“Lebaran kali ini mau pergi ke Abi ngga, Je?” tanya Umi dari ujung handphone pada h-5 lebaran.
Aku langsung membayangkan lama dan macetnya perjalanan dari Karawang ke Tegal jika pergi saat lebaran.
“Ngga.” Jawabku
“Kenapa?”
“Males ah. Ke tegal kan lama, belum macetnya.”
“Tapi sekarang kan ada tol cipali. Mungkin sekarang cuma 2 jam ke Tegal.”
Aku terhenyak. Aku lupa sama tol cipali yang baru dibuka dan bagaimana tol tersebut bisa membatu mempersingkat waktu perjalanan.
Anehnya, alih-alih menjawab ya, aku mendengar mulutku kembali mengucapkan “Ngga”
Kebiasan menolak tawaran membuat mulutku otomatis menjawab ngga.
“Ya udah, Umi juga tadi tanya Kakak (adik gue, Huang dipanggil Kakak di rumah), dia juga ngga mau.”
..
Malam harinya aku memikirkan kembali percakapan di telepon dengan umi. Aku jadi teringat selama ini beberapa kali Abi selalu menelpon atau sms memintaku untuk pergi mengunjunginya ke Tegal jika sedang libur. Aku menjawab ya atau terdiam tapi aku tidak pergi juga mengunjunginya. Muncul perasaan tidak enak dan bersalah dalam hatiku.
Baiklah sebaiknya lebaran kali ini aku mengunjungi Abi.
Keesokan harinya saat aku hendak menelepon Umi untuk memberi tahu bahwa aku berubah pikiran, Umi meneleponku terlebih dahulu dan mengatakan bahwa Kakak berubah pikiran. Dia ingin ke Tegal mengunjungi Abi. Aku katakan pada umiku bahwa akupun berubah pikiran. Umiku kemudian mengusulkan agar ke Tegal pada hari kedua lebaran, aku pun menyetujuinya.
..
Pada H2 Lebaran, kami sekeluarga (aku, ayah tiriku, umi, huang dan memey) berangkat pergi ke Tegal sekitar jam 9 pagi. Sebelum berangkat, Om Agus menyarankan kami untuk masuk tol karawang timur dan mencoba melihat apakah tol cipali macet, jika iya, kami bisa keluar tol cikopo dan kemudian masuk jalur pantura. Tapi di mobil, umi menentang ide tersebut, menurut beliau lebih baik macet-macetan di tol dibanding jalur pantura karena di tol, mobil hanya bertemu mobil sementara di jalan pantura, ada kemungkinan bertemu motor dan kendaran lain.
Beberapa bagian jalan tol di cipali hanya dibeton tapi tidak diaspal sehingga memunculkan bunyi gesekan ban yang lebih keras. Meski begitu, perjalanan berjalan cukup lancar. Macet hanya dialami saat hendak masuk pintu tol.
Saat jalur terbagi dua jalur dan ada tulisan belok kiri ke pejagan, sementara lurus ke arag Semarang/Tegal, aku pun meminta bapak untuk lurus. Umi meminta Bapak untuk belok karena menurut umi harusnya kita melalui tol pejagan, nanti keluar di brebes kemudian ke tegal. Bapak sudah terlanjur mengambil lurus dan tidak dapat berbelok lagi sehingga mobil mengikuti petunjuk untuk lurus. Betapa kagetnya kami karena tidak lama kami melihat jalan yang masih berupa tanah merah, ada pemberitahuan untuk menyalakan lampu hazard dan batas maksimum mengemudi 40 km/jam. Ternyata kami melewati tol yang masih dalam tahap pembangunan dan sepertinya dibuka untuk mengurai kemacetan. Jalan menjadi penuh kepulan debu.
Umiku mengomel dan berkata seharusnya tadi kami nurut untuk berbelok, aku mengatakan pada umiku bahwa berdasarkan google map jika memilih belok, kami akan terjebak macet. Di google map menunjukkan bahwa warna merah di belokan dan Huang bilang warna jalan merah berarti macet, sementara jalan kami belum ada di google map. Jika melihat mobil di google map, kami seolah berjalan di antara rumah-rumah penduduk.
Umiku mengomel dan berkata seharusnya tadi kami nurut untuk berbelok, aku mengatakan pada umiku bahwa berdasarkan google map jika memilih belok, kami akan terjebak macet. Di google map menunjukkan bahwa warna merah di belokan dan Huang bilang warna jalan merah berarti macet, sementara jalan kami belum ada di google map. Jika melihat mobil di google map, kami seolah berjalan di antara rumah-rumah penduduk.
Adikku memey memilih merekam perjalanan kami dan mengunggahnya di snapchat. Dia dengan nada bersemangat mengatakan yang kami alami mirip interstellar. Di adegan awal interstellar ada adegan para pemerannya naik mobil melewati badai pasir. Nah yang kami alami kira-kira mirip seperti itu. Bukan adegan yang pergi ke luar angkasanya kok. Hehe. Aku bersyukur memey bisa melihat sisi positif dari kejadian ini. Alhamdulillah.
Kami melihat banyak mobil yang berdebu akibat melalui jalan ini sehingga kami tertawa dan kemudian menyadari jangan-jangan mobil kami juga berdebu parah dan orang-orang lain tertawa ketika melihat mobil kami.
Beberapa kali kami berpikir untuk kembali pindah ke jalan biasa. Saat melihat di google map bahwa seharusnya ada jalan lain, ternyata jalan yang kami lalui sudah menjadi semacam jalan layang atau jembatan sehingga sama saja kami menjatuhkan diri jika memilih jalan yang lain.
Ketika berhasil keluar dari tol tersebut ternyata perjalanan belum usai, kami ditahan hampir satu jam karena jalannya sedang dibuka tutup oleh polisi.
Kami berhenti sejenak di sebuah mushala sebelum menuju Abi. Alhamdulillah akhirnya kami tiba pukul 2 siang di Pool Bus PO Dewi Sri dan mendapati bahwa Abi tidak ada, entah beliau sudah pulang atau pergi ke bosnya.
Aku dan Huang mencoba menelepon, tapi tidak diangkat, mengirim sms Abi tapi tidak dibalas.
Setengah jam kemudian akhirnya abi datang. Ternyata handphone Abi secara misterius berubah menjadi mode silent padahal beliau tidak mengubahnya seperti itu dan kemudian meminta tolong Huang untuk mengubah mode telepon kembali menjadi normal.
Memey bertanya kepada abi mengenai kesibukan Abi dan kemudian Abi bertanya tentang kuliah memey. Abi juga bertanya tentang perusahaan yang Huang lamar. Aku bertanya pada Abi mengenai kiriman majalah dan buku yang kukirim pada beliau dan kemudian beliau bertanya balik mengapa aku sekarang jarang mengirimi majalah. Aku cuma menjawab Hehe.
Aku menatap abi dan menyadari Abi melewatkan banyak hal dalam hidupku. Ada banyak hal yang ingin kuceritakan. Ingin rasanya melakukan perbincangan berdua antara ayah dan anak.
Akhirnya kami foto-foto dan kemudian pamit pulang. Kami hanya menghabiskan satu jam bersama Abi.
Di perjalanan pulang, Bapak (ayah tiriku) berharap tahun depan adikku Huang atau memey sudah dapat mengemudikan mobil sehingga mungkin lebaran tahun depan hanya kami bertiga yang mengunjungi Abi.
amin.
Alhamdulillah aku bersyukur masih memiliki keluarga dan masih diberi kesempatan bertemu Abi, memiliki ayah tiri yang mau mengantar anak-anak tirinya menemui ayah kandung mereka. Terima kasih banyak ya Allah. :D
amin.
Alhamdulillah aku bersyukur masih memiliki keluarga dan masih diberi kesempatan bertemu Abi, memiliki ayah tiri yang mau mengantar anak-anak tirinya menemui ayah kandung mereka. Terima kasih banyak ya Allah. :D
Suka banget dengan cerita Hana yang ini :') Semoga Abinya Hana selalu sehat ya na dan keinginan Hana untuk cerita-cerita ke Abi segera tercapai ({})
BalasHapusalhamdulillah kalau hikma suka :D amin :D jazakillah khair doanya hikma :D
Hapus