Pas Mba Evrina mengumumkan giveaway What movie are you di group Blogger Muslimah sempat mengira lomba ini tentang film/karakter yang ceritanya mirip jalan hidup kita, atau tentang film favorit dan hubungannya dengan kepribadian kita :)
kemudian kebingungan memilih film..
Terus pas lagi milih-milih film baru sadar "eh, emang ketentuan nya apa?"
*menepuk jidat*
Pertama kali baca cuma skimming, jadinya lupa..
Hohoho
(^_^)v
Peace ah
Pas baca ulang kententuannya ternyata postingan blognya tentang film yang menginspirasi :D
Film apakah yang menginspirasi Hana Bilqisthi?
Well, banyak sih tapi yang baru-baru ini aku tonton dan belum ditulis di blog adalah The King Speech!
Film ini menginspirasi karena pesan utamanya tentang harapan bahwa kita bisa menjadi seseorang yang lebih baik dan dapat bangkit dari keterbatasan.
Poin plus lainnya film ini diangkat dari kisah nyata, jadi ngga bisa bilang "Ah, itu kan cuma fiksi, kehidupan nyata ngga segampang itu."
(^0^)/
Hal lain yang membuatku suka The king speech adalah dapat belajar cara pikoterapi.
Secara singkat, film ini menceritakan tentang Pangeran Albert (Duke of York), bagaimana dia mengatasi keterbatasan yang dia miliki (gagap) dan akhirnya berhasil menjadi Raja George VI.
|
Image Download from wikipedia |
Film ini dibuka dengan adegan Pangeran Albert harus melakukan pidato pertamanya untuk upacara penutupan pameran kerajaan Inggris di Wembley Stadion pada tahun 1925 yang disiarkan oleh radio BBC ke koloni dan dominon Inggris.
Ketika Pangeran Albert membuka mulut, aku tidak mendengar suara apa-apa dan mulai berpikir apa aku salah dengar ya? Kemudian melihat orang yang sepertinya berperan menjadi operator radio memutar-mutar tombol yang kuduga pengeras suara.
Ooh berarti emang dari filmya.
Kemudian saat terdengar suara, ternyata Pangeran Albert mengucapkan pidatonya dengan terbata, dan kita pun jadi tahu bahwa beliau gagap
:O
Karena itu disiarkan, fakta bahwa beliau gagap jadi diketahui di seluruh dunia.
Kalau jadi beliau, aku mungkin malu dan ingin kabur/menghilang saja.
Alhamdulillah, beliau bukan orang yang mudah menyerah.
Hal tersebut terlihat dari adegan selanjutnya yang diberi keterangan terjadi di tahun 1934 (9 tahun setelah pidato publiknya), Pangeran Albert sedang menjalani terapi untuk menyembuhkan kegagapannya. Sayangnya beliau belum berhasil sembuh juga. Kegagalan tersebut membuat Pangeran Albert meminta kepada Istrinya, Elizabeth, untuk tidak mengajaknya lagi pergi ke terapi. Dia sudah lelah tidak sembuh juga.
Aku bisa mengerti. Kalau aku terus-terusan mengalami kegagalan saat mencoba sembuh, mungkin aku akan menyerah seperti dia.
Untung, istrinya tidak menuruti perkataannya karena percaya bahwa dirinya bisa sembuh. Elizabeth kemudian menyamar sebagai Mrs. Johnson datang sendirian menemui Lionel, speech therapist yang terkenal dengan metode penyembuhannya yang kontroversial.
Elizabeth menjelaskan kepada Lionel bahwa suaminya telah menemui semua orang dan belum ada yang berhasil. Dia khawatir suaminya sudah menyerah.
Dengan percaya diri, Lionel menjawab bahwa suaminya belum bertemu dengannya.
Elizabeth bilang Lionel sangat yakin pada dirinya sendiri.
Lionel membalas bahwa dia percaya pada siapapun yang ingin sembuh.
Adegan ini mengajarkanku untuk percaya diri dalam menangani klien dan juga percaya dan optimis terhadap klien :)
Elizabeth meminta Lionel untuk datang ke tempat mereka tapi Lionel menolak “Maaf, Bu Johnson. Permainanku, Areaku, Peraturanku.”
Jawaban Lionel membuat Elizabeth terpaksa mengungkapkan identitas suami yang sebenarnya.
Lionel kemudian meminta maaf dan menjelaskan bahwa agar metodenya bekerja, dia memerlukan kesetaraan dan kepercayaan penuh di ruang konsultasinya dan tidak ada pengecualian.
Mau tak mau Pangeran Albert pun mendatangi Lionel. Dia terkejut di pertemuan pertama dengan Lionel, dia tidak segera di-treatment. Lionel menjawab bahwa jika dia akan melakukannya jika pangeran Albert tertarik.
Suka adegan ini karena secara tidak langsung mengajarkan bahwa terapis bukanlah tukang sihir yang sim salabim bisa menyembuhkan klien, butuh usaha keras dan kerjasama dari kliennya juga.
Lionel kemudian memaksa Pangeran Albert memanggilnya Lionel tanpa Dr. dan memanggil pangeran Albert dengan panggilan Bertie agar terciptanya hubungan yang setara antara terapis dan klien.
Lionel melanjutkan percakapan dengan bertanya sejak kapan Pangeran Albert gagap dan beliau menjawab bahwa dia sudah dari dulu seperti itu. Lionel membantah dengan bilang tidak ada seorang bayipun mulai bicara dengan gagap.
Ini salah satu adegan jleb juga karena sering kali kita mengira keterbatasan kita itu adalah suatu yang permanen, yang dari lahir memang seperti itu sehingga tidak bisa diubah.
Akhirnya Pangeran Albert menjawab bahwa dirinya mulai gagap saat dia berusia 4/5 tahun.
Lionel kemudian meminta pangeran Albert membaca sambil mendengarkan musik dan hasil bacaannya direkam di piringan hitam untuk membuktikan pada Pangeran Albert bahwa dia dapat berbicara lancar.
Tentu saja trust antara terapis dan klien tidak mudah dibentuk di pertemuan pertama, pangeran Albert merasa dia telah melakukan hal yang konyol. Dia marah pada Lionel dan berhenti membaca. Lionel memberinya kepingan hitam hasil rekaman sebagai hadiah perpisahan.
Di Istana, ayahnya, Raja George V membentaknya agar tidak gagap. Beliau juga memprediksi bahwa Pangeran David, Kakaknya Pangeran Albert, tidak kompeten menjadi raja dan tidak akan memegang tahta dalam waktu lama sehingga meminta pangeran Albert bersiap-siap melakukan banyak hal untuk mengantikan kakaknya.
Pangeran Albert kemudian mencoba memutar piringan hitam dari Lionel dan terkejut mendapati dirinya bisa membaca dengan lancar. Dia pun akhirnya kembali ke Lionel dan meminta disembuhkan secara mekanik karena tidak ingin membicarakan masalah pribadi.
Dimulailah sesi terapi untuk merilekskan otot rahang dan memperkuat lidah bersama Lionel. Pertemuan yang intens membuat Lionel dan Pangeran Albert menjadi dekat.
Kedekatan tersebut terlihat ketika Raja George V meninggal, Pangeran Albert yang sedih pergi mendatangi Lionel. Beliau kesal ketika ayahnya tidak memberi tahu langsung kata-kata terakhirnya di hadapannya, "Bertie memiliki keberanian dibandingkan semua saudara digabungkan”.
Dalam film ini, kita dapat mengetahui bahwa kehidupan seorang pangeran juga berat. Ternyata saat kecil Pangeran Albert“dibetulkan”. Dia sempat kidal dan memiliki kaki bengkok. Selain itu, dia pernah menjadi korban neglect dari pengasuh pertamanya. Pengasuhnya sering mencubitnya jika dia menangis dan tidak diberi makan dalam waktu lama sehingga dia mengalami masalah lambung.
You don't need to be afraid of things you
were afraid of when you were five.
Lionel
Ya, meski sudah mengetahu luka yang kemungkinan menjadi penyebab gagapnya Pangeran Albert, menjadi sembuh tetap membutuhkan perjuangan. Untuk tahu kelanjutannya baiknya tonton sendiri film inspiring ini :)
Yang jelas aku suka sama film ini karena mengajarkan meski memiliki masa lalu kelam dan keterbatasan, bukan menjadi alasan untuk menyerah untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, keterbatasan bukan berarti masa depan kita akan kelam. Jika Pangeran Albert saja bisa, mengapa kita tidak?
Change may be not easy, but it will be worth to try :)