Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Oleh Hana Bilqisthi, 1006664016
Judul : Manusia Makhluk Individu, Sosial dan Budaya
Pengarang: DR. Drs. H. Zakky Mubarak,MA., dkk.
Data Publikasi : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintregasi Buku Ajar II, Agustus 2010.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manusia adalah makhluk yang berakal budi atau mampu menguasai makhluk lain. Sementara mahluk sosial adalah makhluk yang berhubungan secara timbal balik dengan manusia lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memiliki keterkaitan antar individu dan saling membutuhkan dalam menjalani hidup untuk berkomunikasi dan berinteraksi.
Beberapa penelitian dilakukan untuk membuktikan manusia memang membutuhkan interaksi dengan lingkungan sekitar. Pada tahun 1828, seorang anak yang bernama Casper Hauser menjadi anak dalam gua tertutup selama 18 tahun dan setelah keluar, dia kebingungan dan terkejut melihat keadaan kota. Penelitian lainnya dilakukan di India oleh Mr. Singh, anak yang dibesarkan oleh serigala ternyata sifatnya masih seperti serigala walaupun sudah dilatih hidup bermasyarakat. Penelitian yang juga menguatkan bukti manusia adalah makhluk sosial dilakukan oleh Kingsley David. Dia menelaah seorang anak bernama Anna berusia lima tahun di Pensylvania. Anna tinggal di loteng selama hidupnya dan menunjukkan perilaku berbeda dari anak seusianya. Anna tidak bisa mendengar, tidak bisa berjalan, dan tidak dapat makan seperti halnya manusia.
Manusia selalu tertarik hidup bermasyarakat. Hal ini disebabkan pada hakekatnya manusia sebagai makhluk sosial memiliki dorongan atau hasrat. Corak dan bentuk hidup bermasyarakat banyak dipengaruhi oleh perbuatan dan tingkah laku manusia sebagai realisasi dari hasrat-hasrat yang ada pada manusia.Misalnya hasrat harga diri. Hasrat harga diri baru bisa didapat jika ada orang lain yang memberi harga diri.
Selain hasrat-hasrat pada manusia masih terdapat faktor-faktor lain yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat. Faktor-faktor tersebut adalah :
a. Adanya dorongan seksual
b. Adanya kenyataan bahwa manusia serba tidak bisa
c.Karena terjadinya “habit” pada tiap-tiap diri manusia.
d.Adanya persamaan keturunan, teritorial, nasib, keyakinan, cita-cita dan kebudayaan.
Manusia sebagai makhluk sosial juga memperlihatkan sifat-sifat paradoks. Misalnya, di satu pihak, ia menjadi produk masyarakat. Di pihak lain, ia menjadi produsen masyarakat. Seorang manusia dapat berperan sebagai pengendali masyarakat. Di pihak lain ia dapat menjadi obyek yang dikendalikan masyarakat.
Manusia sebagai makhluk sosial karena manusia tidak dapat hidup sendiri, memiliki hasrat-hasrat untuk hidup bermasyarakat, adanya faktor-faktor yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat dan juga karena manusia memperlihatkan sifat-sifat paradoks.
Daftar Pustaka
Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. “Kamus Bahasa Indonesia Online”. http://kamusbahasaindonesia.org. diakses 14 Oktober 2010 jam 8:30 WIB.
Sudarma, M. (2008) Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta : Penerbit Salemba.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung :D
Yang menulis belum tentu lebih pintar dari yang membaca
Jadi, silahkan kalau mau memberikan kritik, saran, umpan balik & pujian.
:D