Sumber gambar: wikipedia |
1.
Sinopsis
I seldom
think about my limitations, and they never make me sad. Perhaps there is just a
touch of yearning at times; but it is vague, like a breeze among flowers
-Helen Keller-
-Helen Keller-
Siapa
yang tidak kenal Helen Keller? Beliau adalah salah satu wanita berpengaruh di
dunia. Beliau merupakan wanita buta-tuli yang pertama kali meraih gelar Bachelor of Arts (BA). Kisah masa kecil Helen Keller diceritakan
dalam film berjudul “Miracle Worker” yang diperankan oleh Hallie Kate Eisen dan
disutradarai oleh Nadia Tass (2000). Film ini menggambarkan perjuangan Anne
Sulivan yang diperankan oleh Alison
Eliot dalam mengajarkan Helen sopan santun dan juga memahami kata-kata. Bagian
awal film berusaha menggambarkan kondisi Helen yang buta dan tuli dengan
memperlihatkan Helen berjalan dengan meraba-raba dan berusaha menyentuh mulut
salah satu budaknya yang bernama Percy. Selain itu, Helen juga beberapa kali
menabrak benda di hadapannya ketika berjalan.
Bagian awal film juga menceritakan
kondisi keluarga Keller yang terdiri dari ayah, ibu, kakak Helen yang bernama
James, Helen, adik Helen yang masih bayi dan bibi Evelyn. Dalam film,
digambarkan ayah Helen dan kakak Helen, James sering bertengkar. Ibu Helen
terlalu fokus pada Helen sehingga jarang meluangkan waktu untuk adik Helen.
Melihat masalah yang terjadi di keluarga Helen, bibi Evelyn menyarankan kedua
orang tua Helen untuk menulis surat kepada Dr. Chisolm. Sayangnya, Dr. Chisolm
tidak bisa membantu Helen sehingga menyarankan Helen untuk menghubungi
Alexander Graham Bell. Kemudian Bell menyarankan orang tua Helen untuk
menghubungi Perkins Institute for the
Blind. Kepala Sekolah Perkins
Institute for the Blind meminta Annie Sulivan untuk menjadi instuktur
Helen. Semenjak itulah hubungan antara Annie dengan Helen dimulai.
Selama di perjalanan, Annie mengetahui
dari Ibu Helen bahwa Helen belum diajarkan mengenali bahasa sehingga begitu
tiba di rumah keluarga Keller, Annie berusaha mengeja kata-kata ke tangan
Helen. Kata pertama yang Annie ajarkan
adalah doll. Walaupun keluarga Keller
sempat tidak yakin Hellen dapat belajar bahasa karena Helen buta dan tuli.
Namun, Annie tetap berusaha mengajarkan Helen kata-kata karena Annie percaya
“bahasa lebih penting bagi pikiran daripada cahaya bagi mata”.
Keesokan harinya, ketika Annie sarapan
bersama keluarga Keller, Annie terkejut melihat keluarga Keller membiarkan
Helen makan dengan posisi berdiri dan menggunakan tangan. Annie kemudian
meminta keluarga Keller mengizinkan waktu berdua dengan Helen untuk
mengajarinya makan dengan benar. Saat
jam makan siang, Annie berhasil membuat Helen makan menggunakan sendok, garpu
dan serbet. Namun, setelah kejadian tersebut Helen selalu menghindari Annie
sehingga menyulitkan Annie mengajarinya kata-kata. Annie pun meminta izin
keluarga Keller
agar Hellen tinggal hanya berdua dengannya selama di rumah kebun. Selama di rumah kebun tersebut Annie mengajarkan Hellen
kata-kata dan berhasil mengubah perilaku Hellen. Sayangnya, sebelum Helen paham
kata merepresentasikan sesuatu, Helen diminta kembali ke rumah. Lebih parahnya
lagi, ketika Helen kembali ke rumah, perilaku Helen kembali seperti semula.
Helen kembali makan menggunakan tangan dan mengguyur Annie dengan air dari teko.
Annie yang marah melihat perilaku Helen membuat Helen mengisi kembali teko
tersebut. Ketika Annie sedang mengalirkan air dari pompa seraya menuliskan kata
air di telapak tangan Helen, saat itu keajaiban terjadi. Helen menyadari ide
‘air’, kemudian terus-terusan bertanya kepada Annie nama-nama benda di
sekitarnya. Film diakhiri dengan adegan Helen mencium pipi Annie dan dibalas Annie
dengan bahasa isyarat I love Helen.
2. Analisis
Analisis film Miracle Worker akan berfokus pada peran
significant others yaitu Ayah, Ibu, Kakak, Bibi Evelyn dan Annie Sulivan
terhadap Helen. Hal ini disebabkan orang tua, saudara merupakan bagian penting
dalam proses perkembangan dan pendidikan anak.
2.1.
Ayah Helen
Ayah Helen berada pada tahap anger menurut Kuebler-Ross (dalam
Mangungsong, 2011). Beliau menunjukkan karakteristik pada tahap ini yaitu
menyadari bahwa anaknya tidak menunjukkan peningkatan dan kemungkinan
memunculkan rasa marah pada dirinya. Karateristik tersebut terlihat dari
pengakuan ayah Helen yang sudah putus asa menghadapi Helen karena telah gagal
mencari dokter yang dapat menyembuhkan Helen. Selain itu, ayah Helen
menyarankan ibu Helen untuk menerima keadaan Helen dan memasukan Helen ke rumah
sakit jiwa yang baik. Di masa ini,
orang berkebutuhan khusus sering disalahpahami sebagai orang yang sakit jiwa
sehingga masyarakat yang memiliki anggota keluarga dengan berkebutuhan khusus
dan merasa sudah menyerah untuk mengurusnya, mengirimkan anggota keluarga
tersebut ke rumah sakit jiwa. Kesadaran bahwa Helen
tidak mengalami peningkatan juga ditunjukkan saat Annie belum berhasil
mengajarkan Hellen berbicara, ayah Helen berkomentar bahwa mungkin Tuhan tidak
menginginkan Hellen untuk berbicara.
Ayah Helen sering membiarkan tingkah
laku Helen selama Helen tidak membuat kegaduhan. Hal itu terlihat ketika adegan
Helen mencopot kancing bibi Evelyn, ayah Helen mengatakan Helen diperbolehkan
melakukan hal-hal kecil yang membuatnya bahagia. Ayah Helen tidak memberikan
batasan tingkah laku yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Helen sehingga
Helen bebas melakukan apapun yang dia inginkan. Kondisi itu membuat Helen sulit
diatur dan tidak disiplin. Selain itu,
dalam film terlihat bahwa Helen tidak takut ataupun hormat terhadap ayahnya.
Ada dua tanggung jawab yang belum
dipenuhi ayah Helen yaitu memperhatikan hubungan saudara-saudara anak luar
biasa dan merencanakan masa depan anak. Ayah Helen tidak memberikan penjalasan
atau pengertian kepada James untuk memahami kondisi anak luar biasa, dalam hal
ini kondisi Helen. Hal itu menyebabkan James tidak mampu melakukan penyesuaian
diri dengan baik ketika berinteraksi dengan Helen. Selain itu, ayah Helen dan James
menjadi sering beradu argumen. Ayah Helen juga tidak mempersiapkan Helen untuk
mandiri di masa depan. Beliau merasa kasihan terhadap Helen namun karena beliau
sudah putus ada dengan kondisi Helen, beliau pun tidak mengajarkan Helen
keterampilan untuk mengurus diri sendiri. Dua penyebab lain yang kemungkinan besar membuat ayah Helen
tidak mempersiapkan Helen untuk mandiri di masa depan adalah ketidaktahuan
bahwa Helen mampu belajar dan mengurus dirinya sendiri serta perasaan mampu
untuk menanggung hidup Helen karena keluarga Helen termasuk kalangan menengah
ke atas. Seharusnya ayah Hellen sadar bahwa suatu saat nanti
dia tidak bisa selalu ada untuk Hellen. Oleh karena itu, penting mengajarkan
Hellen kemandirian.
2.2.
Ibu Helen
Perilaku
anak bertahan karena di-reinforce
oleh orang tuanya. Ibu Helen berperan
menyebabkan perilaku agresif Helen tetap bertahan melalui operational
conditioning. Pada awal film ketika Helen menjadi tantrum ketika Percy, budak keluarga Keller, menolak
disentuh olehnya, ibu Helen datang dan berusaha menenangkan Helen dengan
memberinya permen. Begitu pula halnya ketika Helen menusuk Annie, ibu Helen
malah memberi Helen permen. Helen belajar bahwa setiap kali dia tantrum atau
berperilaku agresif maka ibunya akan memberinya permen. Selain itu, salah satu kemungkinan Helen penuh
kemarahan adalah ketidakmampuannya untuk mengungkapkan apa yang dia inginkan
karena keterbatasan bahasa yang dia ketahui. Helen sebelum bertemu Annie, hanya
memiliki tanda ketika dia menginginkan ibunya. Orang tua memiliki kecenderungan
untuk mengontrol interaksi dengan anak yang buta-tuli karena ketidakpahaman
mereka dengan utterances anak mereka (Vervloed, van Dijk, Knoors, & van Dijk,
2006). Kondisi tersebut juga terlihat ketika interaksi antara ibu Helen
dengan Helen. Walaupun
Ibunya mengaku tahu apa yang dinginkan Helen, namun yang sering dilakukan ibu
Helen adalah memberi Helen permen supaya Helen tenang.
Ibu
Helen sendiri cenderung berada pada tahap bargaining menurut Kuebler-Ross
(dalam Mangungsong, 2011) karena menunjukkan karakteristik berpikir imaginatif
dan berfantasi jika dia (ibu Hellen) berusaha dengan
keras maka anaknya
akan mengalami peningkatan. Beliau masih mengharapkan Helen dapat membaik dan
menolak memasukan Helen ke rumah sakit jiwa.
2.3.
James, Kakak Helen
James
yang merupakan saudara Helen yang lebih tua. Dia sering lebih fokus bagaimana
masyarakat memandang dirinya dan Helen yang berkebutuhan khusus (Mangungsong,
2011). Kekhawatiran James tersebut tersirat dari percakapan antara dirinya
dengan Bibi Evelyn pada bagian awal film. Bibi Evelyn menanyakan mengapa James
jarang mengundang teman-temannya ke rumah dan memberikan nasihat agar James
tidak usah khawatir dengan pandangan teman-temannya mengenai Helen. Secara
tidak langsung adegan tersebut menggambarkan rasa khawatir James. Rasa khawatir
tersebut muncul karena orang tua tidak mempersiapkan ataupun James menjadi
kakak berkebutuhan khusus. Dalam film juga digambarkan James sering mengritik
pola asuh orang tuanya dalam membesarkan Helen. Sayangnya, orang tua Helen
menganggap kritikan yang dilontarkan oleh James merupakan bentuk rasa iri antar
saudara sehingga tidak menanggapi serius kritikan tersebut. Selain itu, James
hanya mengritik perilaku orang tuanya tanpa melakukan intervensi tindakan
apapun terhadap Helen.
2.4.
Annie Sulivan
Annie
tahu kondisi Helen yang buta tuli tidak dapat merespon sesuai dengan anak
normal. Hal itu disebabkan salah satu aspek learning yaitu imitasi tidak dapat
digunakan, karena anak buat tuli tidak mampu mempersepsinya, sehingga harus
dilakukan pendekatan yang langsung dan sangat intens (Vervloed, van Dijk, Knoors, & van Dijk, 2006). Annie yang
mengetahui hal tersebut meminta kepada keluarga Keller untuk memberinya izin
tinggal berdua dengan Hellen di rumah kebun. Keuntungan lain Annie hanya
tinggal berdua dengan Helen adalah agar Helen tidak kebingungan dalam menerima
pesan. Berbeda halnya ika pendidikan Helen dilakukan di dalam rumah, Helen mengetahui
bahwa orang tuanya dan Annie menerapkan peraturan yang berbeda sehingga Helen
akan cenderung memilih yang paling menyenangkan untuknya. Kendala yang akan
dihadapi jika dilakukan pendekatan yang langsung dan sangat intens membuat anak
buta tuli berusaha melarikan diri dari interaksi tersebut (Vervloed, van Dijk, Knoors, & van Dijk,
2006). Kondisi tersebut digambarkan pula di film ini. Saat hari pertama
Helen tinggal bersama Annie, Helen berusaha melarikan diri dan bersembunyi di
kolong tempat tidur.
Annie
menerapkan prinsip reward and punishment dalam operational conditioning
dalam mendidik Helen. Ketika Helen memberikan respon yang sesuai maka Helen
mendapatkan yang ia inginkan ketika Helen berhasil membuat isyarat cake maka
Helen mendapat cake dan ketika
perilaku Helen tidak sesuai yang diharapkan maka Helen tidak mendapatkan apa
yang ia inginkan. Selain itu Annie konsinten menerapkan peraturan yang dia
berikan kepada Helen sehingga Helen patuh dan belajar perilaku apa yang boleh dan
tidak. Annie mampu membuat Helen makan dengan sendok dan mengajarkan Helen
merajut. Annie mengajarkan Helen
berbicara dengan cara memberi Helen benda yang bisa diraba dan menuliskan nama
benda tersebut di telapak tangan Helen dengan menggunakan bahasa isyarat.
Sayangnya usaha Annie dalam mendisiplinkan Helen maupun mengajarkan Helen
berbicara justru sempat mendapat kesulitan dari kedua orang tua Helen karena
menganggap Annie terlalu keras kepada Helen. Annie melihat bahwa orang tua
Helen merasa lebih mudah merasa kasihan pada Helen daripada mengajarkannya
berperilaku baik. Untungnya Annie dapat meyakinkan orang tua Helen untuk
menyerahkan pendidikan Helen kepada dirinya.
2.5. Bibi
Evelyn
Bibi
Evelyn termasuk salah satu orang yang peduli dan sayang pada Helen. Dia yang
merekomendasikan Helen bertemu Dr. Chisolm demi kesembuhannya. Bibi Evelyn
menjadi salah satu dukungan moril bagi keluarga Keller.
3.
Simpulan
Dalam film Miracle Worker tergambar jelas peran Significant others dalam membentuk
perilaku Helen. Perilaku Helen yang tidak disiplin dan agresi dipertahankan
karena Ayah dan Ibu Helen cenderung merasa kasihan pada Helen sehingga tidak
memberinya hukuman. Namun Annie berhasil mebuktikan pada keluarga Keller bahwa
Helen dapat bertingkah laku seperti anak normal (berbicara dan disiplin) dengan
pengajaran yang konsisten, tegas, dan menggunakan sistem reward-punishment. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bertahan atau
tidaknya perilaku Helen ditentukan oleh reaksi Signifikan others terhadap perilakunya.
Daftar pustaka
Domjan, M.
(2010). The principles of learning and
behavior. (6th Ed.) Belmont: Wadwordth.
Hellen keller quotes (n.d).
Retrieved from http://www.brainyquote.com/quotes/authors/h/helen_keller.html
Diakses pada tanggal 7 Desember 2011 pukul 19.30 WIB
Mangunsong,
F. (2011).
Psikologi dan pendidikan anak
berkebutuhan khusus: Jilid
kedua.
Depok: LPSP3 UI.
Tass, N. (Director). (2000). Miracle
worker [Motion Picture]. United States: Disney.
Vervloed,M. P. J., van Dijk, R. J. M., Knoors, H.,
& van Dijk, J. P. M. (2006). Interaction between teacher and congenitally
deafblind child. American Annals of
Deafs, 151(3), 336-343.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung :D
Yang menulis belum tentu lebih pintar dari yang membaca
Jadi, silahkan kalau mau memberikan kritik, saran, umpan balik & pujian.
:D