“Kakak, Jurusan apa?” dia
(perempuan) menyodorkan tangan
Aku menyambut tangannya dan bersalaman
“Psikologi” jawabku sambil senyum.
Dia langsung melepaskan tangannya,
alisnya mengkerut turun, air mukanya pucat.
“Aku takut sama mahasiswa psikologi.
Mereka pada bisa baca pikiran. Kakak juga kan?”
Hahahaha. Aku tertawa.
Hahahaha. Aku tertawa.
Sebelum kujawab tidak, dia lanjut
bercerita “Kemarin aku ikut tes GUIM (Gerakan UI Mengajar) Kak, pewawancara dan yang
ngetesnyanya mahasiswa psikologi. Ngeliat mereka aja udah bikin serem. Aku ngga lulus, kayaknya mereka tahu pikiran aku deh.”
Dia kemudian mundur beberapa langkah
menjauh dariku.
Aku terhenyak. Pertama kalinya aku dapet reaksi
ketakutan begitu.
Biasanya beberapa orang memang akan bertanya apakah
aku bisa membaca pikiran atau tidak, tapi tidak dengan ekspresi
ketakutan. Aku lebih sering bertemu orang-orang yang bersemangat
ketika tahu aku berasal dari jurusan psikologi, “Han, baca gue dong”
atau “Han, loe psikologi kan? Loe pasti bisa nyelesaiin masalah
gue. Jadi gini, ..... (curhat pun dimulai)”.
Sebagian orang ada yang tidak
menunjukkan reaksi apa-apa (aku kira mereka mengganggap psikologi
biasa saja). Alhamdulillah
Ternyata kejadian dengan juniornya Fida
hanyalah awal, aku kemudian sering dapat reaksi ketakutan serupa
kalau sedang kenalan sama orang baru di perjalanan pulang ke
Karawang.
“Berarti bisa baca pikiran dong?”
dengan tatapan please jangan baca pikiran gue atau berharap semoga
Hana ngga bisa baca pikiran mereka tapi mereka percaya Hana bisa.
Dan kemudian Hana pun akan menjelaskan
bahwa kami ngga bisa baca pikiran.
Kalau yang kuliah psikologi/lulusan
psikologi bisa baca pikiran, mereka pasti dapet IPK 4 semua. Lah wong
bisa paca pikiran dosen dan teman-temannya, tapi kan ngga gitu.
Kami ngga akan gagal di interview tes
masuk kepanitiaan atau pun tes kerja. Tapi kami mengalami gagal juga
kok.
Ngga ada ceritanya mahasiswa/lulusan
psikologi patah hati, jadi korban PHP, diselingkuhin atau cerai. Tapi
ada.
Beberapa temen gue ada yang jahil sih,
mereka pura-pura bisa baca pikiran atau main interpretasi
karena sudah lelah memberi tahu kalau mereka ngga bisa baca pikiran,
tapi ngga pada percaya dan bersikukuh minta dibaca.
“Hm.. kamu tuh gini ya orangnya”
“Oh.. ini tuh artinya ...”
Kalau kalian cek silabus mata kuliah di psikologi ngga ada mata kuliah membaca pikiran, adanya metode penelitian dan statistik malah. Hahahhaa
mage download from Trust Me, I'm a "Psychologist" Facebook Fanpage
|
Please, don't be afraid.
Yeah, we study
human (psychology) but remember, we are human, too
Tapi kalau kalian masih takut juga, resiko tanggung sendiri.
Aku cuma bisa berharap kalian ngga jadi korban temen-temen gue yang jahil :P
Tapi kalau kalian masih takut juga, resiko tanggung sendiri.
Aku cuma bisa berharap kalian ngga jadi korban temen-temen gue yang jahil :P
Be First to Post Comment !
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung :D
Yang menulis belum tentu lebih pintar dari yang membaca
Jadi, silahkan kalau mau memberikan kritik, saran, umpan balik & pujian.
:D