I wanted a perfect ending.
Now I’ve learned, the hard way, that some poems don’t rhyme,
and some stories don’t have a clear beginning, middle, and end.
Life is about not knowing, having to change,
taking the moment and making the best of it,
Now I’ve learned, the hard way, that some poems don’t rhyme,
and some stories don’t have a clear beginning, middle, and end.
Life is about not knowing, having to change,
taking the moment and making the best of it,
without knowing what’s going to happen next.
Delicious Ambiguity.
Gilda Radne
Maret tahun lalu (sebulan sebelum aku berusia 25 tahun), aku cemas luar biasa. Menyadari bahwa usiaku akan menginjak usia 25 tahun, akan tetapi aku merasa belum mencapai apa-apa (belum menikah dan pekerjaanku masih belum tetap). Kecemasaan akan masa depan mengisi hari-hariku. Aku pun curhat, mengadu kepada Allah.
Kemudian aku membaca postingan Wait But Why How to Pick Your Life Partner – Part 1 dan How to Pick Your Life Partner – Part 2 . Artikel tersebut menjelaskan bahwa menjadi single lebih baik daripada menikah tapi tidak bahagia (bad marriage). Membaca artikel tersebut mengingatkanku akan pernikahan kedua orang tuaku. Mereka sering bertengkar dan berakhir dengan perceraian. Aku rasa aku tidak mau mengalami hal tersebut (pernikahan yang buruk) dan aku bersyukur Allah telah menyelamatkanku.
Soal-soal pernikahan buruk, aku teringat doa Asiyah, istri Firaun. "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim. (Q.S. At-Tahrim [66] : 11). " . Ketika aku merasa sedih dengan kondisiku, aku sekarang ingat istri Firaun dan kemudian berdoa Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim. (Q.S. At-Tahrim [66] : 11). "
Selain itu, mungkin Allah menyelamatkanku dari baby fever question (pertanyaan kapan punya anak). Berdasarkan pengamatanku, setelah menikah, orang yang sudah menikah bisa mendapat pertanyaan kapan punya anak setiap hari. Berbeda denganku yang masih single. pertanyaan kapan menikah paling muncul beberapa kali dalam setahun. Temanku ada yang tertekan karena mendapat pertanyaan kapan punya anak setiap hari. Melihat kondisi tersebut membuatku berpikir, mungkin Allah mengganggapku belum cukup kuat menghadapi baby fever question sehingga masih membuatku sendiri.
Dulu aku sedih karena masih single, sekarang aku bersyukur. Bersyukur karena Allah telah menyelamatku dari pernikahaan yang buruk, bersyukur Allah menyelamatkanku dari baby fever question.
*Tentang Pekerjaan
Awalnya aku sedih karena tidak memiliki pekerjaan tetap. Akan tetapi setelah melihat ulang kondisiku, aku rasa aku tidak kekurangan apapun. Pekerjaanku bukan pekerjaan tetap tapi aku masih bisa bayar kosan, bayar laundry, beli buku, beli bookish merch, makan enak dan nongkrong bersama teman-temanku.
Maybe I received nothing I wanted but I received everything I need.