Hari Minggu tanggal 4 Oktober kemarin, Hana beserta temen2 BWB 2010 yang lain yaitu Dii, Anggi dan Fauzi berkunjung ke rumah Fairuz (BWB 2010 juga) di Bogor. (^0^)/ Alhamdulillah, Fairuz sudah menjadi seorang Ibu atas anak lelaki yang bernama Muhammad. Kami hendak menengok keponakan pertama BWB 2010 Muhammad. Namanya keren banget ya? Hana juga berkeinginan memberi nama anak lelaki Hana, Muhammad soalnya. :D Ternyata Fairuz sudah lebih dulu mewujudkan keinginan Hana tersebut.
O ia, buat yang belum tahu, BWB tuh singkatan dari Best
Wanna Be. BWB adalah program Latihan Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh
psdm BEM UI untuk mahasiswa baru menjadi kader BEM UI. Bisa cek infonya di Facebook Fanpagenya, twitter @Bestwannabe atau ask.fm Bestwannabe :)
Pas jaman maba, Hana alhamdulillah berkesempatan ikut BWB.
Cuma sehabis lulus pelatihannya, bukan masuk BEM UI, malah ikutan SALAM UI. Hehe
Alasannya pernah Hana ceritakan di post ini.
Cukup ya intronya, kita balik lagi ke tanggal 4 Oktober.
Kami janjian ketemu di depan Margonda residence (Mares) pukul
8 pagi dan berangkat ke bogor naik mobil Livina-nya Dii. Alhamdulillah Dii mau
berbaik hati memberikan tumpangan. Jazakillah khair Dii!
Berhubung Anggi cuma bisa sampai jam 12 siang, kami berharap
tiba pukul 9 kemudian mampir sebentar (gendong Muhammad, foto2) terus pulang dari
rumah Fairuz sekitar jam 10.
Tapi rencana tinggal rencana...
Pas mau berangkat, menyadari perut kami kelaparan karena
belum sarapan, kami sempat berhenti di samping Gramedia Depok untuk beli nasi
uduk. Selesai membeli nasi uduk, kami pun pergi berangkat. Saat di perjalanan,
Anggi bertanya “Han, kita ngga ngasih
apa-apa nih ke keponakan pertama BWB?”
“Gue sih udah beli kado.”
“Loe sempet beli kado? Gue pulang kantor malem. Mana sempet pergi
buat beli kado.”
“Emang gue beli
kadonya dimana?” Gue terkekeh. “Di alfamart deket kosan, Nggi! Pas jajan ke
Alfamart, gue liat ternyata alfamart jual perlengkapan bayi, ya udah gue beli
aja. Tadinya kan rencananya kita mau pergi sabtu pagi, gue mikir ngga sempet
gue pergi-pergi buat beli. Ya udah beli di Alfamart aja daripada ngga ngasih
kado.”
“Atau Patungan aja? Loe habis berapa buat beli kado?”
“XX ribu. XX ribu bagi 4 berarti X ribu. Kalian yakin? Gue sih ngga apa-apa.”
“XX ribu. XX ribu bagi 4 berarti X ribu. Kalian yakin? Gue sih ngga apa-apa.”
“Hm... Kalau dibagi 4 jadi X ribu ya? Ya juga sih masa ke
keponakan pertama cuma ngasih segitu.” Jawab Anggi
“Pas sampai bogor kita mampir dulu aja ke toko perlengkapan
bayi buat beli kado.” Saran gue
“Gue juga rencananya gitu kok.” Sahut Dii
Anggi kembali membuka mulut “Si Tomi rumahnya di Bogor kan?
Suruh nyusul gih ke rumah Fairuz. Eh, Biar gue aja yang ngabarin”
Alhamdulillah, Tomi mengiyakan ajakan ke rumah Fairuz dan kami
pun janjian untuk bertemu di rumah Fairuz.
Alhamdulillah lagi tolnya ngga macet, jam 9.13 kami sudah
keluar tol. Kemudian kami berempat mampir dulu ke Toko Perlengkapan Bayi. Ternyata
memilih kado di toko perlengkapan bayi membuat kami kebingungan karena terlalu
banyak pilihan. Kami sempat lama memilih.
Tokonya baik lho biaya bungkus kadonya gratis dan dikasih
kartu ucapan juga.
“Tulis apa di kartu ucapan?” tanya Anggi
“Barakallah aja” usul gue
“Loe aja gih Han yang nulis.” Pinta Anggi
Aku menulis sambil membunyikan kata-kata yang kutulis “Barakallah
Fairuz atas kelahiran Muhammad. Semoga Muhammad jadi anak sholeh,... apa lagi
nih?”
“Han, itu nulis Muhammadnya double n?” tanya Fauzi
Err.. sebenarnya gue ngga tahu tapi gue berasumsi begitu.
Gue belum menjelaskan Anggi menjawab “Udah percaya aja, Hana yang lebih tahu.”
Gue cuma nyegir. “Jadi mau ditambah apa?”
“Rajin mengaji”
“Rajin menabung”
“Berbakti pada orang tua”
“Hapal Quran”
“Sebenarnya jadi anak sholeh udah lengkap, ngga perlu lagi
tulis rajin mengaji, berbakti pada orang tua.” Saran Fauzi.
“Gpp. Biar kartu ucapannya penuh. O ia, tulis semoga Muhammad masuk BWB, jadi Ketua BEM” gue menambahkan
“Gpp. Biar kartu ucapannya penuh. O ia, tulis semoga Muhammad masuk BWB, jadi Ketua BEM” gue menambahkan
Anggi nyeletuk “Visioner banget doa loe, Han”
Eh itu doanya visioner?! O_O
Sebenarnya Hana Cuma ngikutin kebiasaan senior-senior di
SALAM UI, kalau ada yang melahirkan, bayinya didoakan jadi pemimpin atau ketua
SALAM. Berhubung konteksnya ini BWB, ya doanya masuk BWB dan jadi Ketua BEM.
Selesai berbelanja kado untuk Muhammad,
“Eh mampir dulu buat beli roti unyil ngga apa-apa?” tanya
Dii
“Ngga apa-apa” jawab kami
“Ngga apa-apa” jawab kami
Pas sampai ke tempat roti unyil ternyata antriannya mengular
panjang,
Dii pun membatalkan keinginannya.
Saat berjalan ke parkiran mobil, Dii cerita kalau dia ngidam
roti unyil ini sudah lama tapi ternyata antriannya panjang, takutnya jika dia
beli roti, kami datang ke rumah Fairuz lebih siang dari rencana.
Hana menyarankan Dii untuk tetap membeli roti unyil meski
antriannya panjang. Daripada nanti kepikiran. Mumpung lagi di tempatnya juga.
Dii pun akhirnya memilih untuk membeli roti unyil.
Dii pun akhirnya memilih untuk membeli roti unyil.
Jadi kami kembali lagi ke toko roti unyil dan ikut antrian.
Setengah jam kemudian kami keluar toko dengan membawa dua kotak berisi roti
unyil :D
Niatnya jam 10 pulang, ini jam 10 baru selesai belanja dan belum sampai ke rumah Fairuz.
Hehehe
Di group WA BWB 2010, Rara bertanya apakah kami sudah sampai
rumah Fairuz dan minta update berita.
Hana membalas bahwa kami sudah sampai Bogor tapi belum
sampai rumah Fairuz.
Ternyata perjalanan ke rumah Fairuz tidak semulus yang kami
kira. Kami merasa tidak yakin karena petunjuknya cukup umum sehingga kami
bertanya-tanya apakah kami salah tafsir.
Fairuz memberi petunjuk berupa patokan jalan, bukan share
location google maps.
Dii memintaku menghubungi Fairuz untuk share location tapi aku
kesulitan menghubungi Fairuz. Hpnya tidak aktif. Last seen di WAnya juga satu setengah jam yang lalu. Mungkin HPnya sedang dicharge atau kesulitan memegang handphone karena sedang mengurus bayi Muhammad.
Aku dan Anggi jadi ingat kejadian waktu BWB 2010 melayat ke
rumah Fairuz ketika ayahnya meninggal. Kami sempat salah masuk rumah. Saat tiba di area perumahan Fairuz, kami
melihat bendera kuning di rumah tersebut sehingga kami mengira itu rumah
Fairuz. Mana kami tahu saat itu kalau tetangga Fairuz meninggal juga. Kami
masuk dan mengucapkan belasungkawa. Kami bahkan sempat disuguhi minum dan tuan
rumah mengucapkan terima kasih atas kedatangan kami. Kemudian kami bertanya “Maaf
Ibu, Fairuznya mana?”. Tuan rumah bingung dengan pertanyaan kami, kami pun
mengulangi jawaban “Maaf Ibu, Fairuznya mana? Kami teman-teman Fairuz”.
Alhamdulillahnya Bibi Fairuz kebetulan sedang ada disitu, dia sepertinya
mendengar pembicaran kami dengan tuan rumah, dan kemudian menunjukkan arah dan
membawa kami ke rumah Fairuz. Alhamdulillah!
Dii tertawa terbahak-bahak saat mendengar ceritaku dan Anggi
mengenai peristiwa nyasar kami.
Setibanya di lokasi yang menurut kami itu adalah lokasi
dekat rumah Fairuz, Dii memarkirkan mobilnya. Kami turun dan kemudian bertanya
kepada seorang Bapak “Dimana rumah Fairuz?” , Bapak tersebut mengarahkan kami
pada rumah seorang Bapak yang merupakan saudara Fairuz. Alhamdulillah! Saat itu
aku berpikiran kami akan kembali ditolong saudaranya Fairuz. Bapak tersebut
membawa kami ke depan rumah warna orange. Aku mengucapkan Assalamualaikum tapi
tidak ada jawaban. Tetangganya bilang Fairuz sedang pergi, tidak ada di rumah.
Aku merasa aneh. Kami memberi tahu Fairuz bahwa kami akan
datang, kurasa dia seharusnya tidak pergi.
Kami pun mendekati tetangga Fairuz untuk bertanya lebih
lanjut. Bapak tersebut menjawab kalau yang bernama Fairuz itu banyak. Kami
mencari Fairuz bin apa..
O_O
Gue ngga tahu nama Ayahnya Fairuz.
Anggi menjawab Fairuz binti Thalib.
Ternyata rumah Fairuz yang ditunjuk adalah seorang lelaki
sementara teman kami yang bernama Fairuz adalah perempuan.
Aku mencoba menelpon Fairuz, meminta petunjuk dan berharap
dia bisa menjemput kami. Fairuz bertanya kami ada dimana tapi kami tidak yakin dengan lokasi keberadaan
kami sehingga Fairuz memberi tahu bahwa rumahnya dekat masjid putih dan meminta kami
mencari masjid tsb.
Tetangga Fairuz memberi tahu bahwa di ujung gang ada masjid
putih yang lain.
Kami hendak ke sana tapi kemudian kami teringat di jalan besar yang kami lewati juga tadi ada masjid putih. Atau justru masjid itu yang dimaksud?
Kami hendak ke sana tapi kemudian kami teringat di jalan besar yang kami lewati juga tadi ada masjid putih. Atau justru masjid itu yang dimaksud?
Kami pun keluar gang dan mencari orang yang dapat ditanya mengenai
keberadaan masjid tersebut.
Kami bertanya ke penjual makanan. Dia malah bertanya balik “Masjid
yang kami maksud habibnya siapa? Daerahnya timur apa barat?”
Aku melongo. Bukannya mendapat
pencerahan, kami malah tambah bingung.
Seorang Bapak datang hendak
membantu kami. Dia menjelaskan bahwa dia sering mengadakan acara di masjid dan
kemudian dia bertanya apakah masjid yang kami maksud masjid habib X? Dia
kemudian mengajukan serentatan pertanyaan spesifik lainnya yang membuat kami makin
bingung.
Informasi yang kami miliki umum
tapi mendapat pertanyaan spesifik.
Itu pertama kalinya aku kesulitan
mencari mesjid.
Anggi pun akhirnya memotong
pertanyaan Bapak tersebut dan menjawab “Kami tidak tahu,Pak. Tapi sepertinya
masjid yang kami cari bukan masjid yang ini. Kami akan mencoba ke mesjid yang
diujung gang.”
Kami pun berpamitan pada Bapak
tersebut dan Bapak tersebut mendoakan semoga kami menemukan masjid yang kami
cari “Insya Allah ketemu” sahutnya.
Kami mengucapkan terima kasih dan mengaminkan doa Bapak tsb.
Ternyata rumah Fairuz dekat masjid
yang diujung gang. Alhamdulillah akhirnya sampai juga.
Kami memberi tahu Tomi bahwa kami
sudah tiba di rumah Fairuz.
Sepuluh menit kemudian, Tomi ikut bergabung bersama kami. :)
Sepuluh menit kemudian, Tomi ikut bergabung bersama kami. :)
Ternyata Fairuz baru pindah rumah
sehingga dia juga tidak hapal jalan ke sini.
Fairuz dan Ibunya menyuguhi kami
dengan banyak makanan. :9
Alhamdulillah :D
Muhammad lucu sekali ternyata..
Dia mau
digendong siapa saja.
Bahkan ketika kami ngobrol dan
tertawa terbahak-bahak, bukannya menangis, Muhammad malah tertidur.
:O
Baru nemu bayi model gini, seringnya nemu bayi yang kalau denger suara keras nangis.
Baru nemu bayi model gini, seringnya nemu bayi yang kalau denger suara keras nangis.
Yang jelas hari ini hari yang
menyenangkan bisa bertemu dengan teman-teman BWB yang lain dan bertukar kabar
:D
I had fun!
Alhamdulillah
Sebelum pulang, kami sempat foto-foto terlebih dahulu.
Hana, Fairuz, Anggi gendong Muhammad, Dii, Fauzi dan Tomi |
Be First to Post Comment !
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung :D
Yang menulis belum tentu lebih pintar dari yang membaca
Jadi, silahkan kalau mau memberikan kritik, saran, umpan balik & pujian.
:D