Image Courtesy of shalla-falynn0 at pixabay.com |
Temanku, Large bertanya mengenai kriteria pasangan hidup yang diinginkan dari segi rentang usia di group Line Psycho10geek.
Aku menjawab lebih muda satu tahun dan maksimal lebih tua 3
tahun.
Saat membaca jawaban teman-temanku yang lain, aku menyadari
satu hal: aku termasuk yang memiliki kriteria rentang usia yang sempit. Beberapa
temanku mentolerir perbedaan usia hingga 10 tahun. Ada juga yang menjawab usia
tidak penting selama bisa cocok.
Saat membaca jawaban teman-temanku tersebut, di benakku
terlintas percakapan dengan salah seorang juniorku. Dia meminta tolong untuk dicarikan
ikhwan yang siap nikah, aku menjawab aku tidak yakin bisa membantu karena aku
sendiri masih mencari, bagaimana jika terjadi conflict of interest. Dia tetap bersikukuh meminta tolong.
Akhirnya kuiyakan dan kemudian kutanya apa kriterianya? Dia menjawab usia 28
tahun ke atas.
Aku kaget dong. Kok dia mau sama yang jauh lebih tua dari
dia. Kemudian aku bertanya kenapa.
Dia jawab karena biasanya ikhwan di usia 28 udah masuk usia
siap nikah sehingga tidak banyak pertimbangan, soalnya dia melihat ikhwan-ikhwan
sebaya denganya masih banyak pertimbangan, dan kebanyakan masih mau main-main.
Aku terhenyak mendengar jawabannya. Sumpah, aku pas mencari
ngga mikir sampai sana dong, jadi berpikir omongan juniorku ini ada benarnya
juga.
Aku pun berusaha mengingat-ngingat mengapa aku memiliki kriteria pasangan dari segi usia lebih
muda satu tahun dan maksimal lebih tua 3 tahun.
Aku teringat cerita umiku saat mencari calon suami, beliau
titip pesan ke murrabinya kalau dia menginginkan suami yang lebih tua, dengan
asumsi lebih tua itu berarti lebih dewasa.
Kemudian umi berjodoh dengan abi yang perbedaan usianya 10 tahun. Abi yang lahir tahun 1956 sementara umi lahir 1967.
Kemudian umi berjodoh dengan abi yang perbedaan usianya 10 tahun. Abi yang lahir tahun 1956 sementara umi lahir 1967.
Dari pernikahan orang tuaku, aku belajar lebih tua tidak
selalu sama dengan lebih dewasa.
Aku juga melihat kecenderungan lelaki yang belum menikah
pada umumnya tidak lebih dewasa (masih bersikap kenak-kanakan) berapa pun usia
mereka.
Selain itu, aku melihat umi dan abi jadi sering ngga
nyambung karena memiliki banyak perbedaan pola pikir sehingga aku memiliki
hipotesis generasi seseorang membentuk cara pikir orang tersebut. I mean yang
dihadapi orang yang lahir di tahun 50an beda kan sama yang dihadapi tahun 60an?
Alasan lainnya adalah aku juga merasa lebih cepat nyambung dengan yang sebaya dibanding yang jauh lebih tua dariku.
(Walaupun sekarang aku sadar, kalau hubungan itu bukan tentang banyaknya kesamaan tapi bagaimana menghargai perbedaaan, seperti yang Leo Tolstoy katakan 'What counts in making a happy marriage is not so much how compatible you are but how you deal with incompatibility.'
Tapi di masa awal-awal perceraian orang tuaku aku menganggap salah satu faktor mereka bercerai adalah banyaknya perbedaan. )
Alasan lainnya adalah aku juga merasa lebih cepat nyambung dengan yang sebaya dibanding yang jauh lebih tua dariku.
(Walaupun sekarang aku sadar, kalau hubungan itu bukan tentang banyaknya kesamaan tapi bagaimana menghargai perbedaaan, seperti yang Leo Tolstoy katakan 'What counts in making a happy marriage is not so much how compatible you are but how you deal with incompatibility.'
Tapi di masa awal-awal perceraian orang tuaku aku menganggap salah satu faktor mereka bercerai adalah banyaknya perbedaan. )
Jarak usiaku dan adikku Huang yang terpaut satu tahun
membuatku ingin usia pasanganku minimal sama denganku (sama-sama lahiran 92) biar ngga bingung nanti buat penyebutan kakak/uwa/om nya.
Tapi aku melihat yang seangkatan denganku tidak hanya lahiran 92, yang 93 juga ada dan karena seangkatan, entah kenapa yang 93 ini tidak terlihat berbeda dengan yang lahir 92.
Tapi aku melihat yang seangkatan denganku tidak hanya lahiran 92, yang 93 juga ada dan karena seangkatan, entah kenapa yang 93 ini tidak terlihat berbeda dengan yang lahir 92.
Hal-hal tersebut membuatku memutuskan untuk mencari yang
sebaya saja jika pada akhirnya yang tua belum tentu lebih dewasa. Setidaknya
kalau yang sebaya bersikap tidak dewasa, aku bisa menghibur diriku dengan
mengatakan “ya udah sih emang usianya masih sekian”
Nah baru-baru ini aku mendapat kabar bahagia, salah seorang
teman lelakiku (FEUI 2010) menikah dan ternyata istrinya 3 tahun lebih tua dari
dia. Barakallah ya :)
Aku terkejut karena mengingat (berapa kali gue ngomong “ingat”
dalam post ini? :P) jawaban sebagian besar teman lelakiku yang di group line
psycho10geek ketika menjawab pertanyaan large adalah menginginkan pasangan yang lebih
muda. Ternyata ada juga ya yang mau menikah dengan yang lebih tua.
Pernikahan teman lelakiku ini mengingatkanku pada Rasulullah
dan Khadijah. Khadijah kan lebih tua 15 tahun dari Rasulullah dan alhamdulillah
pernikahannya harmonis.
Aku jadi teringat hadist Rasulullah tentang kriteria yang
biasanya digunakan dalam memilih pasangan, dan Rasulullah menyebut 4 hal :
kecantikan, harta, nasab dan agama. Usia ngga disebut dong!
O_O
O_O
Kemudian aku inget pernah nolak tawaran dari ayah tiri saat ingin mengenalkan (menjodohkan) ku dengan
teman sebayanya (yang usianya ngga jauh beda sama ayah tiri gue, lahiran 1964).
Aku langsung nolak lho dengan alasan usia, tanpa istikharah dulu.
Astagfirullah!
Padahal yang penting agamanya ya?
Di tengah keterkejutan tersebut, aku membaca jawaban Joe soal pertanyaan Large “Lebih
tua atau lebih muda 5 tahun tp tidak membentengi kemungkinan pasangan di atas
atau di bawah itu”
Membentengi diri?
Jangan-jangan itu yang telah kulakukan. Aku jadi mikir kenapa aku jadi terpaku sama usia begini.
Jangan-jangan itu yang telah kulakukan. Aku jadi mikir kenapa aku jadi terpaku sama usia begini.
Aku memang punya kriteria, tapi aku kan tidak tahu apakah
kriteriaku ini sebenarnya baik buatku.
Harusnya aku konsultasi sama Allah, Sang Maha Mengetahui.
Ya Allah, bimbinglah hambaMu ini dalam melangkah dan berikan hambaMu ini pemahaman yang benar.
Amin
Setuju tentang usia tidak menjamin kedewasaan. Ortuku juga ada gap usia 9 tahun, tahun lahirnya cm mudaan setahun dr ortu Hana. Hihi. Mungkin udah saatnya tawakal aja deh ketemu yg umur brp ya :D
BalasHapusWah kayaknya dulu ngetren nikah beda usia yang jauh ya?
Hapus:D
Suka bahasa Nia! Saatnya tawakal! (乃˘⌣˘)乃 Amin.. doa yang sama buat Nia :)
aku seumuran dengan suamiku, wong kenalnay jaman kuliah. Justru itu yang bkin aku nyamankarena bisa cerita hal yang sama, jadi nyambung. Dan bisa seperti sahabat
BalasHapusselamatnya mba tira :D seneng banget pastinya XD
HapusNamanya jodoh, katanya, akan datang dengan sendirinya. Tak peduli usia berapapun. Smoga yang terbaik, mba Hana
BalasHapusAmin.. terima kasih banyak mba alida doanya :D
HapusMba baik banget :')
*terharu*