Assalamu'alaikum.
Halo Guys, beberapa waktu lalu Hana baru
selesai nonton Boyhood. Penasaran sama film ini setelah baca artikelnya di
Kompas. Di artikel tersebut dibilang kalau film ini dibuat dalam waktu 12 tahun
dan para pemainnya adalah orang yang sama, jadi beneran bisa liat perubahan fisik seseorang. Pas tahu fakta tersebut yang kepikiran di otak Hana adalah Gila,
sabar banget ini orang-orang yang terlibat di dalamnya, Hana ngga tahu bisa sesabar itu apa ngga. Hal yang lain yang terlintas alhamdulillah
untungnya pemerannya ngga ada yang mati selama proses pembuatan film, kalau
ngga bisa sia-sia itu.
Image was downloaded from http://boyhoodmovie.com.au |
Hal yang buat Hana makin pengen nonton
film ini adalah karena salah seorang temen Hana bilang seru dan recommended
buat belajar Psikologi Perkembangan. *loncat-loncat seneng*
Hana mau
cerita kesan yang Hana dapet setelah nonton filmnya.
Overall seru. Film ini cerita seputar hidup
Mason dan keluarganya.
Hana suka karakter-karakternya : Mason,
Sam (Kakak Mason) Mason Sr (ayah Mason) dan Olivia (Ibu Mason). Karakter-karakternya
bikin simpatik soalnya terlihat bahwa mereka berusaha jadi orang yang lebih baik lagi.
I feel related to them. Keluarga Mason
merupakan keluarga broken home, ayah dan Ibu Mason bercerai. Jadi Mason hanya
bisa menemui ayahnya sewaktu-waktu.
Konflik keluarga cerainya bisa gue pahami.
I still love your father, but that doesn't mean it was healthy for us to stay together.
Olivia
Misalnya Ibu Mason sempat marah ke Ayah
Mason karena pas tahu Mason dan Sam tidak mengerjakan PR ketika menghabiskan
waktu bersama ayahnya.
Hana ngerti bahwa Ayah Mason ingin
memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan Mason dan Sam dan merasa jika Sam dan Mason mengerjakan PR akan mengurangi quality
time mereka.
Tapi kalau dari sudut pandang Ibunya, Ayah
Mason jadi dianggap ngga bertanggung jawab.
Sedih pas liat adegan ayahnya diusir sama
Ibunya dan kemudian Mason dan Sam memandang dari balik kaca jendela
bertanya-tanya “Akankah mereka bertemu dengan ayahnya lagi?”
Hana juga kagum sama Mason dan Sam yang
cepat adaptasi dengan perubahan dalam hidup mereka. Kagum juga sama ibunya yang meski
pernikahannya gagal tetep mau nikah lagi dan juga tetep sekolah dan mengejar
mimpinya jadi dosen. Ayah Mason dan Sam juga yang berusaha tetep keep contact sama
anak-anaknya. Hana liat sih Ayahnya sadar dia bukan ayah yang baik dan dia
berusaha memperbaiki diri. Hana cukup suka cara dia menjelaskan atau kasih
pengertian ke anak-anaknya. Analogi yang dia gunakan bagus.
Sempet kesel sama endingnya karena gantung, berhenti pas Mason
masuk kuliah. Tapi terus Hana liat judul film ini: Boyhood dan seketika itu sadar kalau boyhood tuh artinya masa anak-anak, Masonnya udah gede, berakhir
udah masa anak-anaknya. Judulnya harus ganti kalau filmnya lanjut sampai Mason
tua dan mungkin pembuatan filmnya jadi makin lama atau malah ngga selesai-selesai. Hahahhaha.
You know what I'm realising? My life is just going to go. Like
that.
This series of milestones. Getting married. Having kids. Getting
divorced.
The time that we thought you were dyslexic. When I taught you how to
ride a bike.
Getting divorced... again. Getting my masters degree. Finally
getting the job I wanted.
Sending Samantha off to college. Sending you off to
college.
You know what's next? Huh? It's my fucking funeral!
Just go, and leave
my picture!
-Olivia
Thanks for reading!
Be First to Post Comment !
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung :D
Yang menulis belum tentu lebih pintar dari yang membaca
Jadi, silahkan kalau mau memberikan kritik, saran, umpan balik & pujian.
:D