Sutradara
Rizal Mantovani
Penulis Novel
Rangga Almahendra, Hanum Rais
Produser
Ody Mulya Hidayat
Pemain
Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Nino Fernandez, Rianti Cartwright, Hana Al-Rashid
Durasi
109 menit
Sinopsis:
Untuk memperingati tragedi 9/11, Hanum yang diperankan oleh Acha Septriasa diminta menulis artikel “Would the world be better without Islam?” dari sudut pandang Azima (Rianti Cartwright) dan anaknya, Sarah Collins. Suami Azuma, Ibrahim Hussain dituduh terlibat dalam tragedi 9/11.
Di saat yang sama, suami Hanum, Rangga (Abimana Asyasatya) juga mendapat tugas dari professornya untuk pergi ke New York mewawancarai Philipus Brown, seorang billionaire yang awalnya terkenal rakus namun kemudian berubah menjadi dermawan. Professor meminta Rangga mencari tahu titik balik perubahan Philipus Brown dan mengundangnya untuk mengadakan kuliah umum di Wina.
Misi Hanum dan Rangga tidaklah mudah mengingat baik Azima, Sarah Collins, dan Philipus Brown selama ini menutup diri dan sering menolak tawaran wawancara. Mengambil setting di New York tahun 2009, misi Hanum dan Rangga dimulai. Berhasilkah Hanum dan Rangga menyelesaikan misi mereka? Apa jawaban atas pertanyaan “Would the world be better without Islam?”
My Review:
Film ini diangkat dari novel dengan judul sama Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Rangga Almahendra dan Hanum Rais. Film ini berusaha menggambarkan bagaimana sikap masyarakat Amerika kepada muslim menjadi terbelah setelah tragedi 9/11 seperti bulan yang terbelah. Meski belum membaca novelnya, saya telah memasukkan film ini ke daftar film yang akan saya tonton Desember ini. Hal ini disebabkan saya sudah menonton Film 99 Cahaya Langit Eropa part 1 & part 2 serta membaca novel 99 Cahaya Langit Eropa. Saya merasa puas dan menyukainya sehingga saya berasumsi Film Bulan Terbelah di Langit Amerika tidak akan kalah keren!
Pertanyaan besar dalam film ini “Would the world be better without Islam? " mengingatkan saya akan buku A World Without Islam oleh Graham E. Fuller. Jika Graham E. Fuller menggunakan pendekatan sejarah, saya bertanya-tanya bagaimana film ini menjawab pertanyaan tersebut.
Rasa penasaran saya ternyata tidak perlu menunggu lama untuk menemukan jawaban. Alhamdulillah, saya bersama rekan-rekan Indonesia Hijab Bogger berkesempatan menghadiri premiere Bulan Terbelah di Langit Amerika pada 15 desember 2015 pukul.18.30 WIB di Epicentrum XXI Kuningan, Jakarta Selatan.
Dugaan saya tidak meleset. Film yang berusaha mengangkat isu Islamophobia ini lembut dan menyentuh serta dikemas dengan akting dan alur cerita yang baik. Saya merasa terharu menonton video Sarah Collins bertanya tentang ayahnya. Bahkan, saya ikut meneteskan air mata ketika Azima menjawab pertanyaan Hanum tentang mengapa ia melepas hijabnya.
Saya juga menyukai adegan selingan pembahasan perbedaan lelaki dan perempuan, humornya mengena. Saya rasa isu perbedaan lelaki dan perempuan selalu menarik untuk dibahas.
Hal lain yang saya sukai dari film Bulan Terbelah di Langit Amerika adalah film ini sarat makna. Film Bulan Terbelah di Langit Amerika mengajarkan untuk jangan berhenti percaya dan berharap kepada Allah. Kita sebagai muslim diharapkan agar tidak kehilangan kebanggaan menjadi muslim karena Islamophobia. Selain itu, film ini mengajak penonton untuk menjadi agen muslim yang baik dan dapat menjembati kesalahpahaman, bahwa perbedaan jangan membelah kita. Islam mengajarkan kedamaian. Salah satu buktinya dapat dilihat dari salam yang biasa muslim ucapkan "Assalamualaikum" yang berarti May Peace Be Upon You.
Rizal Mantovani
Penulis Novel
Rangga Almahendra, Hanum Rais
Produser
Ody Mulya Hidayat
Pemain
Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Nino Fernandez, Rianti Cartwright, Hana Al-Rashid
Durasi
109 menit
Sinopsis:
Untuk memperingati tragedi 9/11, Hanum yang diperankan oleh Acha Septriasa diminta menulis artikel “Would the world be better without Islam?” dari sudut pandang Azima (Rianti Cartwright) dan anaknya, Sarah Collins. Suami Azuma, Ibrahim Hussain dituduh terlibat dalam tragedi 9/11.
Di saat yang sama, suami Hanum, Rangga (Abimana Asyasatya) juga mendapat tugas dari professornya untuk pergi ke New York mewawancarai Philipus Brown, seorang billionaire yang awalnya terkenal rakus namun kemudian berubah menjadi dermawan. Professor meminta Rangga mencari tahu titik balik perubahan Philipus Brown dan mengundangnya untuk mengadakan kuliah umum di Wina.
Misi Hanum dan Rangga tidaklah mudah mengingat baik Azima, Sarah Collins, dan Philipus Brown selama ini menutup diri dan sering menolak tawaran wawancara. Mengambil setting di New York tahun 2009, misi Hanum dan Rangga dimulai. Berhasilkah Hanum dan Rangga menyelesaikan misi mereka? Apa jawaban atas pertanyaan “Would the world be better without Islam?”
My Review:
Film ini diangkat dari novel dengan judul sama Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Rangga Almahendra dan Hanum Rais. Film ini berusaha menggambarkan bagaimana sikap masyarakat Amerika kepada muslim menjadi terbelah setelah tragedi 9/11 seperti bulan yang terbelah. Meski belum membaca novelnya, saya telah memasukkan film ini ke daftar film yang akan saya tonton Desember ini. Hal ini disebabkan saya sudah menonton Film 99 Cahaya Langit Eropa part 1 & part 2 serta membaca novel 99 Cahaya Langit Eropa. Saya merasa puas dan menyukainya sehingga saya berasumsi Film Bulan Terbelah di Langit Amerika tidak akan kalah keren!
Pertanyaan besar dalam film ini “Would the world be better without Islam? " mengingatkan saya akan buku A World Without Islam oleh Graham E. Fuller. Jika Graham E. Fuller menggunakan pendekatan sejarah, saya bertanya-tanya bagaimana film ini menjawab pertanyaan tersebut.
Rasa penasaran saya ternyata tidak perlu menunggu lama untuk menemukan jawaban. Alhamdulillah, saya bersama rekan-rekan Indonesia Hijab Bogger berkesempatan menghadiri premiere Bulan Terbelah di Langit Amerika pada 15 desember 2015 pukul.18.30 WIB di Epicentrum XXI Kuningan, Jakarta Selatan.
Dugaan saya tidak meleset. Film yang berusaha mengangkat isu Islamophobia ini lembut dan menyentuh serta dikemas dengan akting dan alur cerita yang baik. Saya merasa terharu menonton video Sarah Collins bertanya tentang ayahnya. Bahkan, saya ikut meneteskan air mata ketika Azima menjawab pertanyaan Hanum tentang mengapa ia melepas hijabnya.
Saya juga menyukai adegan selingan pembahasan perbedaan lelaki dan perempuan, humornya mengena. Saya rasa isu perbedaan lelaki dan perempuan selalu menarik untuk dibahas.
Hal lain yang saya sukai dari film Bulan Terbelah di Langit Amerika adalah film ini sarat makna. Film Bulan Terbelah di Langit Amerika mengajarkan untuk jangan berhenti percaya dan berharap kepada Allah. Kita sebagai muslim diharapkan agar tidak kehilangan kebanggaan menjadi muslim karena Islamophobia. Selain itu, film ini mengajak penonton untuk menjadi agen muslim yang baik dan dapat menjembati kesalahpahaman, bahwa perbedaan jangan membelah kita. Islam mengajarkan kedamaian. Salah satu buktinya dapat dilihat dari salam yang biasa muslim ucapkan "Assalamualaikum" yang berarti May Peace Be Upon You.
Diunduh dari Facebook Fanpage Hanum Rais |
Kuharap kalian tidak melewatkan film bagus ini :)
Film Bulan Terbelah di Langit Amerika mulai tayang di bioskop-bioskop di Indonesia tanggal 17 Desember 2015!
Save the date!
jadi tertarik baca buku A World Without Islam :)
BalasHapusxoxo
Ais from ayrespradiptyas.blogspot.co.id
wah ada Mba Ais :D ayo baca Mba :D kalau udah, cerita2 ya Mba :)
HapusGak sabar niih nunggu tayangnyaaa :)
BalasHapusAlhamdulillah ngga perlu nunggu lama kok Mba .. filmnya tayang mulai hari ini Mba Violetya :D selamat nonton (≧∇≦)/
HapusMau nonton tapi ikut premiernya di hari kerja, susah euuy
BalasHapusTerharu :") ngga nyangka postingan ini dikomen Mba Leyla Hana :) ayo nonton Mba. Kalau weekday susah, weekend aja :D selamat menonton Mba (☆^O^☆)
HapusAku juga udah nonton mba...kerren...cuma sedikit beda di buku sm filmnya. Ttg kisah cinta stefan kayanya ga ada deh di buku..mngkn krn film jd lbh bny dramanya ya he..he
BalasHapusMakasih infonya :) belum baca bukunya jadi belum bisa kasih pembanding dan komentar apa2 :)
HapusSemakin penasaran pengen nonton filmnya...
BalasHapusYuk nontonヽ(○´∀`)ノ♪ Hana juga pengen nonton lagi sama keluarga Hana, soalnya kemarin kan bareng temen2 IHB
HapusWah kepingin nonton :">
BalasHapusYuk nonton Mba ヽ(○´∀`)ノ♪ sayang banget kalau dilewatkan :)
HapusHai Mba Hana, nice review :)
BalasHapusHai juga Mba Nia. Alhamdulillah makasih pujiannya (。'▽'。)♡
HapusWell done mbak Hana hehe :)
BalasHapussalam kenal Mba Fatima :D seneng bisa nonton BTDLA bareng temen2 IHB :)
HapusNice review mba hanaaa.. Eh kita kemarin ngga sempet ngobrol2 yaaa.. :D Semoga next time bisa bersua lagi ya mbaa.. ;D
BalasHapusYa ngga sempet ngobrol.. habis filmnya seru.. amin.. semoga bisa ketemu lagi Mba lisna :) o ia, alhamdulillah makasih pujiannya :D
HapusAamiin semoga bisa ketemu di lain hari dan ngobrol2 ya mbaaa.. :D
Hapusmemang asik tapi ga semau orang dapat melihat film ini di biaskop
BalasHapusdi bioskop tempat mas ngga ada kah?
Hapussayang sekali ya..
Hana ngerti tuh rasanya.. bioskop di karawang juga suka ngga lengkap kalau ada film-film gitu, jadi harus ke Bekasi
kapan bisa tayang di youtube ??
BalasHapus