol send, kita justru melihat tombol add to queue




Bagian favoritku dari buffer adalah aku bisa melihat statistik klik dan like dari tiap media sosial :)





Sampai saat ini sih aku puas menggunakan Buffer! :D
Recommended! :D
Kalau kalian bagaimana?
Apakah kalian menjadwal postingan social media kalian juga?
Pakai applikasi/program apa? :D

Kenapa lelaki?

|
Selama bulan Februari kemarin, aku terkejut ketika melihat demografis pembaca The Luckiest dari google analytic. Tiap kali aku cek tertera bahwa 60%-70% pembaca The Luckiest adalah lelaki
∑(゚ロ゚〃)

Bukannya aku tidak senang lelaki datang ke blogku. Hanya saja ketika menulis, aku tidak meniatkan menyasar pembaca lelaki dan merasa konten blogku pun bukan untuk pembaca lelaki. Selain itu, ketika aku share artikel pun, aku lebih sering membagikannya kepada teman-teman perempuan.
Jadi mengapa yang datang ke blogku lebih banyak lelaki?
Hmmmm....




Awalnya aku menduga karena waktu awal ngeblog, aku memang memiliki lebih banyak teman blogger lelaki dan beberapa diantara mereka masih menjadi pembaca setia. Apakah mereka yang menyebabkan presentasi demografisku lebih banyak lelaki?

Nah berhubung aku pakai google analyticnya yang free, opsinya terbatas dan aku tidak bisa cek para pembaca lelaki itu membaca konten apa saja di blogku
(atau sebenarnya bisa dicek? Tolong ajari dong. ^0^v Hehehe )

Btw, berhubung aku penasaran. Aku pun mencoba bertanya ke teman-teman lelakiku dan menurut mereka kemungkinannya adalah:
a. Karena laki-laki penasaran
b. pembaca perempuan share ke "teman" laki-lakinya
c. Karena lelaki ingin tahu perasaan perempuan
d. Karena laki-laki ingin mengerti logika perempuan
e. Jawabannya karena itu blog Hana. Bukan yang lain. :3😃

Hipotesisnya masuk akal sih.
Setelah dipikir-pikir, aku juga sering datang ke blog temanku yang lelaki karena penasaran ingin tahu perspektif lelaki seperti apa dan sebagai bahan riset gaya bahasa/bicara buat tokoh lelaki dalam novel.
Hahahahha

Kalau menurut kalian bagaimana? :D
Atau jika kamu adalah salah satu pembaca lelaki The Luckiest, terima kasih ya sudah membaca The Luckiest.
Btw, boleh tahu alasannya mampir dan suka blog ini?
:)

Post Signature

Post Signature