Halo guys :D
Sudah seminggu lebih perkuliahan semester 5 berjalan :D
masih ngga percaya kalau sekarang hana jadi mahasiswa tingkat 3… waktu cepat
sekali berlalu ya? XD perkuliahannya meyenangkan :D di semester ini, mahasiswa
psikologi memilih peminatan dan peminatan yg hana ambil adalah sosial klinis (SoKlin)
\(•ˆ⌣ˆ•)/
Btw, ni jadwal kuliah hana di semester 5:
Hana mau share insight yg hana dapet selama jadi mahasiwa
psikologi UI tingkat 2 (semester 3 dan 4) kemarin :D
Semester 3
1.
Lebih baik hana ngga ikut semester pendek
Hana memiliki semangat 45 ketika mengikuti
perkuliahan di semester pendek namun semangat Hana menurun saat masuk kuliah di
semester 3 >.< merasa jenuh banget gitu… ip hana pas sp bagus tapi
semester biasa malah turun.. padahal sks yg diambil di semester biasa kan lebih
banyak
2.
Salah satu strategi manajemen waktu: Lebih baik
fokus di satu organisasi.
Di semester 3 ini, hana ngerasa kecapaian
karena hana ambil terlalu banyak kepanitiaan (buat ukuran hana ya). Kepanitiaan
yang hana ikuti tuh center of entrepreneurship BEM UI 2011, best wanna be 2011,
dan nat su no hi 2011. Hana ngerasa manajemen waktu Hana buruk banget dan
performa Hana di ketiga kepanitiaan plus di SALAM UI jadi ngga maksimal. Tidur pun ngga cukup (ngga 8 jam sehari)
karena ngerjain tugas baik akademis maupun perkuliahan. Bahkan di semester ini
hana pernah tidur cuma satu jam sehari. Rekor banget buat ukuran Hana
bilqisthi. Well, intinya adalah menurut hana lebih baik ikut satu organisasi
tapi berperan maksimal daripada ikut banyak tapi setengah-setengah.
3.
Harus makan malem
Di semester 3 ini Hana sering ngga makan
malem dan mendapati tubuh hana sangat lemas saat bangun tidur. Pola hidup yang
sangat tidak sehat
4.
Konsentrasi saat di kelas
Saat kuliah di semester ini, hana suka ngga
konsen dengerin dosen. Otak hana jalan-jalan mikirin cara cepat untuk
menyelesaikan tugas-tugas akademis dan kepanitiaan. (jangan ditiru ya).
5.
Baca buku sebelum perkuliahan dimulai (ngga
milih2)
Well, sebenernya ini udah hana lakukan tapi
untuk mata kuliah-mata kuliah yang Hana SUKAI. Kalau matkulnya ngga hana sukai,
bukunya sama sekali ngga hana sentuh kecuali pas mau ujian. Parah banget ya? pantesan nilai matkul yang hana sukai selalu bagus tapi yang hana ngga suka tuh biasa aja :D hahaha
6. Being perfectionist kills me
Di mata kuliah psikologi pendidikan, Hana tersadarkan
kalau sebenarnya sifat perfeksionis yang Hana miliki itu lebih banyak
merugikannya untuk hana dibanding keuntungannya. Gara2 baca table dibawah ini:
Perfeksionis
|
Healthy Striver
|
Memasang standard terlalu tinggi dan diluar
Kemampuan
|
Memasang standard tinggi namun masih
dapat dicapai
|
Tidak pernah puas diluar dari kesempurnaan
|
Dapat menikmati keseluruhan tindakan dari
proses sampai hasil yang keluar
|
Menjadi depresi dan kecewa berat karena
saat mengalami kegagalan
|
Mempunyai daya lenting untuk kembali dari
keadaan kecewa saat gagal
|
Tertekan oleh perasaan takut melakukan
kesalahan dan kegagalan
|
Tetap merasa takut gagal namun masih
dalam tingkat wajar, tidak panik berlebihan
|
Melihat kesalahan sebagai tanda bahwa ia
tidak berharga
|
Melihat kesalahan sebagai bahan
pembelajaran dan kesempatan untuk
berkembang
|
Menjadi terlalu defensif saat dikritik
|
Memberi reaksi positif saat mendapat
kritikan atau masukan
|
Sumber : Santrock, J.W. (2011). Educational
psychology. (5th ed). New York:McGraw-Hill.
Selain itu, hana juga mencari tahu tentang
perfeksionis dan ternyata:
Perfeksionis itu dibentuk bukan karena
diturunkan(genetic). Anak yang
perfeksionis biasanya entah memiliki orang tua yang perfeksionis (anak jadi
meniru jadi perfeksionis) atau karena factor interaksi dengan orang tua yang
menuntut kesempurnaan pada anak.
Karena tahu perfeksionis itu dibentuk, hana berusaha
mengubahnya walaupun sempet khawatir prestasi hana bakal turun kalau hana ngga
perfeksionis
(ง'̀⌣'́)ง
Perfectionists fear that if they give up perfectionism, they won't be good anymore at anything; they'll fall apart. In fact, perfectionism harms performance more than it helps.
Alhamdulillahnya salah satu temen deket Hana, Vania adalah
seorang healthy striver, Hana belajar meniru dia di semester 4. makasih banyak ya van :D
Buat yang mau tahu lebih banyak ttg perfeksionis bisa baca
link ini:
Saran buat ngatasin perfeksionis:
Try
one or more of these and observe the consequences:
- List the negative consequences
of perfectionism—are you seen as controlling? Do you take on extra work
without being asked and then feel overworked? Do you feel exhausted? Does
the worry about being a failure or not good enough still come back?
- Stop using all/never language,
such as "It is awful if I make a mistake." "I must always
be right!" Mistakes are not intolerable and they are not proof of
your unworthiness. See how you and others react when you stop that way of
speaking.
- Plan for "non-perfect"
performance. Decide to not take on a specific one-time job that someone else could
do, such as writing a report. The goal: to see whether the work gets done
even if you don't do it. Also observe: if it doesn't get done, the world
doesn't end.
- Observe the imperfect work of
others, and how people accept it with surprising frequency as "good
enough."
- Assume some responsibility, but do not do what others are supposed
to be responsible for. Then watch. What do others do and how do you feel?
- Deliberately do not finish some
work, such as typing up an elaborate agenda for a meeting. These kinds of
detail-oriented items typically turn out to be inconsequential and
noticing that may help the perfectionist become willing to dial down their
efforts.
- Observe how little anyone cares
whether you were perfect.
- Note that when unexpected
problems occur, most people usually cope.
- Learn what makes the difference
between important and inconsequential tasks, and to distinguish between
what is essential and what is not. Try skipping some inconsequential
aspects of a task and observe whether it matters.
Sumber : handling perfectionism
Nah berdasarkan insight yang Hana dapat di semester 3, Hana
berusaha melaksanakan hal-hal tersebut di semester 4. Kalian tahu apa? Hana merasa
jauh lebih bahagia :D bahkan, hana bisa menikmati saat ini. Di semester 4, hana
menyadari bahwa selama ini hana terlalu mengejar masa depan sampai tidak menikmati
saat2 ini (present). :D
hana juga beruntung banget dikelilingi temen2 hana yang suportif banget ketika proses Hana belajar untuk tidak perfeksionis.. berkali-kali hana khawatir apakah performa akademis dan organisasi Hana bakalan jadi jelek klo Hana ngga perfeksionis :D
thanks a lot to berlian damenia, hafida kusuma dewi yang selalu bilang "it's okay, Hana" saat Hana cemas (˘⌣˘)ε˘`)
hana juga beruntung banget dikelilingi temen2 hana yang suportif banget ketika proses Hana belajar untuk tidak perfeksionis.. berkali-kali hana khawatir apakah performa akademis dan organisasi Hana bakalan jadi jelek klo Hana ngga perfeksionis :D
thanks a lot to berlian damenia, hafida kusuma dewi yang selalu bilang "it's okay, Hana" saat Hana cemas (˘⌣˘)ε˘`)
Makasih banyak juga buat kelompok (peer di kampus) tim peneliti milenium supercool yaitu Dyah Ayu Kartika, Hana Talita, Vania Callista dan Ikhsan Aridani yang tetep mau menerima Hana ketika Hana udah tidak lagi seorang yang perfeksionis :D
Makasih banyak juga buat SALAMERS (seluruh staf dan BPH SALAM UI) terutama biro PSDM yang mau bersabar sama tingkah laku Hana :D
\( ^o)( ^ 0 ^ )(o^ )/
salah satu perubahan yang terjadi di semester empat adalah hana mulai jarang menggunakan tas ransel.. selama ini hana selalau pakali tas ransel dan bawa banyak barang (bisa baca disini) nah, semester 4 hana mulai pake tas selempang gitu.. karena kapasistasnya yang lebih kecil dari tas ransel, gue pun mulai milih2 barang yang gue masukkin ke tas. Selain itu, gue ngga lagi abwa laptop tiap hari ataupun buku text kuliah. soalnya gue udah baca bukunya sebelum keliah dan ternyata bawa laptop pun sering ngga gue pake. buku text baru gue bawa ketika ternyata gue belum beres baca buku tsb atau karena disuruh sama dosennya :D dan ternyata akhirnya gue bisa merasakan bawa tas kecil dan ringan :D selama ini, gue selalu bingung sama orang2 yang abwa tas ringan. kok mereka bisa ya? dan ternyata hana juga bisa :D hana mulai mengurangi perasaan bahwa hana harus bawa semua barang. sisi positif lainnya dalah hana mulai belajar percaya dan mengandalkan temen hana :D alhamdulillah :D
Makasih banyak juga buat SALAMERS (seluruh staf dan BPH SALAM UI) terutama biro PSDM yang mau bersabar sama tingkah laku Hana :D
\( ^o)( ^ 0 ^ )(o^ )/
salah satu perubahan yang terjadi di semester empat adalah hana mulai jarang menggunakan tas ransel.. selama ini hana selalau pakali tas ransel dan bawa banyak barang (bisa baca disini) nah, semester 4 hana mulai pake tas selempang gitu.. karena kapasistasnya yang lebih kecil dari tas ransel, gue pun mulai milih2 barang yang gue masukkin ke tas. Selain itu, gue ngga lagi abwa laptop tiap hari ataupun buku text kuliah. soalnya gue udah baca bukunya sebelum keliah dan ternyata bawa laptop pun sering ngga gue pake. buku text baru gue bawa ketika ternyata gue belum beres baca buku tsb atau karena disuruh sama dosennya :D dan ternyata akhirnya gue bisa merasakan bawa tas kecil dan ringan :D selama ini, gue selalu bingung sama orang2 yang abwa tas ringan. kok mereka bisa ya? dan ternyata hana juga bisa :D hana mulai mengurangi perasaan bahwa hana harus bawa semua barang. sisi positif lainnya dalah hana mulai belajar percaya dan mengandalkan temen hana :D alhamdulillah :D
thank you guys for reading :D
semoga saja ada pelajaran yang bisa kalian ambil dari pengalaman Hana :D
P.S. : mata kuliah favorit Hana di semester 3 adalah psikologi media sementara kalau di semester 4 tuh psikologi kognitif :D
Be First to Post Comment !
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung :D
Yang menulis belum tentu lebih pintar dari yang membaca
Jadi, silahkan kalau mau memberikan kritik, saran, umpan balik & pujian.
:D