Salah satu ciri khas yang tidak lepas dari lebaran adalah
pembagian uang salam tempel. Tiap keluarga memiliki ketentuan masing-masing
mengenai siapa yang berhak dan berapa besaran uang salam tempel yang diterima.
Di keluarga besarku, ada dua syarat mendapatkan uang salam tempel:
1.
Duduk di bangku TK, SD, SMP, dan SMA.
2.
Berpuasa pada bulan Ramadhan.
Biasanya sebelum uang salam tempelnya diberikan,
Kakek, Nenek, Uwa, Paman, Bibi, Bude, Pakde, Om, Tante akan bertanya apakah
kami berpuasa, jika jawaban kami adalah iya, maka pertanyaan selanjutnya apakah
puasanya setengah hari atau seharian (dari subuh sampai magrib), dan berapa
hari kami berhasil berpuasanya (sebulan/bukan).
Pembagian nominal uangnya sendiri seperti kurva normal, jika
kau adalah anggota keluargaku dan masih berada di TK/SD, kemungkinan kau diberi
sedikit karena dianggap belum mengerti uang. Ada kemungkinan kau mendapat
banyak lembaran uang tapi nominalnya kecil. Waktu jamanku masih SD dulu, aku
bisa dapat banyak lembaran uang tapi nominalnya 100/500 rupiah. Waktu jaman
belum bisa berhitung sih senang-senang saja mendapat uang berlembar-lembar
karena mengira banyaknya jumlah lembaran uang berarti banyak uang, padahal nominalnya
kan berpengaruh juga. Hahaha.
Kurva normal pendapatan uang salam tempel |
Bagi yang mampu puasa sebulan penuh dari subuh sampai magrib
biasanya mendapat bonus, tapi ini hanya berlaku saat masih SD karena kalau
sudah SMP/SMA dianggap harusnya memang sudah mampu berpuasa seharian selama sebulan
penuh. Pemberian uang salam tempel akan makin bertambah dan titik tertingginya
adalah saat SMP, kemudian ketika SMA, uang yang kau dapatkan akan semakin
sedikit. Saat kuliah, kemungkinan besar kau hanya mendapatkan uang salam tempel
dari orang tuamu.
Beberapa alasan yang menyebabkanku menyukai tradisi pemberian
uang salam tempel ini:
a.
Uangnya. Siapa sih yang tidak suka mendapat uang?
b.
Alasan mendapat uang. Aku mendapat uang karena
melakukan hal yang kusukai, tidak makan dan minum (puasa). Bagiku yang waktu
kecil dianggap anak susah makan ini bulan ramadhan adalah bulan yang
membahagiakan karena tidak ada lagi yang bertanya apakah aku sudah makan atau
belum. Di bulan ramadhan juga, aku bisa terhindar dari omelan marah belum
makan. Aku menyadari ternyata kebiasaanku susah makan berguna di bulan ramadhan.
Hohoho
c.
Arti mendapatkan uang salam tempel. Bagiku,
mendapatkan uang salam tempel berarti memiliki kesempatan untuk membeli buku/mainan
tanpa syarat. Di bulan-bulan biasa, jika aku menginginkan buku/mainan, aku
harus melakukan sesuatu seperti mendapat peringkat pertama di kelas, peringkat
pertama di tempat kursus/bimbel, membantu membersihkan rumah, atau karena ada
peristiwa khusus seperti ulang tahun.
d.
Pembuktian silaturahmi memperbanyak rezeki
karena biasanya semakin banyak sanak saudara dan tetangga yang kau kenal,
semakin banyak rezeki dalam bentuk uang yang kau dapatkan. Hehehe
Lebaran tahun ini cukup spesial karena aku mengalami
perubahan status. Selama ini aku selalu menjadi penerima uang salam tempel dan
untuk pertama kalinya aku akan menjadi pemberi uang salam tempel. Alhamdulillah,
sudah hampir setahun aku sudah bekerja dan mendapat THR pertamaku.
Awalnya, aku merasa agak berat hati ketika berpikir THRku
berkurang untuk dibagi-bagikan untuk uang salam tempel. Ooops, ketahuan deh kalau
aku tuh pelit. Hehehe. Kalian tahu? ketika membagikan uang salam tempel kepada
adik kandungku sendiri, Huang dan Memey, mereka menunjukkan reaksi terkejut.
Mereka tahu kakaknya ini pelit jadi mereka tidak menduga kalau aku akan memberi
mereka uang. Aku bahkan tidak menyangka bisa melihat senyum lebar di wajah
mereka, kupikir aku hanya akan mendapat ucapan terima kasih biasa. Membuatku
merasa oh begini toh rasanya membahagiakan keluarga sendiri.
Amplop yang kugunakan untuk memberi uang salam tempel |
Khusus Huang dan Memey, selain berisi uang, aku juga menyertakan voucher sodexo yang aku dapat dari kantor. Hehehe |
Ternyata selain saudara kandungku sendiri, sepupu dan keponakanku
juga kaget mendapat uang salam tempel dariku. Mereka lupa aku sudah bekerja.
Hahaha. Berarti sebenarnya tidak memberi juga bisa ya. Eh? Hehe Bercanda. (^_^)v
Lebaran kali ini aku belajar bahwa tentang kebahagian
memberi, terutama memberi kepada keluarga sendiri. Selama ini, aku berpikir
menerima lebih membahagiakan, ternyata memberi jauh lebih membahagiakan. Sekarang,
aku mengerti mengapa banyak orang berjuang keras mengumpulkan uang agar bisa
mudik dan membagikan uang tempel kepada sanak keluarga mereka karena ketika
melihat senyuman di wajah orang-orang yang kita cintai, seolah-olah jerih payah
kita terbayar lunas. Bahkan, rasanya senyum dan ekspresi bahagia yang terpancar
dari wajah mereka tak ternilai harganya.
Artikel ini diikutsertakan dalam #GiveAwayLebaran yang disponsori oleh Saqina.com, Mukena Katun Jepang Nanida, Benoa Kreati, Sanderm, Dhofaro, dan Minikinizz
amplop buat aku mana mak? #eh
BalasHapusmakasih yaa mak udah ikut #GiveAwayLebaran :)
Salam kenal, n sering2 ya main ke blogku www.heydeerahma.com yah :)
=Dee=
hahaha Mba Dee bisa aja XD
Hapussalam kenal juga ya Mba :D
Sama-sama. Sering main ke blog Hana juga :)