Tidak semua yang kamu pikir, dengar dan rasakan itu benar.
Pengetahuanmu terbatas,
sehingga pemaknaan persepsi yang kau miliki
sangat mungkin untuk salah.
Oleh karena itu, dalam setiap langkah,
mintalah petunjuk Allah yang Maha Mengetahu.
Some time ago my friend share status "I may walk slowly but I never walk backwards"
His words reminded me of the story of Hare and the Tortoise
How tortoise can actually beat the hare in the race, although Hare is superior physically.
I think the tortoise won because he is consistent. In addition to consistent, the tortoise is persistent, he finished the race. He did not despair and give up.
While the Hare lost because of arrogant, he underestimate the tortoise.
Hare did not believe the obtained results , he challenged tortoise for the second race.
In the 2nd race, the tortoise won again but this time, he won with the tactics and the help of his friends.
Tortoise asked his friends (fellow turtles) to impersonate him and appear in a certain position while the tortoise itself already waiting near the finish line.
Hare was not aware of it. At first, he delighted to be running ahead of tortoise but then he was surprised because every time he managed to stay ahead of tortoise, tortoise somehow be there in front of him.
From the second race, I learned everyone has their advantages and weakness.
If used correctly, weakness can became advantage.
Another lesson is teamwork can overcome great individual.
:)
And for my reader, Eids Mubarak! Taqaballahu minna wa minkum :D Baca versi Indonesianya, disini
hana mau belajar tapi kamar berantakan jadi males belajar.. untung liqo mulai pagi jadi hana pun memutuskan keluar dari kamar (kabur belajar) dan pergi liqo..
liqonya di deket danau.. pas pulang bareng siti ngobrolin ttg pernikahan... tetep ya... hehe ^^
akhir2 ni pikiran hana malah jalan2 mikirin pernikahan dan sumpah khayalannya ngeganggu konsentrasi..
Dan setelah baca buku jadian 6 bulan waktu tgl 29 maret kemarin dan menemukan ternyata jatuh cinta tuh ujian dari
Allah apakah Hana sanggup menjaga cinta hanya kepada Allah.. jadi malu sama
diri sendiri >.<
sumpah! hana malu
kemarin dpt kabar dari nadia (kordinator tahsin salamui) kalau syarat ikut tes tahsin
tuh tamat baca quran.. jadi minimal harus baca quran 8 hal per hari.. semangat :D semoga bisa :D
pelajaran lain di hari ini Allah baik banget mengingatkan kalau ada kesulitan
ingatlah Allah serta memohon kepada Allah :)
Selain itu, hana berusha khusuk pas shalat dgn tahu arti
bacaan shalat.. dan kerasa bgt ternyata selama ini hana ngga khusuk shalat krn
ngga memaknai arti bacaan shalat padahal artinya indah banget :’)
sementara orang bodoh belajar dari kesalahan
diri sendiri”
Gue pernah denger kata-kata bijak itu waktu
kecil (entah dari siapa, kapan dan bagaimana), yang jelas kata-kata tersebut
memengaruhi hidup gue sampai sekarang karena kata-kata bijak tersebut pernah
gue jadikan nilai/prinsip dalam hidup gue. Gue ingat ketika menemukan kalimat
tersebut gue merasa kebingungan sehingga kemudian gue bertanya kepada Umi
mengenai arti kalimat tersebut. Umimenjawab bahwa kalimat tersebut berarti orang bijak belajar dari
pengalaman orang lain, mengambil hikmahnya sehingga tidak melakukan kesalahan,
sementara orang bodoh tidak belajar dari pengalaman orang lain sehingga dia
sering melakukan kesalahan. Umi gue menjelaskan salah satu cara menjadi orang
bijak adalah mendengarkan nasehat orang tua karena orang tua lebih
berpengalaman, sehingga diharapkan jika gue mendengarkan nasehat orang tua gue
tidak melakukan kesalahan yang sama dengan yang telah dilakukan mereka. Semenjak
saat itu, gue berusaha sebisa mungkin mendengarkan nasehat orang tua dan
belajar sebanyak-banyaknya dari lingkungan di sekitar gue agar gue dapat
menjadi orang bijak. Tapi kata-kata bijak tersebut membuat gue menganggap diri
gue bodoh tiap kali gue melakukan kesalahan. Gue baru mulai berhenti
menggunakan kata-kata bijak tersebut ketika SMA gue mendengar kata-kata bijak,
berupa “Orang pintar adalah orang yang belajar dari kesalahan sendiri sementara
orang bodoh adalah orang yang tidak belajar dari kesalahan.” Gue tentu saja
kaget mendengarnya karena ternyata penggolongan orang tidak hanya terbatas
orang bijak dan bodoh tapi masih ada orang pintar dan orang bodoh. Hal yang
sempat membingunkan gue adalah fakta bahwa ada dua penjelasan berbeda mengenai
orang bodoh. Tapi akhirnya gue memilih mendefinisikan ulang tentang orang
bodoh.
Itu yang gue
ketahui.. Gue pikir kata-kata “Orang bijak belajar dari kesalahan orang lain
sementara orang bodoh belajar dari kesalahan diri sendiri” sudah gue buang
jauh-jauh.. tapi ternyata tidak. Secara tidak langsung, kata-kata bijak
tersebut berperan membuat gue takut sama
senior. Dari film yang gue tonton, dari novel yang gue baca, gue sering
nemu tokoh senior/kakak yang suka nge-bully adiknya. Bahkan dalam kehidupan
sehari-hari pun, gue sering menemukan sosok kakak yang suka nge-bully. Walaupun
diri gue sendiri seorang kakak tapi gue menganggap gue termasuk pengecualian
karena gue jarang ngebully. Salah satu peristiwa yang cukup membekas dalam
hidup gue adalah ketika gue melihat temen-temen sebaya gue, yang waktu itu
duduk di bangku kelas 5 SD, melabrak junior yang melakukan kesalahan. Peristiwa
labrak-melabrak ini ternyata terus berlanjut sampai SMP. Gue ngga pernah jadi
korban sih, lebih sering jadi observer,
dan kadang kesalahannya menurut gue sepele, kayak dianggap ngga sopan (pakai
standar kesopanan yang mana?) , pakai make up ke sekolah (dianggap kecentilan),
dll.
Hal lain yang
gue perhatiin adalah junior yang dilabrak sama senior adalah junior yang
dikenal sama senior, sementara junior yang ngga dikenal sama senior ya ngga
dilabrak.Lesson learn: jangan kenal
deket sama senior karena ada kemungkinan gue bakal dilabrak sama mereka.
(kenapa gue punya potensi? di rumah, umi sering bilang kalau gue itu ngga sopan
dan bagaimana kalau gue dilabrak sama senior karena alasan yang sama? dan gue
juga ngga yakin gue bisa jadi flawless junior).
Akhirnya gue pun memutuskan untuk selalu main sama temen sebaya/seangkatan
(bahkan sampai berharap kalau nikah nanti sama temen seangkatan aja) dan tidak
mencoba dekat dengan senior( kecuali sebatas urusan kerja seperti OSIS dan
ekstrakurikuler). Selebihnya pokoknya minimalisasi kontak. Ya, gue pengen jadi
orang bijak belajar dari kesalahan orang lain (junior yang dilabrak itu yang
dikenal) sementara orang bodoh belajar dari kesalahan diri sendiri.
Hal yang tidak gue sadari adalah gue
mengambil kesimpulan yang salah dan keputusan gue untuk meminimalisasi kontak
dengan senior membuat gue punya ketakutan yang irrational terhadap senior. Gue baru menyadarinya ketika gue masuk
psikologi UI dan dapet tugas untuk mewawancara senior, gue sangat takut
(keringat dingin) untuk memulai menyapa senior terlebih dahulu, bahkan pernah
beberapa kali gue pusing dan merasa mau muntah saat mencoba mendekati senior.
Ya bisa ditebak, gue gagal dalam tugas gue mewawancarai senior. Dalam pandangan
gue, yang ada adalah sosok senior yang akan melabrak juniornya ketika juniornya
melakukan kesalahan. Karena minimnya kontak dengan senior, kalaupun bertemu
senior yang baik, gue selalu menganggap mereka adalah pengecualian, sama
seperti halnya gue sebagai senior. Gue ngga mau jadi senior yang melabrak adik
kelas maka dari itu gue ngga peduli sama adik kelas, mau mereka jungkir balik
depan gue, bakalan gue biarkan.
Pas belajar psikologi abnormal kemarin,
gue jadi tahu kalau ketakutan itu akan membesar jika kita sering menghindar
dari objek yang kita takuti sehingga kita tidak tahu kondisi objek yang
sebenarnya, sehingga pikiran-pikiran takut yang irrational yang justru menguasai kita. Salah satu cara untuk
mengatasi rasa takut tersebut adalah dengan menghadapinya sehingga kita bisa
mengetahui kondisi objek yang sebenarnya.
Walaupun gue baru tahu teorinya pas
semester 5, gue udah berjanji ke diri gue sendiri bahwa gue harus mencoba
membuka diri terhadap senior pas di semester 4 (bertepatan pas gue masuk SALAM
UI i5) dan gue bersyukur banget bisa kenal dengan para PI & BPH SALAM UI i5
(kebanyakan senior) karena mereka membantu gue belajar bahwa senior itu tidak
menakutkan. Mereka manusia biasa, punya beragam karakter, Mereka tidak
menginggit dan juga menyalak. hehe… :D
Kemarin tanggal 11 Januari hana dan uwa-uwa gue (kakak dari umi) pergi nonton film Habibie Ainun. Gue sempet takut bakalan ngga seru pergi sama uwa-uwa gue tapi ternyata ngga :D uwa-uwa gue melontarkan lelucaon selama perjalan pergi dan pulang serta tidak mengganggu gue menikmati film :D yang lebih penting lagi gue ngga keluar uang sepeser pun karena dibayarin.. hehe \(^0^)/
Gue sering nangis sepanjang nonton film ini.. (ʃ˘̩̩̩_˘̩̩̩ƪ) kagum sama Pak Habibie yang percaya diri. Waktu mau main ke rumah Ainun, Pak Habibie dateng pakai becak sementara para pesaingnya yang berusaha mendapatkan hati Ainun datang pakai mobil. Dia tidak mempermasalahkan orang lain berkata apapun mengenai usaha atau caranya mendapatkan Ainun. Pak Habibie hanya yakin dia bisa dan bertindak berdasarkan keyakinannya itu. Dia tidak mempermasalahkan hal-hal lain. Kepercayaan diri tersebut juga ditampilkan Pak Habibie ketika diminta mengerjakan proyek kerangka badan kereta api di Jerman, dia tidak peduli omongan rekan-rekan kerja yang awalnya meragukan dirinya, seperti "Kamu yakin dengan insinyur itu? Kereta di negara dia saja impor dari negara kita."
Dan Pak Habibie berhasil membuktikan bahwa dia memang mampu :D
Buat gue sendiri yang ketika melakukan sesuatu sering dihantui pertanyaan "Bagaimana jika gagal? Gue bakal malu banget .. dan lain sebagainya.." sehingga sering kali akhirnya gue berhenti atau memilih menyerah dan tidak berusaha untuk mencapai yang gue inginkan. Menonton film ini membuat gue merasa tersindir dan tentu saja membuat gue ingin berubah.
Hal yang paling jleb (menusuk hati gue) dalam film ini adalah perkataan Pak Habibie ketika pertanggung jawaban beliau sebagai presiden RI ditolak. "Bangsa ini mampu berdiri sendiri tapi mereka menolak untuk percaya." Pak Habibie bercita-cita pesawat-pesawat buatan anak negeri ini bisa digunakan untuk memudahkan transportasi Indonesia yang terdiri dari bebagai pulau-pulau.
Adegan lelucon pesawat terbang dalam film ini juga membuat gue menyadari bahwa gue termasuk "orang-orang yang tidak percaya bangsa ini mampu berdiri sendiri" dan secara tidak sadar gue telah merendahkan kemampuan diri gue sendiri. Gue juga bangsa Indonesia soalnya.
Lelucon pesawat yang diceritakan tuh kira-kira seperti ini "Pas lagi perang , pesawat AS muncul dan orang-orang berteriak "Tembak! tembak!" tapi karena saking cepetnya pesawat itu tetep terbang. Wajar Pesawat AS! Nah kemudian pesawat Indonesia muncul, orang-orang berteriak "tembak!tembak!" tapi kemudian mereka membatalkannya "ngga usah ditembak! pesawat buatan Indonesia, nanti juga jatuh sendiri."
Kalian tahu? dulu waktu denger lelucon tersebut gue termasuk yang tertawa. Gue jadi merasa bersalah dan menyadari seharusnya kalau gue tidak bisa membawa bangsa ini menjadi lebih baik, at least gue tidak menertawakan ataupun mengkritik orang-orang yang sedang berusaha membuat Indonesia menjadi lebih baik.
Sebagian orang setelah menonton Habibie Ainun tersentuh dengan romantismenya dan mengutip kata-kata romantis yang dikatakan Pak Habibie ke Ainun maupun Ainun ke Habibie. Itu juga menarik :) tapi gue lebih tersentuh ketika melihat perjuangan Pak Habibie meraih mimpinya dan bagaimana Ainun menguatkan Pak Habibie di masa-masa sulit.
Menonton film ini seolah mengingatkan gue bahwa orang-orang yang bermimpi besarlah yang berhasil mengubah dunia :D
Beberapa waktu yang lalu hana baru ja menonton video temen2 hana yang di ppsdms :D
video mimpi fatin
video mimpi adnan
video mimpi fitri
ngeliat video mereka membuat hana senang dan sedih. senang karena punya temen yang bermimpi hebat dan optimis. Sedih karena saat ni hana berhenti bermimpi.. semenjak akhir semester 3 lalu, hana merasa hana tidak mampu mencapai cita-cita hana, salah satunya mapres. hana ngerasa hana tidak mampu mencapainya karena setelah ikut sekolah mapres ternyata banya hal yang merupakan syarat dari mapres ternyata belum hana lakukan. awalnya sempet berusaha mengejar mimpi tersebut. tapi hana sudah kalah duluan karena hana merasa tidak mampu dan tidak mau mengorbankan waktu tidur hana yang delapan jam.
alasan lain hana berhenti bermimpi adalah hana tidak yakin apakah mimpi itu benar-benar cocok dengan hana atau tidak. bagaimana jika sebenarnya hana mengingkan sesauatu hal tapi ternyata hal tersebut tidak baik untuk hana. hana pun memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya yang hana inginkan bar kemudian memilihnya sebagai mimpi hana. tapi hingga detik ini pun pertanyaan pa yang sebennarnya hana inginkan masih belum terjawab. hana masih berhenti di tahap mencari tahu.
Kalin tahu? menonton ketiga video tersebut membuat Hana merasa bersalah karena Hana malah memilih berhenti bermimpi.
subtext video di atas Here’s
to the crazy ones. The misfits. The rebels. The troublemakers. The round pegs
in the square holes. The ones who see things differently. They’re not fond of
rules. And they have no respect for the status quo. You can quote them,
disagree with them, glorify or vilify them. About the only thing you can’t do
is ignore them. Because they change things. They push the human race forward. While
some may see them as the crazy ones, we see genius. Because the people who are
crazy enough to think they can change the world, are the ones who do.
kalau kata temen Hana sih:
Bermimpi itu memang harus menutup mata..
Dari segala keterbatasan diri dan tantangan yang mengecilkan nyali
-Tirta Suganda
Ah! Hana lupa hal itu.. disebut bermimpi karena lebih dari kondisi kita saat ini. kalau sama dengan kondisi saat ini bukan mimpi namanya.
hal lain yang hana takutkan adalah salah bermimpi... tapi kemudian baca ini
“Tulislah rencanamu dengan pensil, tapi biarkan Allah yang memegang
penghapusnya. Karena Ia selalu punya rencana yang lebih indah dari yang
kita pikirkan” -Wirdatul Annisa
baca kata2 tersebut membuat Hana mikir, kenapa hana takut bermimpi? hana mengkhawatirkan terlalu banyak hal sehingga merasa lebih baik tidak bermimpi..
bodoh ya?
harusnya hana biarkan Hana bermimpi.. kalau emang hana udah berusaha dan emang ngga tercapai berarti emang itu bukan yang terbaik untuk Hana ..
Never give up without a fight -Sukanto Tanoto
Hahahahah kayaknya Hana terlalu cemas akan banyak hal,
“Kekhawatiran tak menjadikan bahayanya membesar
Hanya dirimu yang mengerdil
Tenanglah, semata karena Allah bersamamu
Maka tugasmu hanya berikhtiar
Dan di sana pahala surga menantimu”
― Salim A. Fillah