Image courtesy of laurentvalentinjospi0 at pixabay.com |
Tetangga kosanku mengkritik caraku menggoreng empek-empek.
Aku menggoreng empek-empek dengan menyalakan api kompor hingga besar dengan
harapan cepat matang. Menurutnya, jika menggunakan caraku, empek-empeknya akan
cepat matang dan hangus di luar tapi tidak merata hingga ke dalam. Dia
menyarankanku untuk menggunakan api sekecil mungkin, menunggu hingga minyaknya
panas, memasukkan empek-empeknya dan menunggu hingga 3 menit baru membalikan
empek-empeknya. Cara masak tersebut jauh lebih lama dibandingkan menggunakan
api yang besar.
Aku hendak protes karena jujur aku lebih suka empek-empeknya
garing hingga nyaris gosong/tutung. Tapi tetangga kosanku benar, selama ini
empek-empek yang kumasak hanya garing di luar, tidak sampai ke dalam. Jadi, aku
mencoba menuruti sarannya.
Jika mengikuti sarannya, warna empek-empek yang kumasak berwarna kuning atau cokelat
muda, tidak lagi cokelat tua. Aku sempat ragu apakah benar hasilnya akan
garing hingga ke dalam. Setelah kucoba, ternyata benar! Empek-empeknya garing
hingga ke dalam. Aku tidak menyangka.
Sambil makan empek-empek, aku berpikir. Mungkinkah itu juga
yang Allah lakukan pada hambaNya? Pernah
tidak merasa kau terjebak begitu lama dengan masalah yang membuatmu mendidih?
Membuatmu bertanya-tanya mengapa masalah ini bertahan begitu lama? Bagaimana
jika sebenarnya Allah hanya ingin membuatmu menjadi pribadi yang matang luar
dan dalam? Allah ingin pelajaran dari ujian yang Dia berikan
meresap hingga ke dalam hatimu.
Mungkin jika masalahnya cepat berlalu, kita hanya
memahaminya di kepala, belum meresap di jiwa. Mungkin jika kita bersabar
menghadapi semua ini, bersabar sebentar lagi, masalah yang kita hadapi mampu
mengubah kita menjadi pribadi yang matang luar dalam.
Mungkin...
Mungkin...
Analogi yg oke! hehe, salam kenal. mampir2 juga yahh..
BalasHapusalhamdulillah makasih pujiannya mba prita :D sip hana mampir :D eh blog mba prita ada 3 ya? hana mampir ke yang mana nih? ke http://pritahw.blogspot.co.id/ gpp?
HapusHana ini bagus banget maknanya, aku juga ngalamin
BalasHapusAku juga harus bersabar, terus bersabar dan bersabar sedikit lebih lama ^^
alhamdulillah kalau desty suka :D makasih pujiannya :D semangat ya :D
HapusBhahaaa sama han, aku juga suka yang garing, biar pas dicocol kinca maknyuuuus
BalasHapusyeay! tos dulu mba (^-^)/\(^-^)
HapusSemua hal kalo dipikirkan pasti ada hikmahnya yaa, baguuus!!
BalasHapusya nis! :D makasih ya udah mampir :D seneng loe suka :D
Hapusbener-bener gak nyangka detail analoginya bisa lewat makanan empek2 ya mbak Hana. Subahanaallah ! Slm kenal dari Kudus ya mbak.
BalasHapusPlz folbek akun saya twitter & IG(@cputriarty)
kesabaran itu emang luar biasa banget yaaa. analoginya bisa masuk ke setiap aspek kehidupan, sampe ke yang sepele-sepele sekalipun hehee..
BalasHapusmakasih sharingnya hanaa :)
Ya sama-sama :D
Hapussuka banget sama postingan yg ini, bagus :D tetap semangat yaa
BalasHapusAh makasih retno (ノ*>∀<)ノ♡ alhamdulillah seneng loe suka :) amin.. semangat juga! :D
HapusInspiratif banget mbak. Iya, Allah tentu ingin kita matang luar dan dalam. Menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Ulasannya sangat menarik. Senang sekali dapat berkunjung ke laman web yang satu ini. Ayo kita upgrade ilmu internet marketing, SEO dan berbagai macam optimasi sosial media pelejit omset. Langsung saja kunjungi laman web kami ya. Ada kelas online nya juga lho. Terimakasih ^_^
BalasHapus