Fantasiku tentang kencan ideal dengan suamiku adalah menghabiskan akhir pekan dengan membaca buku bersama.
Image Courtesy of news.asiaone.com
Nah setiap kali aku mengutarakan ide tersebut, keluarga dan teman-temanku biasanya memberiku tatapan “are-you-crazy”, memutar bola mata mereka ke atas, menertawakanku, atau menepuk pundakku kemudian mengatakan mereka prihatin denganku.
Menurut mereka menghabiskan waktu dengan aktivitas membaca bersama pasangan tidaklah romantis. Saking seringnya mendapat reaksi tidak menyenangkan ketika menceritakan fantasi kencan idealku membuatku bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan ideku. Jangan-jangan ideku memang buruk. Kondisi tersebut membuatku tidak lagi menceritakan fantasi kencan idealku pada siapapun.
Meski begitu, aku diam-diam masih berharap bisa mewujudkan keinginanku tersebut jadi setiap kali ada anggota keluarga besar atau teman yang menjodohkanku dengan seseorang, salah satu pertanyaan yang sering aku tanyakan adalah “Is he a reader?” atau “Apakah dia suka membaca?”.
Image Courtesy of mask9.com
Mungkin keinginanku ini ada hubungannya dengan salah satu pemandangan yang paling sering aku lihat saat aku tumbuh besar: aktivitas Abi membaca. Beliau akan duduk di bangku depan teras rumah kami dan menghabiskan waktunya dengan membaca. Kadang-kadang aku mendekati beliau dan bertanya buku apa yang beliau baca. Kemudian beliau akan memberiku rekomendasi buku/majalah/artikel yang sebaiknya aku baca. Kadang-kadang, beliau bertanya apakah aku sudah membaca buku/majalah yang ada di rumah. Mungkin aku menikmati momen anak-ayah yang langka tersebut sehingga berharap dapat mengulanginya dengan suami nanti. Mungkin. I don’t know for sure.
Hal yang aku ketahui adalah aku suka membaca. Aku membaca apa saja, fiksi dan non fiksi, tapi sebagian besar bacaanku adalah novel romance, mystery, komik shoujo, buku self-help, buku tentang Islam dan apapun yang sedang populer.
Aku sangat bahagia menemukan artikel-artikel di atas. Membuatku merasa bahwa aku tidak sendiri dalam memiliki keingingan membaca bersama pasangan dan ide kencanku bukanlah ide yang aneh. Alhamdulillah :D
Tidak terasa ya 2015 akan segera berakhir dalam hitungan hari?
Tahun 2015 ini adalah tahun dimana aku makin konsisten menulis blog. Awal-awal ngeblog, aku menulis sesuai mood. (๑’౪`๑)ノ
Namun mulai akhir tahun 2014, aku mulai mencoba konsisten menulis satu post tiap minggu. Aku tidak menyangka aku bisa menulis post sebanyak ini di tahun 2015. (ノ≧∀≦)ノ
Tahun 2014 jumlah post yang kutulis adalah 48, sementara 2015 hingga detik ini ada total 138 (termasuk post ini). Alhamdulillah. ☆ヾ(*´・∀・)ノ
Image Courtesy of DariuszSankowski at pixabay.com, edited by me
Berikut 10 post terpopuler (paling banyak dilihat) di blog The Luckiest dalam tahun 2015 (★^O^★):
Dalam post ini aku menceritakan kebingunganku memilih dan membeli baju yang akan dikenakan untuk memenuhi undangan pernikahan temanku dan Zalora bisa menjadi solusi untuk masalah tersebut.
Ini adalah sponsored post pertamaku. Terima kasih Zalora Indonesia telah memilihku untuk membantu mempromosikan Zalora Online Revolution tanggal 11 November 2015. ( ๑ ❛ Ú¡ ❛ ๑ )
O ia, buat yang blognya isinya kebanyakan curhat dan kegiatan sehari-hari seperti aku, kusarankan untuk rajin dan konsisten update blognya, siapa tahu mendapat tawaran serupa juga. Email dari Zalora menyebutkan bahwa blog The Luckiest ini memuat kehidupan sehari-hari yang menarik dan diupdate secara konsisten. Alhamdulillah. (*≧▽≦)
Post ini merupakan hasil catatanku ketika menghadiri Worskhop menulis yang diadakan oleh Penerbit Bukune di Festival Pembaca Indonesia. Alhamdulillah post ini di retweet oleh Syafial Rustama (Pemimpin Redaksi Bukune) dan Ry Azzura (Editor Bukune).
Post ini merupakan review King Speech untuk mengikuti lomba What Movie Are You Mba Evrina. Aku menyebar ke berbagai akun sosial media dan group WA meminta bantuan teman-temanku untuk comment karena aku melihat biasanya post yang menang lomba blog adalah post yang banyak yang komentar. Meski akhirnya tidak menang, aku bersyukur melihat banyaknya teman yang mau membantuku. Terima kasih atas teman-teman yang telah comment dalam post ini. Jazakumullah khairan katsiran! (ノ^ヮ^)ノ*:・゚✧
Aku tidak menyangka akan banyak yang membaca post ini ketika menulisnya. Salah satu kebiasaanku setelah membaca buku adalah menulis reviewnya di Goodreads. Namun buku yang kubaca ini tidak memiliki ISBN dan kukira aku tidak bisa menambah buku yang tidak ada ISBNnya di Goodreads (baru aku ketahui belakangan ternyata bisa), sehingga aku memutuskan menulis review buku ini di blogku. Terima kasih kak Andika Amri dan Kak Reqgi yang telah menyebarkan link blog post ini o(^∀^*)o
Karena capek ditanya kapan nikah, aku berinisiatif menulis post tentang hal ini sehingga jika ada lagi yang nanya, aku kasih link post ini aja. Hehehe ヾ(◍’౪`◍)ノ゙♡
Aku sedang mengikuti gerakan #NulisRandom2015 yang diselenggarakan oleh nulisbuku.com. Gerakan ini membuatku harus menulis satu post setiap hari pada bulan Juni lalu. Aku sempat kebingungan menulis apa lagi, kemudian ketika membaca writing prompt, aku menemukan “Tulislah sebuah surat untuk pengarang favoritmu” dan aku pun menulis post ini. ♥(ノ´∀`)
Aku sama sekali tidak menduga post ini akan populer saat aku menulisnya. Aku merasa karakter Jiro dan Handa mirip denganku meski mereka adalah laki-laki sehingga aku ingin menceritakan tentang mereka. Sesimple itu. Hehehe
Aku menduga masuknya post ini dalam post populer ada hubungannya dengan post populer no 2. Sepertinya yang telah membaca post populer ke-2, secara sengaja dan tidak sengaja mengerakkan scroll ke samping sehingga mampir ke blog post ini. Terima kasih ya (♡´è‰¸`)
Alhamdulillah. Ini adalah blog post viral pertamaku. (。’▽’。)♡ La haula wala kuwata ila billah. Saat menulisnya, aku memang menduga post ini akan mendapat banyak viewer tapi aku tidak menduga kalau post ini menjadi viral.
Terima kasih Mba Hanum, Mas Rangga, IHB dan teman-teman yang menshare link post ini di akun sosial media. Semoga Film Bulan Terbelah di Amerika sukses ya :)
Ternyata ada banyak orang yang mencari tahu pengalaman menabung di bank syariah. Hampir tiap hari ada orang yang mampir ke blogku untuk membaca post ini. Padahal aku menuliskan post ini untuk mengikuti kompetisi lomba Aku cinta keuangan syariah. Semoga pengalamanku bermanfaat dan bisa membantu ya. (*’∀’人)♥
Sekian 10 post terpopuler 2015 di The Luckiest.
Terima kasih kepada para pembaca yang telah setia menemani perjalanan blog ini. (^▽^ʃƪ)
Buat pembaca baru, salam kenal. Sering-sering mampir ya :D
Image Courtesy of jil111 at pixabay.com, edited by me
Flying Colors adalah adalah film Jepang yang mengisahkan Kudo Sayaka, seorang siswi kelas 2 SMA dengan kemampuan akademik setara kelas 4 SD, yang bertujuan masuk Universitas Keio, universitas swasta terbaik di Jepang.
Sinopsis panjang:
Saat kecil, cita-cita Sayaka adalah memiliki teman. Dia sering dibully dan tidak memiliki teman sehingga dia sering pindah-pindah sekolah. Suatu hari, Sayaka melihat segerombolan siswi dan menurutnya seragam sekolah siswi tersebut cute. Ternyata seragam yang dikenakan adalah seragam sekolah swasta khusus untuk anak perempuan. Sekolah swasta tersebut memiliki lembaga pendidikan hingga tingkat Universitas sehingga yang bersekolah disana, otomatis bisa langsung melanjutkan hingga tingkat Universitas. Ibunya pun memasukkan seorang Sayaka ke sekolah tersebut dan menyuruh Sayaka untuk bersenang-senang. Maka Sayaka pun menghabiskan waktu di sekolah untuk berteman dan bersenang-senang.
Namun Sayaka berlebihan dalam bersenang-senang. Saat SMA, Sayaka masuk kelas yang berisi kumpulan siswi dengan peringkat terbawah di sekolahnya. Selain itu, Sayaka kerap membuat masalah. Gurunya menemukan rokok di tasnya, membuat dia terkena hukuman skors dan terancam drop out
Image Courtesy of japanesefilmfestival.net
Menyadari masa depan anaknya terancam suram, Ibu Sayaka pun akhirnya meminta Sayaka untuk mengikuti bimbingan belajar persiapan masuk universitas. Dari hasil tes penempatan bimbingan belajar ternyata diketahui bahwa Sayaka memiliki kemampuan akademik setara kelas 4 SD. Sayaka bahkan tidak tahu peta Jepang dan arah utara/selatan. Meski begitu, Yoshitaka Tsubota, Guru Bimbel Sayaka meminta Sayaka untuk berjuang masuk salah satu Universitas terbaik di Jepang. Sayaka pun memilih Universitas Keio, universitas swasta terbaik di Jepang.
Perjuangan Sayaka untuk masuk Universitas Keio tidaklah mudah. Dia harus mengejar ketertinggalannya. Di sekolah, Sayaka berada di ranking terbawah dengan nilai standar deviasi 30 sementara yang masuk Keio biasanya memilki nilai standar deviasi 70. Selain masalah akademik, Sayaka juga memiliki masalah di rumah. Ayah dan adik lelakinya tidak percaya ketika mendengar Sayaka ingin masuk universitas Keio. Ayahnya mengira ibu Sayaka ditipu oleh lembaga bimbel dan beliau tidak mau mengeluarkan uang sedikitpun untuk keperluan bimbel sayaka. Sayaka pun termotivasi untuk membuktikan diri kepada ayahnya bahwa dia bersungguh-sungguh dengan tujuannya.
Berhasilkah Sayaka masuk Universitas Keio?
Review:
Aku suka pesan-pesan yang ada dalam film ini. Dari karakter Yoshitaka Tsubota, Guru Bimbel Sayaka dan Ibu Sayaka, kita belajar untuk melihat sisi positif dari segalanya
Cukup mudah untuk percaya dan berpikir positif ketika semua berjalan lancar, murid yang penurut, berprestasi dan taat pada aturan tapi bagaimana jika kau memilliki murid yang justru sering membuat masalah? Masih bisakah kau tetap berpikir positif dan percaya padanya?
Ternyata bisa! Itu yang ditunjukkan oleh Yoshitaka Tsubota, Guru Bimbel Sayaka. Beliau bisa melihat sisi positif Sayaka. Menurutnya meski jawaban Sayaka di tes kemampuan akademik salah semua tapi Sayaka berusaha menjawab semua soal, tidak membiarkannya kosong. Saat membimbing Sayaka dalam belajar pun, dia mampu melihat kelebihan Sayaka dan membantu Sayaka untuk belajar dan berkembang. Sometimes, you just need one person to believe in you.
Image Courtesy of sankei.com
Aku juga kagum dengan sikap positif yang ditunjukkan Ibu Sayaka. Berkali-kali Ibu Sayaka harus dipanggil ke Sekolah karena Sayaka membuat masalah tapi Ibu Sayaka tetap membela Sayaka dan tidak berhenti percaya bahwa sebenarnya Sayaka adalah anak yang baik.
Image Courtesy of japanesefilmfestival.net
Bagian yang paling berkesan bagiku adalah saat Sayaka bertanya pada Ibunya mengapa mau menikah dengan Ayahnya. Selama menonton film ini, jujur aku punya pertanyaan yang sama dengan Sayaka. Ayahnya Sayaka sering mengistimewakan adik lelakinya, Ryota dan marah ketika istrinya hendak ikut campur.
Ibunya menjawab kalau ayahnya Sayaka (suaminya) suka menolong orang dan tidak tahan jika melihat orang kesusahan.
Menonton film ini membuatku merenung akankah aku bisa berpikir positif dan mengingat kebaikan pasanganku jika pasanganku berubah menjadi tidak menyenangkan dan melakukan hal yang tidak kusukai?
Karakter lain yang aku suka dari film ini adalah adik perempuan Sayaka, Mayumi. Dia mau mengalah menonton acara TV yang disukainya agar Sayaka bisa menonton berita untuk belajar. Mayumi juga bersedia membantu melakukan perkerjaan rumah tangga dan ditinggal sendiri ketika ibunya bekerja sambilan untuk membayar uang bimbel Sayaka.
Dan tentu saja aku kagum dengan tokoh utama, Sayaka. Meski mengeluh dia tidak menyukai tes, toh dia tetap mengerjakan soal. Dia bahkan menyambi belajar di sela-sela waktu main dan karaoke bersama teman-temannya. Aku tersentuh dengan kesungguhan Sayaka belajar.
Pesan lain dari film ini adalah jangan menyerah. Akan ada saat kita merasakan bahwa setiap usaha yang kita lakukan tidak membawa perubahan apa pun! Kita pun merasa putus asa. Jika hal tersebut terjadi, jangan menyerah karena sebenarnya itu adalah bagian dari proses. If there is a will, there is a way!
Sutradara
Rizal Mantovani
Penulis Novel
Rangga Almahendra, Hanum Rais
Produser
Ody Mulya Hidayat
Pemain
Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Nino Fernandez, Rianti Cartwright, Hana Al-Rashid
Durasi
109 menit
Sinopsis:
Untuk memperingati tragedi 9/11, Hanum yang diperankan oleh Acha Septriasa diminta menulis artikel “Would the world be better without Islam?” dari sudut pandang Azima (Rianti Cartwright) dan anaknya, Sarah Collins. Suami Azuma, Ibrahim Hussain dituduh terlibat dalam tragedi 9/11.
Di saat yang sama, suami Hanum, Rangga (Abimana Asyasatya) juga mendapat tugas dari professornya untuk pergi ke New York mewawancarai Philipus Brown, seorang billionaire yang awalnya terkenal rakus namun kemudian berubah menjadi dermawan. Professor meminta Rangga mencari tahu titik balik perubahan Philipus Brown dan mengundangnya untuk mengadakan kuliah umum di Wina.
Misi Hanum dan Rangga tidaklah mudah mengingat baik Azima, Sarah Collins, dan Philipus Brown selama ini menutup diri dan sering menolak tawaran wawancara. Mengambil setting di New York tahun 2009, misi Hanum dan Rangga dimulai. Berhasilkah Hanum dan Rangga menyelesaikan misi mereka? Apa jawaban atas pertanyaan “Would the world be better without Islam?”
My Review:
Film ini diangkat dari novel dengan judul sama Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Rangga Almahendra dan Hanum Rais.
Film ini berusaha menggambarkan bagaimana sikap masyarakat Amerika
kepada muslim menjadi terbelah setelah tragedi 9/11 seperti bulan yang
terbelah. Meski belum membaca novelnya, saya telah memasukkan film ini ke daftar film yang akan saya tonton Desember ini. Hal ini disebabkan saya sudah menonton Film 99 Cahaya Langit Eropa part 1 & part 2 serta membaca novel 99 Cahaya Langit Eropa. Saya merasa puas dan menyukainya sehingga saya berasumsi Film Bulan Terbelah di Langit Amerika tidak akan kalah keren!
Pertanyaan besar dalam film ini “Would the world be better without Islam? " mengingatkan saya akan buku A World Without Islam oleh Graham E. Fuller. Jika Graham E. Fuller menggunakan pendekatan sejarah, saya bertanya-tanya bagaimana film ini menjawab pertanyaan tersebut.
Rasa penasaran saya ternyata tidak perlu menunggu lama untuk menemukan jawaban. Alhamdulillah, saya bersama rekan-rekan Indonesia Hijab Bogger berkesempatan menghadiri premiere Bulan Terbelah di Langit Amerika pada 15 desember 2015 pukul.18.30 WIB di Epicentrum XXI Kuningan, Jakarta Selatan.
Dugaan saya tidak meleset. Film yang berusaha mengangkat isu Islamophobia ini lembut dan menyentuh serta dikemas dengan akting dan alur cerita yang baik. Saya merasa terharu menonton video Sarah Collins bertanya tentang ayahnya. Bahkan, saya ikut meneteskan air mata ketika Azima menjawab pertanyaan Hanum tentang mengapa ia melepas hijabnya.
Saya juga menyukai adegan selingan pembahasan perbedaan lelaki dan perempuan, humornya mengena. Saya rasa isu perbedaan lelaki dan perempuan selalu menarik untuk dibahas.
Hal lain yang saya sukai dari film Bulan Terbelah di Langit Amerika adalah film ini sarat makna. Film Bulan Terbelah di Langit Amerika mengajarkan untuk jangan berhenti percaya dan berharap kepada Allah. Kita sebagai muslim diharapkan agar tidak kehilangan kebanggaan menjadi muslim karena Islamophobia. Selain itu, film ini mengajak penonton untuk menjadi agen muslim yang baik dan dapat menjembati kesalahpahaman, bahwa perbedaan jangan membelah kita. Islam mengajarkan kedamaian. Salah satu buktinya dapat dilihat dari salam yang biasa muslim ucapkan "Assalamualaikum" yang berarti May Peace Be Upon You.
I often get exciting feeling whenever I found out a character who has similar personality or characteristic with me, despite it is only small part of them.
Maybe it is because I usually get along easily with people who have the similar personality/ characteristic.
It is like I have found a potential friends.
yeay! ヾ(〃^∇^)ノ♪
Another reason why I feel excited maybe because whenever I can identified a character in the movie, it becomes easier for me to imagine that I am part of the adventure! (((o(*゚▽゚*)o)))
Recently, I am lucky enough to find not only one, but two! ☆ヾ(*´・∀・)ノ
They are Jiro Horikoshi from Wind Rises Movie & Seishu Handa from Barakamon Anime TV Series.
I am really like those scene when Jiro lost in his thought because he was so focus in his work, and his supervisor have to call him several times until he noticed them. Well,I am often like that, too. Hihihi
I like Jiro better when He confessed his love to Naoko in front of her father.
Whoaaaa My heart skips faster. (●♡∀♡)
Jiro is really a gentleman.
Can I take you home, Jiro?
Let's move to Seishuu Handa.
I am speechless when I found Handa can be easily depressed when he found out he is not number one in calligraphy contest. He has dark aura and spent his time at the corner. I laugh really hard when I see those part.
It is eye-opening experience.
Watching Handa made me realized how my friend see me.
Whenever I did not become number one or I think my performance not meet my expectation, I become gloomy/sad/depressed, like it is end of the world.
Handa spent his entire life in calligraphy, so it become source of his self esteem. He thought when he failed in calligraphy, he has no worth/value. But he is wrong, he is more than that.
It made me realized I have similar thoughts back then. I spent my time a lot in study, so when my study failed, I thought my world has come to an end.
I am so focused in my study, I failed to see beyond that.
The world is not only about study or calligraphy, right?
How about you guys? If you were a male character in anime, who would that be?
Syafial Rustama (Pemimpin Redaksi Bukune), Ry Azzura (Editor Bukune) dan Marco Ivanos (penulis Super Not Inspiring Book ) pada hari Sabtu 5 Desember lalu berbagi tips menjadikan keunikan sebagai sebuah karya di Festival Pembaca Indonesia 2015. Sesi dimulai dengan pembagian kertas seperti formulir kepada para peserta yang berisi Nama: Keunikan: Premis: Paragraf Awal: Peserta diminta mengisi keunikan, namun banyak yang kebingungan. Ry Azzura pun memberi contoh keunikan dirinya: seorang perempuan yang berpenampilan tomboi. Mengapa ditanya keunikan? Karena keunikan bisa menjadi ide untuk membuat premis. Contoh Premis: Premis tidak menarik: Seorang jomblo ditolak karena bau badan Premis menarik: Seorang jomblo sebenarnya seorang pangeran namun terkena kutukan bau badan Romeo & Juliet: Cinta yang tidak direstui Student Guidebook: Sekolah bisa menyenangkan Relationshit: Hubungan yang selalu dikecewakan Buat yang belum tahu, premis: Inti tulisan dalam satu kalimat. Biasanya susunan premis fiksi seperti ini: tokoh utama + tujuan+ halangan Dari Premis dapat menyusun Outline. Outline berfungsi sebagai Kerangka cerita, Urutan Bercerita, Arahan, dan Mengingatkan. Ketika memiliki outline, menulis bisa dimulai random dari bab manapun, tanpa harus berurutan. Bukune dengan genre personal literatur siap menampung kisah tentang keunikanmu. Apa saja yang bisa ditulis? a. Kegelisahan Kegelisahan yang teman-teman rasakan bisa jadi banyak orang memiliki kegelisahan serupa. Misal: Galau tidak lulus-lulus kuliah, kesal dengan kemacetan Jakarta, Curhat Patah Hati b. Yang paling diketahui Contoh: Kevin Anggara tips mengatasi guru galak Marmut Merah Jambu Raditya Dika -> karena cinta bisa kadaluarsa c. Yang dekat Bisa cerita kehidupan sehari-hari. seperti cerita Marco
Marco lo kepikiran kasih nama apa kalo punya anak cewe? Kamu Sayasendiri Ivanos. Kalo diabsen "Kamu,kamu ada?" "Iya pak saya kamu pak" "Iya saya sendiri tau kamu itu kamu" "Lah saya sendiri nama belakang saya pak" "Jadi nama kamu,kamu kamu?" "Bukan pak,saya kamu saya sendiri" "Iya saya tahu kamu itu kamu sendiri nak" "Pak saya ini saya sendiri paK" "Kamu keluar dari kelas saya"
Ka cerita Lagi KULKAS Jadi dulu pas gua SD kelas 2an gitu lah,mamah baru beli kulkas baru kan. Gua tuh seneng gitu makanin es batu. Suka gua emut emut. Jadi tiap ada yang buat es batu suka gua ambilin. Dari kecil udah panjang tangan. Suatu saat gua bilang. "Mah kok es batu ga ada!" "Iya mamah ga buat tadi lupa" "AH TERUS KAKA NYEMIL APA" Kaya ga ada makanan lain di dunia. Semut sama upil banyak padahal. Yaudah gua ngambek. Ga ngomong ke nyokap 2 jam. Sampe akhirnya gua yang jenius ini mendapat ide cemerlang. Kan ada freezer,pasti dingin. YAIALAH DINGIN. Trus dengan tampan dan gagah beraninya gua jilat itu freeezer. Eh. Lidahnya. Nempel. Panik. "WAWAH WIDAH HAHA HEMPEL HIH. HOLONG HAH HOLOONG" Trus ga ada yang denger. Ada kali tiga menitan gua disana diem,nangis sambil melet. Biasa lah bocah nangis suka ngedumel. Tapi gua ngedumelnya ngedumel hidayah. "Ya huhan,harco hinta haaf hatas hemu hoha harco ya huhan" KEK ORANG SAKARATUL MAUT Trus mamah datang. Ku senang. Dipakein air anget. Lepas. Dah.
Ry Azzura kemudian melontarkan pertanyaan dalam menulis, Ingin mencari atau dicari penerbit? Tentu saja kita ingin dicari penerbit. Apalagi sekarang jamannya sosial media, seseorang bisa terkenal melalui ceritanya di wattpad, ask fm, status path, youtube, dan lain-lain. Ry Azzura menyarakan dalam menulis, ubah pola pikir! Jangan yang penting naskah saya terbit tapi yang penting naskah saya terbit, jadi best seller, review di Goodreads bagus, diquote di tumblr. Kalau buku laku, penulis dan penerbit sama-sama diuntungkan. Menurut Ry Azzura, setiap orang punya cerita lucu tapi tidak semua orang bisa bercerita dengan lucu. Dia sering kagum dengan orang-orang yang sering cerita di sosmed dan disukai banyak orang. Mereka seringkali tidak menyadari kalau mereka bisa menulis. Ry Azzura mengakui bahwa balah satu pertanyaan yang sering ditanya adalah mengapa seleb sosial media mendapat tawaran menulis? Karena disukai banyak orang/terkenal juga termasuk keunikan. Untuk
seleb-seleb di sosial media, editor bukune sebelum menawarkan mereka
menulis buku akan mengecek apakah mereka bisa menulis dan konsisten
menulis. Biasanya yang pertama kali dicek adalah blognya. Terkenal bukan satu-satunya faktor mendapat tawaran menulis dari penerbit, tetap ada filter/sortir terlebih dahulu. Menurut Ry Azzura, jika
semua seleb sosial media ditawari untuk menulis,
mungkin sekarang buku yang diterbitkan Bukune lebih banyak lagi.
Sayangnya, tidak semua seleb sosial media bisa menulis. Dalam menulis, jangan berpikir idenya harus wah atau baru sehingga kalian tidak juga menulis. Ry Azzura menjelaskan bahwa tidak ada cerita yang orisinal, tapi biasanya sudut pandang berbeda. Contoh: Past & Curious dengan premis jika hidup punya tombol rewind. Setiap dari kita pernah membayangkan jika hidup kita punya tombol rewind tapi tentu sudut pandangnya berbeda. Ry Azzura berbagi tips supaya dicari penerbit: a. Milikilah personal branding Ingin dikenal sebagai apa? Branding itu direncanakan untuk bisa sukses. Marco sempat menceritakan kisahnya : Awalnya dia hanya ikut-ikutan teman-temannya membuat akun ask fm. Tidak disangka jawabannya dilike banyak orang. Dia kemudian memperhatikan jawaban-jawaban yang likenya banyak. Dia menemukan bahwa like banyak ketika dia menampilkan diri sebagai seorang yang miskin, tersiksa/dibully, ga tahu malu, males. Sehingga ketika menjawab untuk pertanyaan selanjutnya di ask.fm, Marco berusaha mengulang ciri khas tersebut. b. Mulailah berkarya di sosial media (share). Biarkan orang tahu karyamu. Kita hidup di era dimana jika kamu tidak memberi tahu karyamu, kau dianggap tidak berkarya. Ry Azzura juga merekomendasi bacaan yaitu Show Your Work karya Austin Kleon c. Konsisten berkarya Perlu waktu untuk menjadi bagus dan terkenal. Memaku itu tidak cukup sekali dan mendaki gunung itu tidak cukup satu langkah. Sesi kemudian dilanjutkan oleh Syafial Rustama. Beliau membahas mengenai menerbitkan buku. Apa motivasi menulis buku? -Hanya ingin menerbitkan -Menjadi terkenal -Royalti? -Menginspirasi? -Menjawab keresahan? Menurut Syafial, semua alasan di atas benar, yang penting adalah NULIS! Sekarang, bagaimana caranya naskah menjadi buku? -> lewat perusahaan penerbit Biasanya naskah ini sudah melalui seleksi, editing dan kompetisi -> Self publishing Beranikan dirimu raih kesempatan Dalam menerbitkan buku, pilihlah "rumah" yang tepat. *Pahami genre tulisan *Riset berbagai penerbit (googling, kunjungi toko buku) *Pahami karakter setiap penerbit dan pastikan genre tulisanmu cocok *Kenali "saingan" bukumu *Pelajari tren Syarat-syarat pengajuan Naskah Untuk mengetahui syarat-syarat pengajuan Naskah ke Bukune bisa cek disini. Bukune menerima Personal Literature, Novel Komedi, Novel Horor, How-to, Lifestyle, dan Comics. Apakah Naskah saya memenuhi syarat? Cek tema dan genre. Selain itu, edit sendiri naskahmu sebelum dikirim ke penerbit > Ini cerita bukan hanya kumpulan kata-kata tanpa makna >Ketahui sisi lemah tulisanmu > Jangan ragu untuk memotong atau menghapus bagian yang tidak perlu. > Milikilah beta readers/first readers > terbuka terhadap feedback Jangan sampai naskahmu dibantai editor, atau lebih parah dibantai pembaca. Dalam mengirim naskah, perhatikan prosedur dan ikuti. Jika ditulis empat bulan baru mendapat kabar, tunggu empat bulan. Jangan bertanya sebelum empat bulan. Jika ditolak, jangan katakan saya tidak cukup bagus tapi katakan saya belum cukup bagus. Jika mengalami writer block, paksa diri menulis. Ingat tulisan jelek lebih baik dari tulisan yang tidak ada (ga jadi). Tulisan jelek bisa diedit, tulisan yang tidak ada, apa yang mau diedit? Syafial kemudian menutup penjelasannya dengan kalimat "Deadline bikin hidup terburu-buru tapi hidup perlu terburu-buru agar banyak pencapaian. "
Note: Tulisan tentang buku sekarang pindah ke blog Hana Book Review (hanabilqisthi.wordpress.com)